DPRD Kutai Kartanegara
Warta DPRD: Doa Akbar Ciptakan Kesejukan

Doa Akbar Ciptakan Kesejukan


Nampak Wagub Yurnalis Ngayoh ketika Doa Bersama di halaman Kantor Bupati (Foto: GdR)
PANASNYA suhu politik di Kutai Kartanegara membuat kepanasan gerah Kapolda Kaltim Irjen Polisi Budi Utomo. Aksi demo satu bulan penuh menolak Pejabat Bupati Awang Dharma Bakti mengundang keprihatinan pejabat tingkat tinggi.Upaya mendinginkan panasnya politik ini, atas Undangan tertulis dari Forum Cinta Damai yang ditanda tangani oleh KH Elwansyah dan Drs Sudirman Taba sertu turut mengundang AKBP Drs. Supriyanto untuk melakukan DOA BERSAMA. Di halaman kantor, DOA BERSAMA DALAM RANGKA SUASANA KEBERSAMAAN, KESEJUKAN DAN KEHARMONISAN DI KUTAI KARTANEGARA, tanpa dihadiri baik H Syaukani maupun Awang Darma Bakti

Selain Kapolda dan Kapolres Kukar AKBP Drs Supriyanto, sejak pagi hari telah berkumpul Wabub Kaltim Yurnalis Ngayoh, Kajati Kaltim Masri Djinin SH, DPRD Kaltim diwakil Andi Harun, Dandim Tenggarong Letkol Infantri Dwi Listiyono dan beberapa tokoh agama, tokoh adat maupun tokoh pemuda. Dari unsur Muspida Kutai Kartanegara, yang hadir doa bersama dibawah pengawalan itu Sekkab Drs H Edy Subandi dan Asisten III H Chairil Anwar. Sedangkan, tidak hadirnya DPRD Kukar karena tidak diundang.

“Kamikan tidak mendapat undangan secara resmi dari panitia penyelenggara,” alasan Angota Komisi IV Yusrani Arran yang diamini beberapa anggota lainnya seperti Abdurrahman, Marwan SP ataupun Suriadi .

Himbaun dan keinginan terwujudnya kedamain di Kukar, pertama dilontarkan Yurnalis Ngayoh. Ia meminta seluruh elemen masyarakat untuk belajar instropeksi diri atas permasalahan yang menimpa dan terjadi di Kukar. Masyarakat tidak perlu termakan issu yang tidak bertanggung jawab baik secara hukum maupun moral. Lebih baik memanfaatkan potensi yang berada disekeliling untuk dapat diciptakan kesejahteraaan dan kemandirian. Wagub juga mengingatkan, tidak satupun agama mengajarkan kepada umatnnya untuk melakukan kekerasan dan permusuhan.

“Untuk menghindari terjadinya permusuhan, pertama yang harus disadari adalah menghilangkan rasa saling curiga antara satu dengan yang lain. Antara masyarakat dengan aparat, masyarakat dengan pemerintah atau dengan pihak-pihak lainnya,” kata Kaploda.
Budi Utomo sangat yakin bahwa masyarakat Kukar masih mencintai kedamaian dan ketentraman. Kukar yang memiliki kekayaan dan keindahan yang pantas untuk disyukuri sangatlah sayang bila dinodai dengan tindak-tanduk yang tidak bertanggung jawab, perbuatan yang dapat menciptakan kemusnahan. Dari 13 Kabupaten se-Kaltim yang telah didatangi, Kapolda mengaku kepincut keindahan sarana dan prasarana yang telah berhasil dibangun Pemerintah Kukar sejak bergulirnya Otda.

“Bila masyarakat sudah menjauhkan diri dari kedamain, ketentraman dan kesejukan, tunggu kehancuran pasti akan datang, seperti yang dialami saudara kita di Aceh,” tuturnya.
Berbagai bibit-bibit yang sangat berpotensi menimbulkan perpecahan untuk dihindari, Kapolda memberikan contoh, seperti obat-obattan, miras, kebiasaan membawa sajam atau saling hujat
Berbeda pandangan Kajati Kaltim Masri Djinin SH, berbagai upaya dan usaha untuk mencipatakan kedamain di Kukar telah dilakukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.Yang terisisa tinggalah DOA BERSAMA yang diyakininya kan berhasil memulihkan kondisi seperti semula.
“Pilkada yang tinggal 5 bulan lagi perlu aman dan diamankan,” tutuir Masri Djinin.
(GdR)