HUT ke-237 Kota Tenggarong, Bupati dan Ketua DPRD Ziarah ke Makam Raja-raja Kutai Kartanegara
 Bupati Kukar Edi Damansyah sampaikan pentingnya zirah kemakam orang yang sudah meninggal dunia (Foto: murdian) |
|
|
|
PEMBERITAAN DPRD, Ziarah ke makam raja-raja Kutai Kartanegara Ing Martadipura di Museum Mulawaran menandai peringatan Hari Jadi Kota Tenggarong ke-237, Jumat (27/9).
Rombongan dipimpin Bupati Kukar Edi Damansyah, Ketua DPRD Kukar Abdul Rasid SE, M.Si serta Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kutai Kartanegara.
Turut hadir Sultan Kutai Adji Mohammad Arifin gelar HAP Adipati Praboe Anom Surya Adiningrat beserta kerabat Kesultanan.
Kegiatan ziarah juga diikuti para perwakilan enam negara delegasi TIFAF 2019. Sebelum pelaksanaan ziarah, acara diawali dengan pembacaan riwayat singkat sejarah kota Tenggarong oleh Camat Tenggarong Arfan Boma Pratama dilanjutkan sambutan Sultan Kutai Kertanegara, yang diwakili kerabat kesultanan, Heriyansyah.
Edi Damansyah dalam sambutan singkatnya mengatakan sejarah Kota Tengggarong dimulai ketika Aji Imbut gelar Sultan Aji Muhammad Muslihuddin memindahkan ibukota Kesultanan Kutai Kartanegara ke Tepian Pandan pada 28 September 1782.
Perpindahan ini dilakukan untuk menghilangkan pengaruh kenangan pahit masa pemerintahan Aji Kado dan wilayah Pemarangan dianggap telah kehilangan tuahnya.
Nama Tepian Pandan kemudian diubah menjadi Tangga Arung yang berarti Rumah Raja, lama-kelamaan Tangga Arung Iebih populer dengan sebutan Tenggarong dan tetap bertahan hingga kini.
Menginjak usianya yang telah dua abad lebih ini, kota Tenggarong semakin berbenah dalam setiap aspek pembangunannya. Hal ini merupakan kerja keras warganya yang ingin agar kota ini nyaman dan aman untuk dihuni.
Sebagai bagian dari wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara secara utuh, Tenggarong merupakan suatu daerah yang harus dilakukan sentuhan pembangunan secara spesifik khususnya terkait dengan kebijakan pembangunan kewilayahan sesuai dengan karakteristik dan potensi yang dimiliki, atas dasar tersebut pada kesempatan Ini perlu saya sampaikan bahwa, secara bertahap kota Tenggarong didesain menjadi sebuah kota dengan mempertahankan warisan budaya sebagai identitas pembangunan ke depan, dengan branding Tenggarong Kota Wisata Budaya (cultural heritage) sehingga diupayakan. “Kota Tenggarong menjadi sebuah kota dengan menonjolkan warisa sejarah, tradisi dan budaya lokal sebagai karakteristik masyarakat Kutai Kartanegara.
Dalam kontek menyongsong Ibu Kota Negara yang baru, kota Tenggarong di desain ke depan menjadi sebuah kota wisata dengan warisan sejarah dan budaya yang bisa menjadi kebanggaan kita bersama," ungkapnya
"Berziarah kubur merupakan salah satu anjuran dalam agama Islam yang sangat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas iman/spiritual dalam rangka mengingatkan kita akan ke mana kita kembali setelah menjalani kehidupan di bumi ini," tambahnya.
(
mur)