DPRD Kutai Kartanegara
Warta DPRD: Komisi II Kunjungi Pusat Pengembangan Sapi Bali

Komisi II Kunjungi Pusat Pengembangan Sapi Bali


Komisi II Kunjungi Pusat Pengembangan Sapi Bali di Muara Kaman (Foto: Mr)
KOMISI II DPRD Kutai Kartanegara (Kukar) mendatangi pusat pengembangan sapi bali (Breeding Lentre of Bali Cattle) Dinas Peternakan Kukar di Jalan Poros Tenggarong - Kota Bangun Km 50 Desa Lebahu Ulak Kecamatan Muara Kaman,Jumat, (17/09) lalu.

Rombongan DPRD yang dipimpin Ketua Komisi II Ir Awang Yacob Luthman MM dan di dampingi H Abu Bakar Has, H Syahranie SE, Arif Arizal SE, H Khairil Anwar Effendi, Sudarto BA dan Sudirman diterima langsung Kepala Dinas Peternakan Drh Suriansyah Haji Mawi dan beberapa Staf Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD).

Suriansyah mengatakan lahan seluas 500 Hektar merupakan lahan milik Badan Penanaman Modal Daerah (BPMD) yang di pinjam pakai dinas peternakan untuk pusat peternakan sapi bali. Tahun 2005 dikembangkan sebanyak 240 ekor sekarang kurang lebih 500 ekor di tambah dengan beberapa desa binaan yang ada dalam wilayah Kukar.



"Kita ingin peternakan kita bisa menjadi contoh dan model bagi daerah lain yang ada di Kalimantan T (Foto: Mr)
Menurutnya, Dinas Peternakan Kukar masih kekurangan dana sekitar Rp30-50 Miliar dalam rangka pengembangan sapi bali. Dana tersebut digunakan untuk hal pembibitan, pembudidayaan dan pengembangan ternak sapi bali baik berupa bibit ternak, semen beku (Mani Beku), bibit embrio, hijauan pakan ternak, produk olahan ternak sapi bali lainnya. "Kita disini juga kesulitan untuk melakukan pengembangan ternak sejak tahun 2006. Pusat peternakan ini belum ada jaringan listrik dari PLN, untuk sementara masih mengunakan mesin genset sendiri yang biyanya cukup mahal," kata Suriansyah.

Dinas Peternakan juga sudah membina beberapa Desa Binaan yang diberi pelatihan agar berhasil dalam beternak sapi. Mengapa memilih sapi bali untuk dikembangkan, karena sapi jenis ini mempunyai keunggulan cepat berkembang biak/ fertilitas tinggi, mudah beradaptasi dengan lingkungan, dapat hidup di lahan kritis, mempunyai daya cerna yang baik terhadap pakan, persentase karkas yang tinggi sebesar 56 persen, harga yang stabil 15-20 juta per ekor dan setiap tahunnya cenderung meningkat,

Khusus sapi bali Nusa Penida, selain bebas empat macam penyakit, yaitu jembrana, penyakit mulut dan kuku, antraks, serta MCF (Malignant Catarrhal Fever). Sapi Nusa Penida juga dapat menghasilkan vaksin penyakit jembrana, landungan lemak karkas rendah, berat badan hidup dapat mencapai 700 kg s.d 1.000 kg, keempukan daging tidak kalah dengan daging impor.



Lahan 500 hektar ini sesuai untuk mendirikan Sentra Pendidikan, Pusat Peternakan, SMK dan lainnya (Foto: Mr)
Komisi II DPRD Kukar berharap Dinas Peternakan bisa mengelola dengan baik, tidak hanya terfokus pada peternakan sapi bali saja. Lahan 500 hektar ini cukup luas coba lahan yang ada di kemas untuk mendirikan Sentra Pendidikan, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Pusat Peternakan, Pembuatan Biogas, Pengembangan 12 pakan ternak, bahkan tempat Pariwisata.

"Kita ingin peternakan kita bisa menjadi contoh dan model bagi daerah lain yang ada di Kalimantan Timur bahkan Indonesia," kata Awang Yacuob. (mr/hms)