DPRD Lebak Berguru Perda Pertambangan dan Kagumi Baju Miskat Kukar
 Rombongan diterima langsung Sekretaris DPRD Kukar Drs H Awang Ilham,MM, di ruang kerja Sekwan (Foto: Murdian ) |
|
|
|
ANGGOTA Komisi C DPRD Kabupaten Lebak Provinsi Banten secara langsung ingin melihat Peraturan Daerah tentang Pertambangan ke DPRD Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Dipimpin langsung oleh Ketua Komisi C AM. Erwin Komara Sukma, didampingi Wakil Ketua DPRD Lebak Drs.H. Pepep Faisaludin dan beberapa orang anggota DPRD Lebak.
Rombongan diterima langsung Sekretaris DPRD Kukar Drs H Awang Ilham,MM, dan didampingi beberapa Kepala Bagian, Kepala Sub Bagian dan beberapa kepala SKPD di ruang kerja sekwan lantai II Sekretariat DPRD Kukar Kamis 16/5.
AM Erwin mengatakan maksud dan tujuan dari kedatangan anggota DPRD Lebak adalah melihat secara langsung kabupaten yang terkenal dengan historis pada kekayaan budayanya Adat Istiadat. Selain itu Kukar juga sangat luas dan kaya Sumber Daya Alamnya (SDA) baik disektor Migas, Batu Bara dan Perkebunan.
"Derah kami ingin belajar banyak tentang kiat-kiat dalam mengelola SDA di sektor pertambangan dan Perkebunan, karena daerah Lebak masih banyak Budaya dan SDA disektor pertambangan dan Perkebunan yang belum tersentuh," katanya.
Dikatakan, adapun hasil kunjungan yang kami dapat ini berupa peraturan daerah atau perda yang akan kami gunakan dan sebagai bahan kajian dalam membangun dan mensejahtrakan masyarakat Kabupaten Lebak nantinya kedepan.
 Sekretaris BPMD Kukar Hiruddin saat memberikan penjelasan pada DPRD lebak (Foto: Murdian ) | |
|
|
Sekretaris BPMD Kukar Hiruddin mengungkapkan di Kukar, kontribusi sektor pertambangan yang sebesar 83,65% (dengan Migas) dari total PDRB pada tahun 2012 menunjukkan masih dominannya peranan sektor tersebut. Mempunyai Produk unggulan sektor Pertambangan adalah migas, batubara, dan bahan galian golongan C, disusul gas alam cair (liquid natural gas). Produk unggulan lain yang masih berupa keunggulan komparatif adalah pasir kuarsa.
Sementara pembangunan Ekonomi Makro masih mengandalkan pada eksploitasi Sumberdaya Alam. Hal ini tergambar dari total PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2012dengan migas mencapai Rp. 129,26Triliun dan tanpa migas Rp. 62,90 trilyun, laju pertumbuhan ekonomi dengan migas 2,38% dantanpa migas 16,03%. Peranan sektor Pertambangan dan Penggalian sampai saat ini masih mendominasi struktur ekonomi Kabupaten Kutai Kartanegara yakni dengan migas sebesar 83,65%dan tanpa migas 66,40%, sedangkan sektor Pertanian dengan migas 6,53% dan tanpa migas sebesar 13,42%, adapun sisanya disumbangkan oleh sektor bangunan, sektor perdagangan, sektor hotel dan restoran, sektor industri pengolahan, sektor jasa, serta sektor lainnya.
Pendapatan per kapita dengan migas Rp. 171,03 juta dan tanpa migas Rp. 81,64 juta Sedangkan komponen Pendapatan Asli Daerah yang plafon anggarannya sebesar Rp.231,162 Milyar memberikan kontribusi yang realisasinya sebesar Rp.273,077 Milyar atau mencapai sebesar 136,46% dari plafon anggaran PAD.
"Untuk menjawab tantangan tersebut maka Pemkab Kukar telah memiliki rencana strategis selama 5 (lima) tahun ke depan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2011-2015 dengan Visi Menuju Terwujudnya Masyarakat Kutai Kartanegara Yang Sejahtera dan Berkeadilan," papar Hairuddin .
Disamping mencari Perda, anggota DPRD Lebak juga penasaran dan mengagumi pakaian yang digunakan hari ini. Karena bertepatan dengan hari Kamis kunjungan anggota Lebak ini, maka di lingkungan Pemerintahan Pemkab kukar menggenakan pakaian adat Kutai yaitu miskat.
 Usai pertemuan tukar cenderamata (Foto: Murdian ) | |
|
|
Sebagai daerah yang dikenal dengan kerajaan hindu tertua di Republik Indonesia, serta adanya fanatisme masyarakat terhadap warisan budaya maka sudah sewajarnya jika Pemkab Kukar juga mempunyai perhatian lebih dalam bidang budaya dan pakaian adat. "Baju Miskat merupakan salah satu pakaian daerah Kerjaan Kutai Kartanegara Ing Martadipura yg sudah menjadi seragam PNS di Tenggarong saat berkerja di kantor setiap hari Kamis, sebagai bentuk mencintai budaya leluhur dan bangga terhadap kerajaan kita dulu, dan Miskat ini setelah mendapatkan ijin dari Sultan Kutai Kartanegara," ungkap Awang Ilham.
(
Mur)