HUT TENGGARONG KE-223 ; Momentum untuk mengevaluasi Tenggarong menjadi lebih Berseri
 Pasar Tenggarong yang perlu banyak pembenahan (Foto: hanaf) |
|
|
|
 Aktifitas jual beli warga Tenggarong (Foto: hanaf) | |
|
|
Hari ini (28/09) Tenggarong, ibukota Kabupaten Kutai Kartanegara itu berusia 223 tahun. Usia yang bukan muda lagi. Terlebih jika dilihat dari asal muasal berdirinya kota Tenggarong yang penuh catatan sejarah.
Jika pada tahun-tahun sebelumnya, peringatan hari ulang tahun (HUT) Tenggarong selalu diisi dengan event-event berskala nasional, seperti Erau, pada tahun ini peringatan diselenggarakan secara sederhana. Namun, dengan rasa serta harapan yang sama terlontar –meski tanpa pesta- dari ruang sidang utama DPRD Kab. Kutai Kartanegara dalam Rapat Paripurna Istimewa (Senin 26 September lalu); esok, Tenggarong harus menjadi lebih Berseri.
Dalam rapat paripurna tersebut, secara jelas Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Dr. H. Syaukani HR, MM, mengungkapkan bahwa perayaan HUT Kota Tenggarong harus menjadi momentum untuk berevaluasi ; keberhasilan serta kekurangannya.
“Kita tidak harus merayakan semua ini dengan gemerlap pesta serta kegiatan seremonial lainnya. Yang terpenting adalah membangun semangat serta tekad kita bersama untuk menjadikan Tenggarong semakin maju,” ucap Syaukani dalam pidatonya.
Syaukani juga menekankan agar dalam peringatan ini, masyarakat Kukar semakin dewasa untuk melihat banyak permasalahan. Selama ini Kukar, -menurutnya- banyak dipandang memiliki banyak permasalahan serius, sehingga terkadang menimbulkan rasa pesimis di kalangan masyarakat. Namun ia mengingatkan agar semua permasalahan itu bisa disikapi dengan arif. Dan Syaukani mengakui bahwa Kukar memang masih jauh dari apa yang diharapkan, terdapat banyak kekurangan di sana-sini. Dan, ia berharap dengan kebersamaan, semua permasalahan bisa diselesaikan dengan bijaksana.
Momen HUT Tenggarong adalah wahana yang tepat untuk melihat sejauhmana peningkatan taraf pembangunan, kecerdasan, serta kecerdasan masyarakat Kukar secara umum, agar ke depan bisa menjadi lebih baik lagi.
Dalam pantauan reporter dprdkutaikartanegara.go.id, sejauh ini masyarakat memang kebanyakan hanya mengetahui HUT Tenggarong dari kegiatan seremonial, seperti Erau. Sehingga tidak salah kalau ditanya kapan HUT Tenggarong kepada sebagian masyarakat Kukar, mereka kebanyakan tidak tahu menahu. Namun, masyarakat banyak berharap agar kegiatan seremonial seperti Erau tetap dilaksanakan, sebagai bagian dari peringatan itu sendiri. Setidaknya itu sebagai trade mark tahunan untuk memperingati hari jadi kota Tenggarong, seperti harapan banyak orang di tahun-tahun yang akan datang. (
hnf)