Menjaring Pemimpin Berkualitas
 Syaukani HR (Foto: Dian) |
|
|
|
Hirup-pikuk atmosfir pelaksanaan pesta demokrasi sangat terasa. Pilkada Kabupaten Kutai Kartanegara 1 Juni 2005 tinggal sesaat lagi. Selain untuk mendapatkan pemimpin yang berkualitas, kepala daerah yang terpilih yang memperoleh legitimasi kuat itu diharapkan mampu menggerakkan roda otonomi daerah. Pada akhirnya, Pilkada bagian penting bagi pembanguinan dan pendewasan politik.
Dalam Pilkada di Kukar, dipastikan muncul tiga paket calon. Pertama HA Sofyan Alex- HM Irkham (Nomor I), Tajuddin Noor- H Djebar Bukran (Nomor 2), kemudian Drs H Syaukani HR-H Samsuri Aspar (Nomor 3). Tim Sukses masing-masing calon sangat sibuk melakukan pekerjaaan sebagai upaya menarik simpatisan. Di berbagai acara formal maupun informal, mereka tidak pernah melewatkan kesempatan untuk mensosialisasikan jagonya. Menjual program sesuai kompetensi calon sangat penting disampaikan kepada pemilih, selain menjual citra sesuai prestasi sebagai seorang pemimpin. Citra itu penting, sebab di tengah kondisi real yang ada di masyarakat banyak pemilih dan rakyat menginginkan calon pemimpinya punya kultur, santun, agamis, jujur dan bertanggung jawab.
Ungkapan bernada janji mulai terdengar merdu menjelang pemilihan kepala daerah. Dalam kancah perebutan kedudukan, apalagi terkait jabatan puncak di lembaga pemerintah adalah wajar munculnya fenomena memikat simpati calon pemilih. Tema yang menjanjikan dipilih calon menjadi daya tarik masyarakat. Persaingan yang telah menampakkan intensitas tinggi sangat terasa bhkan di daerah-daerah pelosok. Para bakal calon telah aktif melakukan kampanye. Ada yang menyatakan secara tegas kesanggupannya akan melakukan tindakan tertentu jika terpilih nanti, ada pula yang belum dapat menjelaskan apa yang akan dilakukannya atas aspirasi yang dicetuskan kelompok masyarakat tertentu. Upaya memikat simpati masyarakat pemilih secara aktif lewat gagasan segar dan program pembangunan yang rasional, secara terbuka dan leluasa telah dipertontonkan salah satu pasangan pada masa kampanye terbuka.
Pasangan salon mana yang akan lebih banyak memetik hikmah dari opini yang terbentuk dan berkembang, sebagian besar tergantung pada kualitas solusi yang mereka tawarkan untuk memecahkan problematika yang sedang dihadapi masyarakat umumnya, di daerahnya, dalam rangka meningkatkan kualitas hidup asyarakat dan kualitas hidup kebersamaan dalam hidup bermasyarakat, secara lahir dan batin. Sebagian kecil lainnya ditentukan faktor penampilan mereka dalam proses menanamkan keyakinan dan kepercayaan dalam hati nurani warga masyarakat, khususnya masyarakat pemilih.
Untuk satu daerah (Kukar terbagi 18 kecamatan), masing-masing pasangan kandidat mendapat lima hari masa kampanye. Berbagai atribut kampayen terbuka membentuk opini masyarakat terpasang dimana-mana. Mulai dari balihoo, spanduk hingga stiker terpampang gambar-gambar pasangan calon. Tulisan berisikan himbaun untuk mengajak masyarakat menentukan pilihannya. Ketika melakukan kampanye terbuka ini, kehadiran pasangan Syaukani-Samsuri di berbagai kecamatan, sangat diminati simpatisan. Tidak mengenal hujan dan panas, massa cukup setia mendengar orasi politik pasangan calon. Panggung hiburan oleh artis lokal membawakan lagi-lagu dank-dut juga menjadi daya tarik masyarakat. Begitu juga pasangan Alex-Irkham. Berbeda dengan pasangan Tajjudin-Djabbar yang tidak terdengar gaungnya alias adem ayem saja.
Ditengah-tengah kampanye, masyarakat juga menghendaki diadakan forum adu argumentasi, debat calon, atau apa pun sebutannya. Debat kandidat memberi kesempatan para pasangan calon mengekspresikan pandangannya tentang program yang ditawarkan, yang langsung dan tidak langsung dapat diikuti warga masyarakat seluas mungkin. Forum adu argumentasi secara terbuka telah menjadi salah satu bagian dari proses pendidikan politik. Adu argumentasi merupakan bagian integral yang mewarnai kehidupan partai politik modern. Adu argumentasi akan turut mengantarkan masyarakat untuk berpikir, bersikap dan berperilaku secara rasional, bukannya emosional semata.
Namun, debat kandidat yang difasilitasi KPUD dengan mendatangkan pakar-pakar dibidangnya dari pusat ini justru ‘ditakuti’ oleh dua pasangan. Satu pasangan Alex-Irkham mengundurkan diri sehari sebelum hari pelaksanaan. Sementara pasangan Tajuddin-Djabbar tidak hadir tanpa alasan yang jeles. Masyarakat yang berkeinginan menilai, siapa calon kepala daerah yang konseptual dan menghayati tantangan dan tuntutan mendasar di daerahnya, harus kecewa karena hanya satu pasangan calon saja yang hadir.
Massa kampanye tinggal beberapa hari lagi. Setelah melewati hari-hari yang melelahkan yakni pasangan calon melakukan tour diberbagai kecamatan yang berjarak cukup jauh untuk melakukan kampanye. Kini memasuki masa istirahat dan rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi, tinggal menunggu detik-detik hari pencoblosan. Rakyat yang sekarang sudah pintar dan telah menyimak, tentu sudah menjatuhkan pilihan pemimpinnya yang akan dikongkritkan melalui pencoblosan di bilik suara nanti. Agar daerah ini bisa berkembang dengan baik, lewat percaturan politik mari kita ajar rakyat menjadi lebih pintar.
Rabu 1 Juni sangat menentukan masa depan daerah dan dengan demikian menentukan pula masa depan kita bersama. Dari gambaran ini menunjukkan betapa peranan rakyat sangat menentukan sekali untuk melahirkan seorang kepala daerah yang benar-benar legitimate , akseptabel dengan integritas moral dan kapabilitas yang sangat tinggi. Rakyat yang memilih pemimpinnya gunakan hak suara sesuai hati nurani. Bismillah..... coblos Pasangan .... Nomor......... (
GyO)