MASYARAKAT MUARA JAWA LAPOR KE KOMISI II JALAN RETAK
 Sang Made Suthama melihat langsung kondisi jalan retak yang dilaporkan warga (Foto: dian) |
|
|
|
Komisi II DPRD Kutai Kartanegara (Kukar) menggelar inspeksi mendadak (sidak) pada proyek lanjutan peningkatan Jalan Tahir, Kelurahan Muara Jawa Pesisir, Kecamatan Muara Jawa, Kabupaten Kukar, Sabtu (10/9). Rombongan yang dipimpin Ketua Komisi II DPRD Kukar Sang Made Suthama melihat langsung kondisi jalan retak yang dilaporkan warga setempat sebelumnya.
"Proyek peningkatan Jalan Tahir ini tidak tersedia berem di sisi kanan-kiri jalan. Padahal, berem ini diperlukan untuk pengaman jalan yang tingginya 20 cm. Ini sangat membahayakan apalagi banyak anak bersepeda di sini, terutama pada malam hari," kata Puji Hartadi, Anggota Komisi II saat di lokasi. Puji mengatakan, idealnya konstruksi jalan sepanjang 381 m, lebar 6 m dan tebal 20 cm itu tersedia berem di kanan-kiri jalan ukuran masing-masing setengah meter.
Anggota lainnya, Baharuddin Demmu, anggota lainnya, menyoroti proyek peningkatan Jalan Tahir yang tidak transparan. Tak hanya Jalan Tahir, kata dia, ke depan semua proyek di Kukar harus memampang desain rencana pembangunannya di Kantor Desa atau tempat yang bisa diketuai masyarakat. "Kita tidak tahu data detail proyek Jalan Tahir ini seperti apa dan progres pembangunannya sama mana. Mestinya, hal itu diekspos atau dipampang datanya sehingga warga sekitar tahu dan bisa ikut mengawasi pekerjaan proyek sampai tuntas. Data proyek bisa dipampang di Kantor Desa," ujar Demmu.
Sedangkan plang proyek yang terpasang di sekitar lokasi tidak banyak memberikan informasi soal detail pembangunan Jalan Tahir tersebut. Plang proyek yang ada sekedar mencantumkan tanggal pekerjaan, nilai anggaran dan kontraktor yang mengerjakan proyek itu. Sedangkan ukuran jalan yang dikerjakan serta detailnya tidak dicantumkan.
 Komisi II DPRD Kutai Kartanegara saat melakukan sidak (Foto: dian) | |
|
|
Supardi, tokoh masyarakat Muara Jawa Pesisir, mengaku sudah menduga sebelumnya apabila proyek Jalan Tahir ini bakal bermasalah ke depan. Pasalnya dari awal proyek ini tidak transparan. Dalam pekerjaan awal, ujar dia, proyek itu tidak memasang plang data proyek untuk memberikan informasi kepada masyarakat. Belakangan setelah didesak masyarakat, plang proyek pun dipasang setelah beberapa hari kemudian. Warga pun sempat mengecap sebagai proyek siluman lantaran tidak ada plang proyek.
"Masa baru 2 hari dicor beton Jalan Tahir sudah retak-retak dan ini menjadi keluhan warga sekitar. Kami khawatir dalam beberapa bulan ke depan, Jalan Tahir makin rusak parah apabila tidak segera dibenahi," ujar Supardi
Dia berharap kepada Dinas Pekerjaan Umum Kukar untuk mengecek ke lapangan sekaligus mengawasi kinerja kontraktor sehingga apabila ditemukan kekurangan dalam pengerjaan proyek, kontraktor bisa langsung ditegur.
 Baharuddin Demmu, menyoroti proyek peningkatan Jalan Tahir yang mengalami ke retakan (Foto: dian) | |
|
|
Proyek peningkatan Jalan Thahir ini menelan dana APBD senilai Rp 1,3 miliar. Proyek ini dipercayakan pengerjaannya kepada kontraktor CV Langgeng Dwi Karya. Pekerjaan proyek dilaksanakan selama 120 hari, mulai 20 Mei-23 September 2011.
(
Top/Mr)