Kinerja Dewan Kukar Maksimal
 H. Bachtiar Effendi, Ketua DPRD Kutai Kartanegara (Foto: Doc DPRD) |
|
|
|
Bachtiar: Meskipun Belum Matang Berpikirnya
Sejak dilantik tanggal 14 Agustus 2004 lalu, ke-40 anggota DPRD Kukar telah menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing. Meskipun secara umum kinerja yang ditunjukan masing-masing anggota masih perlu dibekali pematangan dalam berpikir dan bertindak. Hal itu diungkapkan Ketua DPRD Kukar, H Bachtiar Effendi BcHk kepada wartawan belum lama ini.
"Komposisi anggota legislatif Kukar yang ada saat ini jauh berbeda dengan sebelumnya. Mereka yang duduk di kursi wakil rakyat ini rata-rata wajah baru. Sehingga perlu pematangan pemahamam semuanya, dalam menjalankan fungsi dan tugasnya selaku wakil rakyat," ungkap Bachtiar.
Penilaian tersebut diketahui Bachtiar setelah mencermati tindakan serta langkah yang ditunjukan masing-masing anggota, selama menjadi wakil rakyat Kukar, sekitar 5 bulanan terakhir. Di mana secara umum semuanya mampu menunjukan keinerja terbaik dan memuaskan.
"Kalau kita hitung, mereka bekerja baru sekitar 5 bulanan ini. Tetapi secara umum hasil kerja masing-masing pribadi, sesuai dengan fraksi yang dibidanginya, kami nilai memuaskan," tambahnya.
Sementara untuk sampai ke tingkat kematangan berfikir atau istilah asingnya maturity, ujar Bachtiar, diperlukan sekitar setahun kerja. Itu bisa dicapai setelah beberapa kali studi banding ke daerah lain. Termasuk menjalani sejumlah pelatihan dan pendidikan di lembaga-lembaga bersangkutan.
"Bisa dikatakan untuk tahun awal menjadi masa pembelajaran bagi anggota dewan yang ada. Tentunya sekaligus masa kerja yang tentunya diabdikan untuk masyarakat," kata Bachtiar lagi.
Diakuinya selama 5 bulan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai DPRD Kukar, dirinya dirasa masih terdapat banyak kekurangan dan belum bisa memuaskan seluruh pihak. Hal tersebut terjadi selain karena keterbatasan waktu juga masih belum matangnya cara berfikir dan bertindak para anggota dewan.
"Semoga nanti, sesuai perkembangan waktu, kondisi kematangan mereka dalam berpikir juga lebih meningkat. Agar dapat menyelesaikan permasalahan dengan pola pikir dan pandangan luas," katanya.
Ditambahkannya tidak samanya tingkat kematangan berpikir anggota dewan itu dapat dipahami. Mengingat masing-masing pribadi berasal dari partai politik (Parpol) berbeda. Ditambah lagi tingkat pendidikan dan pengetahuan berbeda.
"Tidak sama dengan PNS atau birokrat yang memiliki kematangan berpikir bagus, para anggota dewan ini mutlak memerluka waktu guna mencapai kematangan berpikir dan bertindak. Dalam menyelesaikan berbagai permasalahan rakyat dan daerah yang kerap muncul dan harus diatas," ujarnya mengakhiri. (idn)
(
www.sapos.co.id 03-01-05)