DPRD Kutai Kartanegara
Warta DPRD: DPRD Labuhan Batu Utara dan DPRD Cilegon kunjungi DPRD Kukar

DPRD Labuhan Batu Utara dan DPRD Cilegon kunjungi DPRD Kukar


Rombongan kedua anggota DPRD ini diterima Wakil Ketua DPRD Kukar Marwan (Foto: yeni)
KEMAJUAN yang diperoleh Kabupaten Kutai Kartanegera (Kukar), terus menarik perhatian daerah lainnya. Kali ini anggota DPRD Labuhan Batu Utara Provinsi Sumatra Utara dan DPRD Cilegon ingin melihat langsung keberhasilan daerah ini.

Rombongan kedua anggota DPRD ini diterima Wakil Ketua DPRD Kukar Marwan, di ruang Banmus DPRD, Kamis (19/5). Didampingi anggota dewan lainnya seperti Sudarto, Sugianto dan Sudirman, pertemuan berlangsung dalam suasana hangan dan penuh keakraban. Dalam Tanya jawab seputar pembangunan dan investasi yang ada di daerah ini.



anggota DPRD Labuhan Batu Utara Provinsi Sumatra Utara dan DPRD Cilegon (Foto: yeni)
Kabupaten Labuhan Batu Utara yang secara definitive baru berdiri sejak April 2009 lalu. Hasil pemekaran ini memiliki sumber daya alam yang hampir sama dengan Kukar. Memiliki perkebunan sawit dan potensi batu bara, granit dan minyak bumi yang belum diekploitasi. Ketua DPRD Labuhan Batu Utara Drs H Ali Tambunan mengungkapkan ingin mengetahui pendapatan asli daerah.

Beberapa hal dipertanyakan seperti penataan kelembagaan pemerintahan, pengelolaan catatan sipil, pelayanan perijinan penanaman modal daerah, hingga pengelolaan dan pengendalian sumber daya alam. "Sebagai daerah yang baru dimekarkan, kami ingin belajar keberhasilan daerah ini," katanya.



Tukar cinderamata antar DPRD (Foto: HAMIT)
Demikian halnya dengan anggota DPRD Cilegon, yang ingin mengetahui anggaran daerah. "Kami ketahui bahwa Kukar memiliki APBD yang cukup besar," ungkap Wakil Ketua DPRD Cilegon Amal Irfanudin.

Marwan mengungkapkan bahwa Kukar memiliki APBD sebesar Rp 4,7 trilyun. Terbilang besar, namun untuk Kukar anggaran ini masih terbilang kecil melihat monografi dan topografi daerah ini. "Apalagi bila dibandingkan dengan apa yang telah diberikan daerah ini pada pemerintah pusat," kata Marwan.

Dikatakan Marwan, dibutuhkan anggaran yang besar untuk dapat mengembangkan dan mengejar ketertinggalan dari daerah lainnya. "Masih banyak daerah terisolir, karena salah satu tranportasi masih mengandalkan sungai," kata Marwan. (pwt)