DPRD Kutai Kartanegara
Warta DPRD: Hulu Mahakam Kukar Terancam Tenggelam

Hulu Mahakam Kukar Terancam Tenggelam


Anggota DPRD Kukar saat mengunjungi Desa Genting Tanah, Kembang Janggut (Foto: murdiansyah)
PERHATIAN DPRD Kukar terhadap beberapa wilayah rawan banjir di daerah ini terus dilakukan dengan meninjau lokasi dan memberi bantuan sembako. Belum lama ini (3/12), anggota dewan M Irkham, Abdul Sani, dan Hermain mengunjungi wilayah banjir di Kecamatan Kembang Janggut, Kukar.

Wilayah dengan luas 1.923,9 Km persegi tersebut, beberapa desanya memang rawan banjir seperti, Desa Genting Tanah, Loa Sakoh, dan beberapa desa sekitarnya. Dihadapan beberapa warga, Sani mengatakan, kunjungan DPRD Kukar kebeberapa kecamatan banjir di daerah ini adalah bentuk kepedulian sekaligus tanggungjawab tugas sebagai wakil rakyat. ”Bantuan yang kami berikan ini tidak seberapa, tapi rasa peduli dan silaturahmi itu yang harus dan terus kita jaga,” ujar politisi dari Partai Golkar ini.

Sedangkan Irkham mengharapkan, bantuan yang diserahkan kepada warga korban banjir ini agar dikelola dengan baik dan dimanfaatkan terutama untuk masyarakat yang membutukan seperti, orang tua jompo, anak yatim, janda tua, dan warga yang sangat memerlukan.

Seperti diketahui, masyarakat Kembang Janggut dengan jumlah penduduk 20.465 jiwa hampir mayoritasnya bergerak di sektor pertanian. Luas lahan yang dikelola masyarakat setempat untuk bertani mencapai 20.889 hektar.

Banjir yang disebabkan luapan air Sungai Mahakam dan ditambah tingginya curah hujan beberapa pekan ini, tidak hanya telah menenggelamkan rumah warga dan fasilitas umum. Tapi juga telah menenggelamkan lahan pertanian dan perkebunan masyarakat setempat.



Kecamatan Kembang Janggut termasuk wilayah rawan banjir akibat luapan Sungai Mahakam (Foto: murdiansyah)
Junaidi, masyarakat Desa Genting Tanah, mengungkapkan, banjir beberapa pekan ini setidaknya telah membuat lahan pertanian, perkebunan dan perternakan warga terganggu. Tidak sedikit bibit padi, bibit pohon sengon, dan bibit pohon jati yang mati. Bahkan ada pula peternakan Sapi milik masyarakat yang juga ikut terendam banjir.

”Saya sebagai perwakilan warga mengharapkan, agar aspirasi kami ini bisa disampaikan kepada Pemerintah Kabupaten Kukar dan instansi terkait agar persoalan banjir di Hulu Mahakam ini dapat segera ditangani secara baik dan terpadu,” kata Junaidi yang juga merupakan Kepala Desa Genting Tanah.

Menanggapi ”curhat” warga korban banjir tersebut, Hermain menegaskan akan menyampaikan dan membahas masalah wilayah banjir yang terjadi di Kecamatan Tabang, termasuk dibeberapa kecamatan lainnya, lebih serius.”Kami juga tidak akan membiarkan problem banjir di Hulu Mahakam ini terus meluas tanpa ada kebijakan arif dan serius dari pemerintah daerah dan instansi terkait,” ujarnya.

Sementara itu ditempat kunjungan terpisah, anggota dewan Suriadi mengatakan, kerusakan alam seperti pembukaan lahan hutan tak terkendali menjadi penyebab utama meluapnya air sungai di Hulu Mahakam, disamping dampak pemanasan global. ”Ini sudah menjadi hukum, kerusakan alam akibat pemanfaatan hasil alam tidak terkendali dan serampangan menjadikan bencana ekologi di bumi ini kian membesar,” ujarnya.



Anggota DPRD Kukar serahkan bantuan untuk korban banjir (Foto: murdiansyah)
Karena itulah, lanjut Suriadi, pemerintah daerah ini sudah saatnya mengambil kebijakan tegas dan arif terhadap pengelolaan alam, terutama aktivitas pembukaan lahan dan eksploitasi alam yang tak memperhatikan keseimbangan lingkungan. ”Bila pengelolaan lahan tidak diperhatikan, tidak menutup kemungkinan beberapa tahun kedepan Kukar terancam tenggelam,” ujar politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini disela-sela kunjungannya di wilayah banjir Kecamatan Kota Bangun, beberapa waktu lalu. (gu2n)