DPRD Kutai Kartanegara
Warta DPRD: Pementasan Seni Tari Rakyat Perdana di Kota Tenggarong

Pementasan Seni Tari Rakyat Perdana di Kota Tenggarong


Para Penari Jepen Tungku berpose usai acara (Foto: bungas)

Gabungkan Modern dan Tradisional


Seni dan budaya, dua kata yang selalu memiliki kaitan erat dan merupakan salah satu bidang yang tidak boleh terlupakan dalam interaksi kehidupan manusia. Karena dengan adanya seni, maka dunia ini semakin bermakna dan memberi nuansa tersendiri bagi pencintanya. Sedangkan budaya jelas menunjukan identitas suatu komunitas yang bisa menjelaskan sejauh mana peradaban yang dimiliki.

MELALUI Yayasan Lanjong Kutai Kartanegara (Kukar), seni dan budaya mulai ditumbuhkan untuk menunjukkan betapa besar seni budaya yang dimiliki masyarakat Kukar. Pagelaran seni tari yang dikolaborasikan antara seni tarian tradisional dengan modern, membuat ratusan masyarakat berjejal menyaksikan tontonan gratis yang pertama kali digelar di Kota Raja itu.



Dialek Tajong (Foto: kukar.com)
Dipilihlah tempat pementasan yang cukup artistik di halaman parkir Planetarium Jagad Raya Tenggarong, Sabtu (26/2) malam tadi. Beberapa tarian khas Kutai dan Dayak membuka pementasan itu bak dialek yang menunjukkan kemampuannya bergelut di bidang seni. Dialek merupakan variasi berbeda-beda bahasa yang mengimajinasi pembuat karyanya memberi nama dialek. Dimulai dari Dialek Gong Tunggal, Jepen Tungku Tradisi, Jepen Tungku Kreasi dari Sang Enggan, serta Dialek Tajong.

Setiap item pementasan itu memiliki makna tersendiri. Misalnya tarian Dialek Gong Tunggal, menceritakan seorang gadis cilik menari dengan gemulainya serta dialektika harmonisasi mengembang lewat senyum yang tergambarkan. Diiringi alunan khas petikan sampe (alat musik khas), gadis kecil meliukan tubuhnya bak lekukan Sungai Mahakam. Hijaunya hutan Kalimantan simbolisasi kerendahan hati dan keramahan penduduk etnik. "Seni tari yang kami bawakan pada pementasan yang baru kali ini dilaksanakan, merupakan kolaborasi antara seni tradisional keseharian masyarakat Kukar dengan modern," kata Manajer Seni Budaya Yayasan Lanjong Kukar Hariyansa SE kepada Kaltim Post.

Ia kemudian mencotohkan pada pementasan tarian Tajong (sarung) yang dimainkan beberapa penari muda. Jenis tarian itu memang dikenal cukup kontemporer dan lebih mementingkan siluet tarian itu sendiri. Namun dilihat dari kebiasan masyarakat Kukar, Tajong merupakan suatu pakaian khas yang dipakai etnik Kutai, Dayak, Bugis, Banjar dan lainnya. "Kami mengharapkan kerjasama dengan Dinas Pariwisata untuk mengembangkan seni budaya yang dimiliki Kukar. Karena dengan pementasan seperti ini, secara tidak langsung sudah menjual hasil kesenian masyarakat sendiri," jelasnya.

Suasana pun semakin meriah. Warga yang berdatangan dari berbagai sudut kota Tenggarong, terlihat cukup antusias menyaksikan pementasan tarian yang sudah didesain sedemikian mungkin. Termasuk pengaturan lighting (pencahayaan) yang hanya diambil dari perapian obor. (sabir ibr)

(www.kaltimpost.web.id 280205)