DPRD Kutai Kartanegara
Warta DPRD: Siswa Unggulan Belum Bisa Tempati Gedung Baru

Siswa Unggulan Belum Bisa Tempati Gedung Baru


Gedung SMA 3 Unggulan di Desa Landap Tenggarong Seberang (Foto: murdiansyah)
GEDUNG sekolah SMAN 3 Unggulan yang dibangun sejak tahun 2007 dan terletak di Desa Landap, Kecamatan Tenggarong Seberang, kini hampir rampung pembangunannya. Hanya saja kelanjutan keseluruhan penyelesaian bangunan masih menunggu waktu lama. Hal ini dikarenakan alokasi anggaran untuk tahap kelanjutan pembangunannya tidak masuk dalam anggaran pada tahun ini. Dan akibatnya, hingga kini siswa masih harus menumpang di gedung sekolah SMA Negeri 2 Tenggarong.

SMAN 3 Unggulan yang tampak dibangun dua lantai ini diatas tanah kurang lebih 10 hektare, kini masih 70 persen penyelesaiannya. Bangunan tersebut terdiri dari gedung utama sekolah dan asrama putri yang pekerjaanya dilakukan oleh kontraktor PT Arta Nusa dan tampak sudah rampung 100 persen. Diperkirakan pada bulan Maret 2010 bangunan ini akan diserah terimakan. Sedangkan untuk bangunan asrama putra masih tahap penyelesaian yang pengerjaannya dikerjakan oleh PT Wijaya Karya (WIKA).



Gedung Asrama Putri (Foto: murdiansyah)
Dalam kesempatan belum lama ini, reporter dprdkutaikartanegara.go.id, mencoba menyelusuri proyek bangunan sekolah unggulan tersebut. Melalui jalur dua jalan tol Tenggarong – Samarinda dan kemudian masuk simpang kiri setelah Stadion Landap dengan menyusuri jalan tanah sekitar kurang lebih 3 Km, gedung berlantai dua itu terlihat megah di tengah hutan.

Dari penelusuran beberapa bagian proyek bangunan terlihat belum memiliki fasilitas penunjang seperti listrik, air beris dan jaringan kabel telekomunikasi. Sementara itu, sebagian besar ruangan telah terisi meja dan kursi serta perlengkapan ruangan. Telihat pula dua orang Satpam telah melakukan aktivitasnya: mengawasi dan menjaga bangunan gedung.

Selain masih beberapa fasilitas penunjang yang belum memadai, beberapa proyek pembangunan tampak masih dalam tahap pengerjaan seperti: perumahan guru, kantin sekolah, gedung serbaguna, perumahan penjaga sekolah, halaman parkir, dan termasuk akses jalan menuju bangunan sekolah ini yang masih menggunakan jalan tanah, yang disa dipastikan bila hujan turun jalan yang ada tidak bisa dilewati, kerena licin dan penuh kubangan lumpur.



Gedung Asrama Putra (Foto: murdiansyah)
Pemerintah daerah harus menyikapi serius kelanjutan pembangunan pendidikan tersebut. Apalagi bangunan sekolah ini sangat stategis keberadaanya, terutama dalam upaya pembangunan sumber daya manusia masyarakat di daerah ini. Tentunya kita berharap komitmen pemerintah untuk memajukan pendidikan di Kukar tidak hanya slogan dan program, tapi lebih dari itu direalisasikan dalam kebijakan nyata yang dapat segera dimanfaatkan untuk mengejar ketertinggalan dan keterbelakangan di bidang pendidikan. (mr/pwt)