Warga Samboja Keluhkan Ketersediaan Air Bersih
 Anggota komisi III melakukan monitoring ke Kecamatan Samboja (Foto: Murdian) |
|
|
|
MEMASUKI musim kemarau yang sudah terjadi beberapa bulan yang lalu menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi masyarakat Kutai Kartanegara (Kukar) yang berada di daerah pesisir pantai, salah satunya adalah Kecamatan Samboja yang sangat kesulitan mendapatkan air bersih. Karena suplai air bersih dari kompa induk PDAM yang ada di wilayah kecamatan sangat terbatas. Keluhan ini terungkap ketika komisi III mengunjungi Kantor Camat Samboja, Sabtu 31/10 lalu.
Rombongan diterima Sekretaris Camat (Sekcam) Drs H. Syamsul Bahri.B, M.Si dan didampingi beberapa Kepala Bagian dan staf kecamatan di ruang kerjanya. Syamsul Bahri mengatakan sangat bersyukur sekali atas kedatangan rombongan komisi III dalam rangka monitoring kecamatan. "Kami tidak perlu jauh-jauh lagi menyampaikan aspirasi cukup di Samboja saja," katanya.
Lebih lanjut dikatakan bahwa Kecamatan Samboja yang mempunyai luasan 1.045,90 km2, sementara jumlah penduduk kecamatan ini mencapai 74.402 jiwa yang dibagi dalam 21 kelurahan dan Desa. Yang baru mendapatkan air hanya 2 Kelurahan. "Pihak kecamatan sudah proaktif membuat laporan baik lisan maupun tulisan kepada pemerintah daerah tapi sampai saat ini masih belum terpenuhi. Dengan alasan terkendala dengan, persediaan air baku yang ada danau mengalami penurunan, disamping itu juga kami mohon dibuatkan beberapa bak setiap kelurahan penampungan air untuk sebagai cadangan dikala musim kemarau," papar Syamsul Bahri.
 komisi III diterima Sekcam Syamsul Bahri didampingi Kepala Bagian dan staf kecamatan Samboja (Foto: Murdian) | |
|
|
Dengan kedatangan dari anggota DPRD ini diharapkan bisa mengawal aspirasi warga Samboja.Selain ketersediaan air bersih, aspirasi lain yang disampaikan adalah pembangunan infrastruktur lain seperti bangunan sekolah, masalah pasar yang belum berfungsi sepenuhnya, belum adanya penataan sarang burung wallet, masalah galian C yang rawan konflik.
Menanggapi hal tersebut Fathan Djoenaidi selaku pimpinan rombongan komisi III mengungkapkan bahwa dewan selaku mitra kerja pemerintah daerah salah satunya melakukan pengawasan dan monitoring pembangunan yang ada. "Apa yang menjadi aspirasi ini akan menjadi dasar kita dalam melakukan perbaikan-perbaikan dalam pembuat peraturan daerah maupun dalam pengawalan persetujuan anggaran pada setiap kecamatan maupun SKPD yang ada di Kukar ini nantinya," katanya.
Dikatakan bahwa Komisi III yang membidangi Ekonomi dan Keuangan tidak mau menerima hanya laporan secara lisan kita juga mohon laporan yang kita dapatkan bisa secara tertulis. "Agar bisa secepatnya kita tindak lanjuti mengingat anggaran tahun 2016 akan dibahas dan kita tetapkan sebelum akhir tahun ini," katanya.
 Anggota komisi III Didik Agung, Buherah dan Sugiyanto saat di Kantor Camat Samboja (Foto: Murdian) | |
|
|
Untuk ketersedian air bersih ini memang menjadi kendala disetiap daerah, khususnya bagi warga tepi laut. Tidak hanya air namun juga listrik dan infrastruktur lainnya akan kita bahas, karena menyangkut hajat hidup orang banyak.
"Kita akan secepatnya panggil SKPD yang menangani persoalan ini, kita harus secepatnya mencari solusi jika setiap tahun danau yang ada mengalami penurunan, kita akan cari sumber mata air yang baru, jika masuk dalam Kawasan Budidaya Kehutanan (KBK) dan Hutan Lindung, kita akan koordinasikan dengan Dinas Kehutanan dan Perkebunan yang ada di Kukar dan Provensi nantinya," ungkap fathan.
Oleh sebab itu monitoring seperti ini disamping menjalin silaurrahmi ini juga jaring aspirasi masyarakat secara langsung apa yang menjadi keluhan-keluhan yang ada di kecamatan secara langsung. Anggota komisi III yang lain yang hadir seperti, Aini Faridah, Sugiyanto, Awang Yacub Luthman, Didik Agung Eko Wahono, Buherah, dan Firnadi Ikhsan turut memberikan dukungan terhadap keinginan warga Samboja ini.
(
Murdian/Pwt)