DPRD Kutai Kartanegara
Warta DPRD: International Folk Arts Festival (EIFAF) 2015 Berakhir Dengan Sukses
post

International Folk Arts Festival (EIFAF) 2015 Berakhir Dengan Sukses


Rita Widyasar berharap erau EIFAF kita eratkan ke kerabatan kita sesama kita maupun Negara luar (Foto: murdian )
Pesta adat erau International Folk Arts Festival (EIFAF) 2015 berakhir di tandai dengan penguluran naga dan prosesi berlimbur, penutupan berlangsung di museum, Tenggarong, Kalimantan Timur.

Terlihat ribuan pengunjung memadati halaman museum, secara dekat ingin melihat prosesi adat kesultanan yang dikenal ngulur naga, ngulur naga ini merupakan acara puncak prayaan erau EIFAF 2015.

Penutupan di hadiri Sultan Aji Muhammad Salehuddin II, Putra Mahkota, Mantan Mentri Olahraga Roy Suryo, Wakil Gubernur Kalimantan Timur Mukmin Faisal, Ketua DPRD Kaltim M.Syahrun, Ketua DPRD Kukar Salehuddin,S.Sos,.S.Fil, Wakil Ketua DPRD Kukar Guntur S.Sos,.M.Si, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah, Kerabat kesultanan, Anggota DPRD Kukar dan Kepala SKPD kukar, Minggu 14/6.



Prosesi ngulur naga yang dilakukan Putra Mahkota (Foto: mudian )
Penutupan Erau secara resmi di tutup wakil Gubernur Kalimantan Timur dengan ditandai penguluran Naga laki dan Naga bini dibawa menggunakan kapal kayu yang ber mesin ke Desa Kutai Lama di Kecamatan Anggana, Kab. Kukar, sesudah sampai di sana, diambil air (air tuli) dibawa kembali ke museum, setelah Sultan memercikan air ke semua penggunjung , prosesi berlimbur dimulai.
Bupati Kutai Rita Widyasari. S,Sos,.Ph.D dalam kata sambutannya merasa bangga dengan pelaksanaan erau EIFAF tahun ini berjalan dengan lancar, dan kunjungan wisata dari kota dan kabupaten seperti Samarinda, Balikpapan, Bontang, Sangatta dan Kubar semua ada di kukar.

Ini tidak lain dengan pelaksanaan erau EIFAF kita eratkan ke kerabatan kita, tali pesaudaraan kita mari kita lestarikan adat kita, budaya kita, erau ini tidak kita buat-buat tapi erau merupakan adat istiadat kita yang sudah ada 200 tahun yang silam dan ini patut kita lestarikan dan kita syukuri, kalau masalah prosesi adat yang sakral ini tetap di laksanakan kesultanan sendiri, pemerintah tidak ikut campur.



Adat belimbur yang saling membasahi (Foto: murdian )
Berbanggalah kita mempunyai kerajaaan kutai yang tertua negara ini, dengan dilaksanakannya erau EIFAF 2015, tidak lain untuk meningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di bidang Pariwisata, saya selalu berdoa dengan setiap pelaksaan erau , alhamdulillah doa saya terkabulkan ini terbukti selama kepemimpinan saya kita sudah berhasil meraih Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI dan masih banyak penghargaan lainnya, untuk erau tahun ini kita berhasil mengundan delegasi kesenian dari Amerika Serikat, Korea Selatan, Malaysia, Rusia, Turki, Hongaria, Italia, Jerman, Polandia, Slovenia, Estonia, Mesir, Afrika Selatan, Latvia, dan Venezuela.

Untuk tahun depan siapapun yang menjadi bupati kukar harus menghormati adat istiadat, sejarah salah satunya erau, masa jabatan saya akan segera berakhir tahun ini, saya mohon maaf jika ada salah, jika saya diinginkan masyarakat, saya akan maju mencalonkan lagi menjadi bupati 2015-2020 yang akan datang.

Saya berharap dipenghujung acara erau, air yang digunakan untuk tradisi belimbur yang menjadi rangkaian penutup acara Pesta Adat Kutai Erau harus air yang bersih, “ini mempunyai arti agar yang di disiram dan yang menyiram bisa memersihkkan sipat- sipat yang kotor pada di diri seseorang dan bisa hilang menjadi bersih, begitu pula jika kita menyiram dengan air kotor, sipat kotor akan menempel dan tidak akan hilang ”. Ucap Rita
(mur)