Rakyat lihat Titik Terang dari statemen Gubernur
 Salah seorang Korlap berorasi : Kita pasti menang (Foto: Sahrin) |
|
|
|
Semangat masyarakat Kutai Kartanegara untuk melakukan demonstrasi, menentang keberadaan ADB ( Awang Dharma Bhakti) sebagai Pjs (Penjabat sementara) Bupati, ternyata belum pudar. Meskipun beberapa hari mengalami kemunduran. Namun, pada Kamis (27/1). Mereka kembali memadati jalan Wolter Monginsidi, dalam jumlah yang cukup besar, masyarakat kemudian melakukan berbagai orasi serta long march, dari Kantor DPRD ke Kantor Pemkab.
Beberapa orator yang naik ke atas mimbar menegaskan. Demo yang mereka lakukan kali ini, adalah sebuah reaksi moral, atas statemen Gubernur Kaltim H Suwarna AF, mengenai tekadnya untuk mundur dari jabatannya sebagai Gubernur, apabila desakan masyarakat kepada Mendagri untuk melakukan revisi SK ADB, berhasil.
 Ribuan massa melakukan long march, dengan tertib tanpa anarkis (Foto: Sahrin) | |
|
|
Mereka mengganggap statemen Suwarna itu sebagai sebuah langkah simpatik dan pantas untuk di dukung. Tindakan mundur itu penting dilakukan, apabila dirinya sebagai gubernur tidak lagi mendapatkan tempat di hati masyarakat. Para demonstran melihat keinginan mundur itu sebagai refleksi tanggung jawab moral Gubernur kepada masyarakat, lantaran selama ini tidak pernah mendengarkan aspirasi rakyat, terutama masyarakat Kukar.
“Kita mendukung statemen Bapak Suwarna untuk mundur, karena itu merupakan tanggung jawabnya secara moral, ” tegas salah seorang orator.
Di tempat terpisah, Noor Muhammad Ssos kepada media ini menegaskan, tuntutan masyarakat tidak akan pernah kendor, selama SK belum direvisi. Penunjukan ADB selamanya akan menjadi masalah, dan catatan kelam bagi warga di daerah ini, selama tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah, rakyat tidak akan pernah dapat bekerja dengan tenang, mereka selalu dihantui rasa tertindas, akibat hilangnya kedaulatan wakil mereka di legislatif.
 Massa menuju Kantor Bupati dengan berbagai spanduk (Foto: Sahrin) | |
|
|
Ketika ditanya mengenai kans rakyat untuk memenangkan perjuangannya. Salah seorang orator, Muhip menjelaskan, mereka tidak melihat berapa besar kans untuk memang, namun sebagai gerakan rakyat yang di landasi atas rasa solidaritas terhadap wakilnya di legislatif, mereka tidak akan berhenti sebelum tujuannya tercapai. Secara jujur, beberapa demonstran juga menegaskan, meskipun merasa telah lelah, namun mereka akan terus turun kelapangan.
Saat ini, demonstran melihat adanya titik terang di tengah perjuangan mereka. Statemen Suawarna yang ingin segera mundur apabila SK ADB direvisi, sebagai sinyal kekalahan dari pihak propinsi. Perjuangan rakyat dirasakan tinggal selangkah lagi, karenanya berbagai aksi terus berlanjut, meski dalam batasan dan penjagaan yang ketat pihak keamanan.
(
rin)