Komisi II Sidak Proyek di Tenggarong Mayoritas Dikerjakan Asal-Asalan
 Komisi II DPRD Kukar menemukan banyak sekali persoalan saat melakukan sidak proyek di Tenggarong kem (Foto: dian) |
|
|
|
Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutai Kartanegara (Kukar), Selasa (27/07) kemarin menggelar inspeksi mendadak (sidak) di Kota Tenggarong. Beberapa proyek yang sedang dikerjakan pun tidak luput dari pantauan langsung para anggota dewan tersebut.
Rombongan Komisi II yang diketuai Awang Yacoub, didampingi anggotanya, Puji Hartadi ST, Arif Ariezal,SE, Syahranie, Abu Bakar Has, Sudarto,BA dan Khairil Anwar tersebut memantau langsung pengerjaan proyek jalan dan bangunan yang sedang dikerjakan.
Beberapa proyek yang ditinjau antara lain, peningkatan Jl AM Sangaji-Jl Awang Long, Jl Rapak Lambur, Jl Ki Hajar Dewantara, Jl Mangkuraja dan Pasar Mangkurawang. Rombongan didampingi langsung utusan dari Dinas Pekerjaan Umum (PU). Sedangkan dilokasi yang disidak, para wakil rakyat tersebut ditunggu langsung Petugas Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), konsultan perencana dan pelaksana proyek masing-masing.
Dari sidak yang dimulai sekitar pukul 11.00 Wita tersebut, anggota dewan merasa miris melihat kondisi proyek yang sedang dikerjakan. Sebut saja di Jl AM Sangaji-Jl Awang Long yang dikerjakan PT Dian Nugraha Sentani.
Untuk pembangunan jalan berbahan baku beton tersebut, Pemkab Kukar saja harus merogoh kocek sampai Rp11,9 Miliar (M). Namun jumlah dana sebesar itu tidak sebanding dengan hasil yang diperoleh. Pasalnya beberapa ruas jalan yang sudah jadi malah banyak yang retak dan rusak.
 Komisi II DPRD Kukar, Menemukan jalan yang belum digunakan sudah rusak (Foto: dian) | |
|
|
Pun demikian, paling parah adalah pengerjaan proyek di Jl Rapak Lambur yang panjangnya mencapai 600 meter dengan lebar 6 meter. Proyek yang menghabiskan dana sebesar Rp1,374 M dan dikerjakan PT En Handayani tersebut hasilnya sangat memprihatinkan.
Dalam sidak tersebut, pelaksana malah menyalahkan adanya arus lalu lintas truk dengan muatan besar di area proyeknya. Padahal jika dicermati, rusaknya jalan lantaran teknis pembuatan jalan yang salah kaprah.
Sama halnya dengan proyek semenisasi Jl Mangkuraja yang dikerjakan PT Pilar Persada. Anggaran sebesar Rp8,172 M yang digelontorkan untuk proyek tersebut terlihat tidak dikerjakan dengan baik. Contoh yang paling nyata adalah kondisi tanah yang masih labil, namun sudah ditutup plastik guna dilakukan semenisasi.
Sementara kunjungan di Pasar Mangkurawang lebih cenderung mengecek kondisi bangunan. Pihak pengelola menyampaikan kendala yang dihadapi adalah terkait pembebasan lahan yang harganya bervariasi.
Dari kesimpulan tersebut, Awang mengingatkan agar para konsultan dan kontraktor pelaksana bisa bekerja lebih baik lagi. Jangan sampai kedepannya proyek yang dikerjakan malah tidak bermanfaat lantaran kualitasnya rendah.
 Proyek Pasar Mangkurawang Tenggarong (Foto: dian ) | |
|
|
“Yang penting kami meminta kepada seluruh pihak, baik konsultan, pelaksana, PPTK dan Dinas PU untuk serius dalam mengerjakan proyek. Jangan sampai kedepan menimbulkan masalah dan berujung terhadap kasus hukum,” tandasnya.
Sementara Sekretaris Komisi II Puji terlihat tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya terhadap kualitas proyek yang ada. Apalagi berdasarkan pantauannya di lapangan selama sidak, pengerjaan proyek cenderung asal-asalan.
“Bisa kita nilai sendiri. Kualitasnya buruk sekali. Semua proyek yang kita sidak tadi (kemarin, Red) rata-rata seperti tidak paham mengerjakan proyek. Masa baru selesai dibangun sudah rusak lagi,” cetusnya.
(
Mr)