Salehuddin Ingatkan Sistem Pencegahan Dini Bencana
 Ketua DPRD Salehuddin Ingatkan Sistem Pencegahan Dini Bencana (Foto: Yeni) |
|
|
|
MARAKNYA musibah kebakaran di Kutai Kartanegara memancing ketua DPRD Salehuddin untuk angkat bicara. Tercatat dalam dua bulan terakhir sudah lebih dari 5 kali musibah kebakaran terjadi di Kukar, yang terakhir di terjadi di Kelurahan Baru Tenggarong Minggu dini hari (13/3) kemarin. Salehuddin menyampaikan keprihatinan atas maraknya musibah kebakaran akhir-akhir ini. "Saya turut berduka atas bencana kebakaran yang menimpah saudara-saudara kita, semoga diberi kekuatan dan kesabaran," ujarnya.
ketika didesak tentang langkah-langkah apa yang diperlukan, Saleh mengatakan bahwa pada dasarnya musibah itu tidak bisa kita tolak, tetapi bisa kita hindari bahkan kita cegah. untuk itu kita perlu sistem pencegahan dini bencana. leading sektornya ada di BPBD, timnya gabungan Dinsos, Bappeda dan SKPD teknis lainnya. "Sistem ini tidak hanya untuk bencana kebakaran, tetapi juga bencana alam lainnya," ujar saleh dengan mimik serius.
 Kebakaran yang terjadi beberapa waktu lalu (Foto: Murdian) | |
|
|
sistem ini dibangun dengan terlebih dahulu melakukan pemetaan daerah rawan bencana. dari peta ini kita tahu apa yang diperlukan oleh daerah tersebut untuk pencegahan dini bencana. setelah itu DPRD menganggarkan hal-hal yang dibutuhkan tadi. dalam prosesnya BPBD melakukan sosialisasi bahkan jika diperlukan membentuk UPTD BPPD disetiap kecamatan bahkan sampai ketingkat kelurahan dan desa dengan melibatkan masyarakat, misalnya dengan mengaktifkan kembali siskamling. “Ini nilai yang hilang dimasyarakat kita yaitu semangat gotong royong dan empati dengan para korban bencana,” tambah saleh lagi.
sementara itu, DPD KNPI Kukar sepakat dengan apa yang diwacanakan oleh Ketua DPRD Kukar. melalui juru bicaranya, Efri Novianto mengapresiasi ide yang dilontarkan oleh Salehudin. mencegah itu biayanya lebih murah, oleh karena itu saya setuju dengan ide membangun sistem pencegahan dini. “Selama ini kita baru punya sistem penanggulangan bencana tetapi belum punya sistem pencegahan dini. Selain pemetaan daerah rawan bencana, juga perlu dilakukan sosialisasi lebih dari itu rahazia dengan melibatkan fihak terkait lainnya.
Misalnya dalam konteks bencana kebakaran, perlu dilakukan pemeriksaan sambungan listrik dari rumah ke rumah apakah terpenuhi aspek keselamatan. Untuk warung penjual makanan yang banyak tersebar di sepanjang jalan di Kota tenggarong, apakah tersedia alat pemadam api. Jadi tidak hanya diperiksa dari sisi kesehatan dan pajak restorannya saja tetapi juga aspek keselamatannya juga terjamin karena ketersediaan alat pemadam api, tutur efri. "Tentu membangun sistem ini tidak gampang, butuh keseriusan dan dukungan banyak pihak," tutup Efri.
(
Pwt)