Dewan Kritisi Perbaikan Jalan Tambal Sulam
 Salehudin, anggota DPRD Kukar (Foto: pwt) |
|
|
|
SIMAKLAH ucapan ini: "Saya tidak habis pikir setelah berkeliling dan menyaksikan secara langsung kondisi di kota Tenggarong ini, jalannya banyak yang rusak, dan banyak pula gang-gang yang belum di semenisasi. Katanya daerah ini kaya, tapi kenyataannya...." Ya, demikianlah komentar seorang tamu dari Sumatera Barat yang datang berkunjung ke Tenggarong, beberapa waktu lalu. Kenyataan yang dia saksikan memang berbeda dengan apa yang dia dengar selama ini.
Dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kutai Kartanegara (Kukar) Harun Nurasid, tersenyum kecut ketika komentar tamu dari luar daerah itu disampaikan kepadanya. Beliau mau tak mau mengakui kondisi yang demikian. Di dalam kota Tenggarong memang masih banyak jalan yang rusak, berlubang-lubang dan kalau hujan menjadi becek serta digenangi air. Masyarakat yang setiap hari melewati jalan itu tentu saja merasa sangat tidak nyaman. Dan ujung-ujungnya Dinas PU yang disalahkan.
"Ini lagu lama yang terus berulang," kata Harun Nurasid bagai berpuisi. "Kami tidak menutup mata terhadap kenyataan di lapangan. Segala keluhan masyarakat dengan sigap kami tanggapi. Oleh sebab itu secara bertahap ruas-ruas jalan yang rusak kami perbaiki, juga sistem drainasenya kami sempurnakan."
Beberapa titik kerusakan tersebar di dalam kota Tenggarong seperti, di Jl Pesut, Jl Gunung Meratus, Jl Kartini, Jl Danau Aji, Jl Sultan Alimuddin, Jl Gunung Kombeng, dan Jl Mangkuraja. Sementara kerusakan di Tenggarong Seberang meliputi wilayah Tanjung Batu, Karang Tunggal dan Perjiwa.
Perbaikan yang dilakukan oleh Dinas PU melalui kontraktor dilaksanakan dengan cara tambal sulam. Titik-titik kerusakan yang telah disebutkan di atas tadi sudah diperbaiki dalam dua pekan terakhir ini. Namun, Harun Nurasid mengakui keterbatasan dana yang menjadi kendala utama. Menurutnya, untuk tahun 2008 ini instansi yang dipimpinnya hanya memperoleh alokasi dana sebesar Rp 5 miliar saja. Sementara kerusakan di lapangan membutuhkan dana yang lebih dari itu.
"Kami minta kepada masyarakat untuk ikut mengontrol pekerjaan para kontraktor. Bila menemukan kualitas pekerjaan kontraktor yang kurang beres, laporkan saja kepada kami," kata Harun Nurasid mengingatkan.
Salehudin, anggota DPRD Kukar dari Komisi II mengatakan, perbaikan jalan yang dilakukan secara tambal sulam bukan merupakan solusi yang tepat untuk pemakaian jangka panjang, apalagi jika dikerjakan secara asal-asalan. Tambalan yang tidak rata dapat membahayakan pengguna jalan, dan jika fondasinya tidak kokoh tambalan tersebut mudah terkelupas hingga jalan tersebut berlubang kembali.
Menurut Salehudin, yang terpenting adalah, Dinas PU harus memilih serta menyeleksi kontraktor yang benar-benar berkualitas dan berpengalaman di bidang pengerjaan jalan. Jangan lagi memakai kontraktor yang tujuannya mengejar keuntungan semata, tanpa menunjukkan hasil kerja yang maksimal serta berkualitas. (
as)