DPRD Kutai Kartanegara
Warta DPRD: Belimbur Merupakan Pensucian Diri
post

Belimbur Merupakan Pensucian Diri


Prosesi adat kesultanan Kutai Kartanegara (Foto: murdian)
Rangkaian prosesi puncak Erau International Folklore and Art Festival (EIFAF) 2016 hari ini ditandai dengan rangkaian “Ngulur Naga” yang diiringi Belimbur atau saling sıram air. Minggu 28 /08/2016.

Sebelum melakukan Ngulur Naga dilakukan prosesi Adat Kesultanan dilanjutkan dengan pelepasan sepasang Naga, sebelum sepasang dibawa kekapal motor Bupati Rita Widyasari P.hD mengatakan hari ini merupakan puncak perayaan Erau selama sepekan sejak tanggal 20-28 Agustus 2016, mari kita jaga budaya kita dengan baik.

Dengan Erau Kutai Kartanegara, kita lestarikan budaya, dengan budaya kita dikenal baik secara Nasional maupun Intrnasional, dengan budaya ini kita bisa tingkatkan Pendapatan Hasil Daerah (PAD) kukar di bidang pariwisata, karena pendapatan Sumber Daya Alam (SDA) kita semakin hari semakin menipis .

Kita haris sedikit demi sedikit jangan tergantung dengan pemerintah pusat, bagi hasil dibidang migas dan batu bara dari pemerintah sudah semakin tidak pasti, oleh sebab dibidang pariwisata ini lah kita bisa tingkatkan PAD kukar , saya merasa gembira erau kali ini berjalan dengan sukses ini terlihat dengan sampai hari ini



Ketua DPRD Kukar Salehuddin,S.Sos,.S.Fil (Foto: maman )
9 negara yang ambil bagian pada Erau tahun ini, masih bertahan seperti Taiwan, USA, Lithuania, Kanada, Polandia, Rumania, Estonia, Bulgaria dan Rusia. Parade dari tuan Rumah indonesia yang berasal dari Kutai Kartanegara.

Saya bangga menjadi orang kutai budaya kita sangat indah, dengan dengan budaya mari kita jaga keasliannya. “Namun, jangan sampai mengurangi makna Belimbur, yaitu pensucian. Harus menyiram sewajarnya dan menggunakan air bersih. “Tak apa basah-basahan dalam Belimbur ini. Ini budaya yang unik dan perlu dilestarikan, namun tidak boleh berlebihan. Apalagi sampai menghilangkan makna Belimbur.” Harap Rita

Usai prosesi sepasang Naga beramai ramai diangkat ke atas kapal yang akan membawa Naga dari Tenggarong menuju Kutai Lama Kecamatan Anggana , yang di ikuti sebagian Dewa, Belian dan empat baris Pangkon laki dan bini serta petugas mengambil Air Kutai Lama dan Pemegang Damar Jujagat.

Keberangkatan Naga di iringi dengan bunyi Kelentangan menuju Kutai lama. Setelah Naga tiga kali beredar (berputar) di Sungai Mahakam di depan Kota Tenggarong langsung di bawa menuju ke Kutai lama, dengan melewati Pulau Tenggarong, Loa gagak, Jembayan dan Gunung Lilan serta melakukan Upacara Mebuang Tigu Manok ( telur ayam mentah ) kemudian melakukan ritual Besawai/ Memang serta menghambur beras Kuning.



Belimbur dimulai setelah air tuli dari Kutai Lama tiba di Tenggarong (Foto: Murdian)
Setelah Upacara Ngulur Naga dilaksanakan di lanjutkan dengan Acara Adat Beumban.
Naga kemudian dinaikkan ke kapal untuk dibawa ke Kutai Lama, Kecamatan Anggana untuk dilarung. Seperti biasa, yang paling ditunggu-tunggu oleh semua pengunjung dan warga Tenggarong sekitarnya, adalah Ngulur Naga diiringi prosesi Belimbur. Belimbur dimulai setelah air tuli dari Kutai Lama tiba di Tenggarong. Turut digelar prosesi Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura HAM Salehuddin II naik ke Rangga Titi (balai dari bambu kuning).

Dalam prosesi ini, Sultan memercikkan air tuli kepada dirinya sendiri dengan mayang pinang, setelah itu dipercikan kepada orang di sekelilingnya. Saat Sultan memercikkan air, itulah tanda bahwa Belimbur dimulai. Kontan saja hal itu disambut perang air oleh pengunjung di sekitar museum maupun warga se-Kota Raja.

Menurut Ketua DPRD Kutai Kartanegara Salehuddin,S.Sos, S.Fil, Belimbur merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dalam rangkayan adat erau, ini merupakan salah satu budaya asli Kutai Kartanegara yang unik dan harus dilestarikan.

Belimbur merupakan suatu pensucian diri dari pengaruh jahat sehingga kembali suci dan menambah semangat membangun daerah. “Lingkungan dan sekitar juga bersih dari pengaruh yang tidik baik serta diharapkan terhindar dari hal-hal yang tak diinginkan,” ujarnya di selasela acara.

Selain warga masyarakat , perwakilan Negara asing ikut tumpah ruah ke jalan untuk Belimbur, Bupati Kukar Rita Widyasari beserta, Wakil Bupati Drs. Edi Damansyah, Ketua DPRD Kukar Salehuddin, Wakil Ketua DPRD , Anggota DPRD kukar unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD) dan kepala dinas/instansi di lingkungan Pemkab Kukar, turut Belimbur di Pendopo Bupati.
(mur)