Pelestarian Budaya, Upacara Mencaq Undat Tarik Wisatawan
 Bupati Kukar dan Wakil Bupati hadiri Upacara Mencaq Undat (Foto: yeni) |
|
|
|
ANGGOTA Komisi IV DPRD Kukar turut hadir merayakan tradisi perayaan Mecaq Undat (Tradisi Perayaan Panen) yang masih terus dilestarikan oleh masyarakat Dayak Kenyah yang berada di Desa Budaya Lekaq Kidau kecamatan Sebulu, Kabupaten Kukar, Sabtu (11/10) lalu.
Acara mecaq Undat tersebut dibuka secara resmi oleh Bupati Kukar Rita Widyasari beserta undangan seperti Anggota DPRD Provinsi Kaltim Yang di Wakili oleh Martin Apuy, Ketua Pemuda Dayak Kalimantan Timur (PDKT) Kalimantan Timur, beberapa Kontingen dari desa-desa Budaya yang ada di Kukar serta Rombongan dari Pemkab Bali.
Mecaq Undat tersebut di laksanakan di desa budaya Lekaq Kidau yang ditandai dengan pemukulan gong oleh Bupati Kukar Rita Widyasari, dalam Sambutannya Bupati Rita Widyasari mengatakan Pemerintah Daerah sangat mendukung kegiatan ini dan semoga dengan terus dilaksanakan acara Mecaq Undat ini dapat melestarikan Budaya yang ada di Kukar dan desa budaya yang ada di Kukar ini bisa menjadi Tujuan wisata. "Sehingga akan banyak menarik wisatawan yang akan berkunjung ke daerah ini," katanya.
 Pelestarian Budaya (Foto: yeni ) | |
|
|
Wakil Ketua Komisi IV Kamarun Zaman didampingi Aini Faridah yang datang keupacara ini mengungkapkan bahwa acara ini merupakan potensi pariwisata ini harus terus di tingkatkan dan dinas Pariwisata kedepannya harus bekerjasama dengan pihak lain dalam rangka mendukung pelesatarian Budaya di daerah ini. "Penyelenggaraannya bisa dilakukan secara rutin sehingga bisa dikenal lebih luas lagi," katanya.
Acara yang sarat dengan kebudayaan asli warga setempat ini ini dimulai dengan Ngamen Bai' melalui seorang Tetua adat Mengamen Bai'. Inilah segala niat, rencana, maksud dan keinginan ataupun permohonan disampaikan kepada para Dewa seperti Bungan Malan Peselung Buan (sang pencipta). Melalui Kamen Bai' untuk pembukaan lahan / ladang.
Selanjutnya dilakukan acara mecaq undat para wanita dayak dengan bebusana adat bebaris menumbuk beras dengan menggunakan lesung panjang dengan menggunakan alu masing-masing. Setelah itu beras yang sudah ditumbuk lalu diayak menggunakan ayaman bambu yang dalam bahasa dayak disebut dengan Ko. Dan beras yang sudah menjadi tepung dimasukan di sebilah bambu yang berdiameter sekitar 50 cm dan dimasak dengan cara dibakar. Setelah matang, makanan dari tepung beras yang disebut undat Ao dibagikan dan dimakan besama-sama.
 Komisi IV DPRD Kukar poto bersama warga usai upacara (Foto: yeni) | |
|
|
Mencak undat ini selain ungkapan rasa syukur kepada tukan yang telah memberikan kemakmuran dengan hasil panen, juga memiliki makna kebersamaan dan gotong royong" karena semua orang kampung berkumpul bersama-sama melaksanakan pesta adat ini.
(
Pur/yeni)