DPRD Kutai Kartanegara
Warta DPRD: Ketua DPRD Kukar Hadiri Beseprah

Ketua DPRD Kukar Hadiri Beseprah

PEMBERITAAN DPRD,Fistival Erau Adat Kutai dan Internasional Folk Arts Festival (EIFAF) digelar di Kota Tenggarong,Tepatnya sepanjang jalan Mulawarman di Depan Kedaton Kutai Kartanegara, Beseprah merupakan tradisi suku adat Kutai, penduduk asli di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur (Kaltim).Pukul 08.00 Wita, Rabu 25/07/2018.

Beseprah merupakan jamuan makan bersa Raja bersama Rakyatnya, Tradisi makan Beseprah memiliki makna duduk sama rendah berdiri sama tinggi ini. Prosesi Beseprah begitu kental dengan makna filosofis yang intinya menekankan pentingnya kebersamaan, keramahtamahan, kesetiakawanan sosial, serta persaudaraan.

Beseprah kali ini dihadiri langsung Putra Mahkota Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura Drs.Adji Pangeran Adipati Praboe Anoem Soerya Adiningrat , M.Si Beserta kerabat kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, Plt Bupati Kutai Edi Damansyah, Ketua DPRD Kukar Salehuddin,S.Sos,.S.Fil, Wakil Ketua DPRD Kukar H. Rudiansyah, SH, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara, Perwakilan Ombudsman Republik Indonesia,
Partisipan dari negara asing, Para Kepala OPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara, Masyarakat Kutai Kartanegara.

Makanan yang disajikan merupakan makanan dan kue lokal khas Kutai Kartanegara yang melibatkan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang ada di lingkungan Pemerintah Daerah termasuk OPD Sekretariat DPRD Kutai Kartanegara

Plt Bupati Kutai Edi Damansyah dalam kata sambutanya meuturkan: Tanpa terasa pelaksanaan Beseprah tahun 2018 ini merupakan pelaksanaan yang ke delapan kali serta telah dirangkaikan dengan EIFAF selama enam kali.

Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara membuktikan komitmennya untuk tetap menjaga budaya luhur dan adat istiadat Kutai melalui Event ERAU dan Beseprah ini. Secara historis, dalam konteks kerajaan Kutai Kartanegara, Beseprah merupakan upaya pihak kerajaan untuk mendekatkan diri kepada rakyat melalui makan bersama. Tradisi ini memiliki makna bahwa raja beserta kerabatnya sangat dekat dengan rakyat.

Hal yang penting dalam tata hubungan pemimpin dan rakyatnya. Meskipun demikian, rakyat tetap menghargai dan menghormati raja sebagai pemimpin karena melalui tradisi makan bersama akan timbul keakraban dan rasa kebersamaan. Selain itu dalam kesempatan makan bersama sekaligus dapat dijadikan sarana untuk mengkomunikasikan secara timbal balik apa yang dibutuhkan rakyat dan apa yang menjadi kepentingan pemerintahan. Tradisi ini juga merupakan perwujudan rasa syukur yang tiada henti atas anugerah dan limpahan rahmat dari Allah SWT.

Dalam tradisi Beseprah masa kini, hal positif yang juga kita dapatkan adalah promosi kuliner khas Kutai. Melalui Beseprah ini yang menunya berasal dari kuliner tradisional khas Kutai maka pada prinsipnya kita juga memperkenalkan dan melestarikan makanan lokal khas Kutai terutama kepada tamu-tamu manca negara peserta EIFAF.

Dengan menghidangkan makanan terbaik khas Kutai maka sebenarnya kita mencoba menghormati tamu-tamu yang datang ke tempat kita. Tentunya dengan pengalaman makan makanan khas Kutai dan keakraban yang dirasakan pada saat Beseprah, menjadikan para tamu tersebut terkesan dan akan menceritakan pengalaman baiknya kepada teman dan kerabatnya ketika mereka kembali ke negara masing-masing.

“Hal ini tentunya merupakan promosi wisata yang sangat baik bagi Kutai Kartanegara. Untuk itu, saya menghimbau kepada seluruh masyarakat yang mengikuti acara Beseprah ini agar dapat mengikuti acara dengan baik dan tetap tertib sehingga acara dapat terlaksana dengan sukses. Dalam kesempatan yang baik ini saya menghimbau kepada seluruh masyarakat agar bersama-sama dapat mensukseskan rangkaian kegiatan Erau hingga berakhir nanti”. Harapnya

Mari kita bersama menunjukkan jati diri bangsa Indonesia yang ramah tamah, penuh sopan santun serta menjaga adat ketimuran. Sektor pariwisata di Kutai Kartanegara merupakan potensi unggulan di masa depan mengingat semakin menurunnya potensi sumber daya alam yang kita punyai.

Menjadi daerah tujuan wisata mensyaratkan adanya rasa tentram dan aman bagi wisatawan yang berkunjung. Pada event seperti inilah kesempatan emas bagi kita untuk memberi kesan baik kepada para tamu manca negara.

“Untuk itu maka saya mengajak seluruh masyarakat Kutai Kartanegara untuk menjadi tuan rumah yang baik sehingga para tamu ini secara otomatis akan mempromosikan keindahan alam, kenikmatan kuliner khas Kutai serta keramahtamahan masyarakatnya ketika kembali ke negara nya masing-masing”. Ucapnya (mur)