DPRD Kutai Kartanegara
Warta DPRD: Lomba Perahu Ketinting

Lomba Perahu Ketinting


Ketika melakukan Lomba Ketinting (Foto: murdian )
Perahu Ketinting (Ces) merupakan perahu yang bermesin, perahu ini sering digunakan untuk aktivitas warga mencari nafkah, pada erau 2014 kali ini perahu ini dilombakan sedangkan, peserta lomba berasal berbagai kecamatan yang ada dalam Wilayah Kabupaten Kutai Kartaneggara (Kukar) diantaranya Kecamatan Muara Muntai, Muara Wis, Kota Bangun, Muara Kaman,Loa Kulu, Sebulu,Anggana, Sanga-sanga, Muara Jawa, Muara Badak dan dari Kabupaten lainya Kubar.

“Selain Memeriahkan Erau lomba perahu ketinting ini salah satu gambaran kehidupan masyarakat sekitar danau dan anak sungai yang terletak sepanjang sungai mahakam, perahu ketinting ini sebagai transportasi umum yang di gunakan untuk memperpendek jarak tempuh.



Sepanjang tepian sungai dipadati penonton (Foto: murdian )
Lomba ketinting kali ini mendapat perhatian khusus dari masyarakat dan peserta International Council of Organizations of Folklore Festivals and Folk Art (CIOFF).sehingga sepanjang tepian sungai dipadati penonton .

Ini tergambar betapa suka citanya Rakyat Kukar ketika ada olah raga tradisional semacam ini di tepian sungai mahakam mereka berbondong-bondong mengajak keluarga, teman duduk di turab sepanjang Kota Raja Tenggarong.

Sambil berwisata bersama keluarga di pinggir sungai mahakam membawa makanan sambil nonton lomba ketinting , ini sangat langka sekali kata salah satu ibu wiwik yang sehari-hari bekerja di Dinas Pendidikan Kukar.




Ibu wiwik warga kukar (Foto: murdian)
Dulu ketika saya ikut ayah bertugas di Pedalaman Sungai Belayan yakni Kecamatan Tabang saya sering sekali lihat ketinting ini dan perahu sebagai transportasi masyarakat untuk melakukan aktivitas ke ladang, berburu maupun melakukan aktivitas lainnya, karena disana masih banyak jalan darat yang terisolir dari desa satu dengan desa yang lain dari Kecamatan satu dengan Kecamatan lainnya .

Setelah saya sekolah dan bekerja di tenggarong jarang sekali melihat perahu maupun lomba seperti ini, ini sudah mulai langka, saya merasa gembira dengan adanya lomba seperti ini saya dan keluarga merasa sedikit terobati rindu kampung halaman. “Lomba ketitng ini mungkin hanya ada di Tenggarong makannya sayang jika terlewatkan. “ Kata Wiwik
(Mur)