Pertunjukan Drama Klosal Pada HUT RI Ke 72 Tahun 2017 di Tenggarong
 Ketua DPRD Kutai Kartanegara Salehuddin,S.Sos,.S.Fil Pembacaan Proklamasi Hut RI ke 72 (Foto: murdian) |
|
|
|
TENGGARONG,Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara menggelar upacara bendera dalam rangka memperingati ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia ke 72 tahun di halaman parkir Kantor Bupati Kutai Kartanegara (kukar) kamis 17/08/2017.
Sebelum dilaksanakan upacara pengibaran bendera pusaka , pertujukan derama klosal yang dimainkan siswa-siswi SMAN 2 Tenggarong dibawah binaan Kodim 0906 Tenggarong , menggambarkan salah satu potret perjuangan , Muso Bin Salim kemudian memutuskan berangkat bersama Pasukan Johan Massael menembus rimba kalimantan menuju Barabai, meninggalkan anak dan isterinya. Berbagai pertempuran dilakoninya, beberapa kali pasukan yang berjumlah hanya sekitar 160 orang ini, berhasil mengalahkan Knil, menembus kepungan dan bertahan.
Kepemimpinan Muso mulai terlihat di Sampirang (Kalsel), ketika pasukan mereka dikepung Knil, sehingga pucuk pimpinan secara fisik beralih ke Muso yang dengan sukses membawa pasukan selamat menembus kepungan musuh, bahkan dapat menyita sejumlah senjata musuh.
Namun sayang, setelah perjuangan yang memakan banyak pengorbanan harta, air mata, darah, dan nyawa itu, tidak begitu dihargai pemerintah. Muso yang layak menyandang gelar Pahlawan kemerdekaan dari tanah Kutai tersebut, mulai terlupakan seiring berlalunya jaman. Berbagai penghargaan yang diberikan pemerintahan pusat pada era Sukarno, meskipun tidak terbantahkan sebagai bukti otentik perjuangannya.
 Hj. Rita Widyasari serahkan bendera pusaka kepada Riris Nurida Ananda untuk dikibarkan (Foto: murdian) | |
|
|
Masih banyak warga Kutai Kartanegara yang memiliki sumbangsih nyata dalam perjuangan, seperti Nek Rahman warga Muara Kumpa (Muara Kaman) yang mengibarkan merah putih di kebunnya melalui upacara penyerahan bendera tersebut, dan menyimpannya sampai akhir hayatnya.
Ketika pasukan RI yang kurang peralatan dan biaya kesulitan logistik, banyak warga Kutai yang memberikan bantuan, berupa tenaga dan bahan makanan, sampai kepada bantuan spiritual sebagai penyemangat pejuang, oleh tokoh setempat bernama Arsojoyo. Tidak hanya warga asli, bahkan warga keturunan Cina bernama Go Khie Than ketika itu, memberikan suplai logistik dalam jumlah besar kepada para pejuang.
Kini mereka semua telah berkalang tanah, perjuangan yang sangat besar ketika hampir terlupakan di tengah gemerlapnya kemajuan Kutai Kartanegara. Setelah sekian lama berdiam diri, kini beberapa putera Muso Bin Salim yang rata telah setengah baya, berusaha keras untuk mendapatkan pengakuan pemerintah mengenai perjuangan orang tua mereka.
Bukan sekedar untuk dihargai, namun ada rasa ingin menjelaskan kepada seluruh bangsa, bahwa di daerah ini ada Pahlawan Kemerdekaan, yang dengan pengetahuan militer sangat minim, namun memiliki keberanian besar, bertaruh nyawa untuk tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Karena Indonesia tanpa kemerdekaan Kutai dan Kalimantan, bukan NKRI yang utuh.
 Jajaran anggota dewan turut hadir pada HUT RI ke 72 (Foto: murdian ) | |
|
|
Bertindak sebagai Inspektur upacara Bupati Kukar Hj. Rita Widyasar Ph. D sedangkan untuk pembacaan proklamasi Ketua DPRD Kutai Kartanegara Salehuddin,S.Sos,.S.Fil.
Hadir Wakil Bupati Kukar Edi Damansyah, Sekretaris Daerah HM Marlie M.Si, Jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah, Anggota DPRD Kukar , OPD , Mantan Pejabat, Jajaran Tokoh -tokoh agama, Para pimpinan Partai Politik, ORMAS, dan undangan lainya.
HUT RI ke-72 Tahun 2017 Sebagai pembawa bendera pusaka Riris Nurida Ananda dari SMA Loa Janan, Penurunan bendera sore hari Ziantika SMAN 1 Tenggarong, Sedangkan acara tambahan pemberian penghargaan Pemerintah Daerah, pada anak yang berprestasi, pemberian penghargaan kepada Kesultanan Kutai Kartanegara, Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) terbaik, Kelurahan dan Desa Terbaik dan Penyerahan 7 buah Mobil Ambulance Kepada 7 Puskesmas yang ada di Kecamatan Kutai Kartanegara.
(
mur)