Peringatan Merah Putih Sanga-Sanga ke 71
 Plt Bupati Kutai Kartanegara Edi Damansyah ketika tinjau stand OPD dan UKM yang ada di Sanga-sanga (Foto: Riszki ) |
|
|
|
PERINGATAN merah putih ke 71 yahun ini di Kecamatan Sanga-Sanga tahun ini sangat berbeda dari tahun yang lalu. Pelaksanaan pameran tahun ini cukup panjang karena dimulai pada tanggal 27 Januari sampai tanggal 03 Februari 2018, selama sembilan hari pelaksanaan tidak hanya melibatkan instansi pemerintahan, namun juga dengan melibatkan para pelaku usaha dan Pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Juan Wiguna selaku koordinator pameran mengungkapkan bahwa dengan melibatkan UMKM ini bisa mengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif usaha kecil dan menengah (UKM) di wilayah ini.
“Dimana kita lihat UKM mempunyai peran yang strategis dan mampu bertahan dan bangkit ditengah krisis ekonomi, UKM selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja juga berperan dalam pendistribusian hasil-hasil yang ada di tengah masyarakat yang selama ini tidak pernah dipasarkan,” katanya.
Pameran ini juga melibatkan para Organisasi Perangkat Derah (OPD) dan yang ikut ada 27 OPD termasuk Sekretariat DPRD Kukar, untuk, UKM khusus yang didalam arena MTQ ini sebanyak 22 petak.
Dikatakan Juan untuk UKM kita kenakan tarif sebesar Rp.750.000/ petak, begitu pula dengan OPD juga kita kenakan sama Rp. 750.000,. Dana inilah nanti kita kelola untuk pembiayaan baik itu rehab, pemasangan jaringan listrik, upah pekerja, semenisasi stand, dan biaya operasional lainnya. “Memang kita ada dana melalui anggaran APBD, untuk bulan pertama Januari ini belum bisa kita gunakan, karena dana yang ada belum keluar oleh sebab itu dana talangan dan sewa stand ini kita manfaatkan untuk kelancaran kegiatan yang ada,” katanya.
Lebih lanjut diungkapkan untuk peringatan merah putih ke 71 ini kita tidak hanya pameran dan UKM saja. Kita juga merangkai dengan acara perlombaan kedaerahan, seperti Asen Naga, Terompah, Nggrang, kalu gasing dan beseprah (makan bersama dan gratis) ini di laksanakan OPD Penanaman Modal Daerah bekerja sama dengan kelompok seni Rumah Budaya Kutai (RBK). “Hal ini tidak lain untuk menghidupkan sekaligus memperkenalkan budaya lokal yang saat ini hampir punah dengan semakin cangginya teknologi yang serba digital,” ungkap Juan Wiguna
(
mur/riszki)