Dewan Tegaskan Anggaran Pendidikan Mutlak 20 Persan
 Pendidikan yang ada di Kutai Kartanegara (Foto: murdiansyah) |
|
|
|
RANCANGAN Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) tahun 2010 saat ini sedang dibahas tim anggaran eksekutif dan legislatif. Karena itu, Ketua Komisi III DPRD Kukar G Asman Gilir berpendapat alokasi dan realisasi anggaran tahun 2010 harus menyentuh kebutuhan masyarakat secara langsung sehingga dapat memberikan dampak positif bagi kesejahteraan dan kemajuan Kukar.
Kebutuhan langsung kata G Asman Gilir khususnya mengenai pembangunan bidang pendidikan dan kesehatan. Selain itu tersedianya kebutuhan dasar masyarakat seperti penerangan dan air bersih. Anggaran pendidikan mutlak 20 persen pada tahun 2010 mendatang. Hal ini selain merupakan amanat UU tentang pendidikan juga merupakan komtmen Pemkab Kukar.
"Karena itu saya berharap Dinas Pendidikan membuat Rencana Kerja Anggaran (RKA) yang bisa menyerap anggaran sebanyak 20 persen dari APBD," kata Asman Gilir diruang Komisi III DPRD Kukar baru-baru ini.
Menurutnya, pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan fondasi utama dalam menciptakan kemajuan dan kesejahteraan. Sektor pendidikan di Kukar masih menjadi persoalan yang perlu perhatian dan penanganan serius dari pemerintah. Kualitas dan penyebaran guru masih belum merata. Sarana dan prasarana pendidikan masih terbatas. Karena itu, dengan dialokasikannya anggaran pendidikan sebesar 20 persen maka secara bertahap pembangunan pendidikan di Kukar semakin maju dan berkualitas,ujar politisi Partai Demokrat ini.
Senada diungkapkan Politisi Partai Golkar, Abdul Sani. Menurutnya, selain pendidikan anggaran bidang pertanian dan perkebunan juga harus ditingkatkan.Sebagian besar masyarakat Kukar adalah bermatapencarian sebagai petani dan pekebun. Namun sampai saat ini alokasi anggarannya masih sedikit.
"Pola bertani dan berkebun petani Kukar masih tradisional dan belum didukung sarana dan prasarana pertanian yang memadai. Padahal didaerah-daerah yang anggarannya lebih sedikit dari Kukar, pola pertaniannya sudah sangat bagus," ujarnya.
Ia juga menambahkan, sektor pertanian dan perkebunan merupakan barometer kesejahteraan masyarakat Kukar. Karena itu, harus didukung pembangunan infrastruktur jalan sehingga hasil pertanian dan perkebunan selain untuk dikonsumsi juga bisa dijual. Contoh yang paling dekat yaitu petani Kubar. Dengan dibangunnya jalan poros Samarinda, Tenggarong dan Kubar maka aktifitas ekonomi masyarakat dari hulu ke hilir menjadi lancar.
"Hasil pertanian dari tanah hulu dibawa ke Samarinda, kemudian dari Samarinda membawa barang-barang kebutuhan masyarakat untuk dijual kembali. Ini semua sebagai dampak dari arus transportasi yang sudah bagus. Kukar tentu harus seperti itu," pungkansya. (
aph/mk)