Saiful: "Generasi Muda Kukar Harus Memiliki Semangat Enterpreunership"
 Saiful Aduar SPd (Foto: hmsdprd) |
|
|
|
JUMLAH pegawai tenaga tidak tetap daerah (T3D) yang dinilai sebagian anggota DPRD Kukar telah melampaui batas hingga kini masih menjadi isu hangat. Saiful Aduar, anggota dewan dari Fraksi Amanat Keadilan Rakyat (AKR) misalnya, menilai, jumlah pegawai honor daerah (honda) yang saat ini telah mencapai sekitar 15.000 pegawai memang angka yang berlebihan dan terkesan rekrutmennya tidak mempertimbangkan aspek kebutuhan daerah.
Tidak itu saja, dikatakannya pula, jumlah pegawai honda tersebut akan menjadi “bom waktu” yang tanpa disadari akan menimbulkan pengangguran tak kentara. “Lihat saja di beberapa kontor di daerah ini. Padat pegawai, rendah produktifitas,” ungkap Saiful, belum lama ini.
Kemudian yang jadi pertanyaan apakah perlu rekrutmen pegawai honor distop? Langkah menyetop pegawai honda bisa menjadi pilihan terakhir diantara pilihan tersulit. Sulit, karena sebenarnya peminat tenaga honda dimungkinkan masih banyak di daerah ini.
Mengelola keinginan peminat tenaga honda di daerah ini memang tidak harus dengan cara menyetop rekrutmen pegawai honor? Pemerintah daerah Kabupaten Kukar seharusnya dapat mencari alternatif lain untuk mengelola kecendrungan mental generasi muda di daerah ini yang lebih suka memilih ingin menjadi pegawai.
Padahal jika ingin dikelola ruang kerja untuk sektor swasta dengan melalui pemanfaatan APBD daerah ini yang nilainya terliunan rupiah, tidak sedikit dunia usaha yang dapat dikelola bila diarahkan secara baik pada pembangunan sektor swasta.
Saiful menyarankan, pemerintah dan instansi terkait daerah ini sudah seharusnya lebih menggalakan program-program yang mendukung peningkatan sumber daya masyarakat yang produktif seperti misalnya, membuka pelatihan kerja, kursus-kursus, mendongkrak semangat baca masyarakat, dan menggelar pelatihan keterampilan masyarakat, ketimbang terus-menerus menambah pegawai honor daerah yang sebenarnya jika mereka dikelola dengan membekali pendidikan dan keterampilan di dunia usaha dapat menjadi potensi besar bagi Kukar membangun masyarakat yang cerdas, berskil, dan mandiri.
Tidak itu saja, dia juga mengharapkan, agar generasi muda Kukar lebih memiliki semangat enterpreunership untuk menggalakan sektor swasta baik itu dibidang perkebunan, perdagangan, pertanian, dan sektor-sektor lainnya. “Saya sendiri sudah punya program riil dengan membangun pondok pesantren berbasis agribisnis yang diharapkan kelak melahirkan santri yang mandiri, generasi muda yang berakhlak serta tidak harus bercita-cita menjadi pegawai,” ungkapnya. (
gu2n)