DPRD Kutai Kartanegara
Warta DPRD: Jembatan Besi Tenggarong Diperuntukan Sebagai Jalur Khusus Pejalan Kaki
post

Jembatan Besi Tenggarong Diperuntukan Sebagai Jalur Khusus Pejalan Kaki


Plt. Ketua DPRD Kukar Junadi,A.Md lakukan peletakan batu pertama (Foto: rby)
HUMPROP– Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) menggelar acara Doa Selamat dan Tempong Tawar sebagai tanda dimulainya Pembangunan Jembatan Pendamping Jembatan Besi Tenggarong, yang berlokasi di Simpang Tiga Danau Semayang, Tenggarong, Kalimantan Timur, Senin (21/04).

Acara ini dihadiri langsung oleh Bupati Kutai Kartanegara Edi Damansyah, Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura H. Aji Muhammad Arifin, Plt. Ketua DPRD Kukar Junadi A. Md, jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kukar Wiyono, para kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkab Kukar, serta pimpinan dan jajaran Direksi dari PT. Putra Nanggroe Aceh, PT. Celebes Sarana Jasa dan undangan penting lainnya.

Dalam sambutannya, Bupati Edi Damansyah menegaskan bahwa Jembatan Besi bukan sekadar jembatan penghubung sisi Sungai Mahakam, melainkan saksi bisu sejarah panjang Kota Tenggarong.



Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura H. Aji Muhammad Arifin Tempong Tawar (Foto: iwn)
"Usianya yang mendekati satu abad menjadikannya bukan sekadar infrastruktur tua, tetapi juga sebuah memori kolektif masyarakat Kota Tenggarong, yang merekam identitas dan kebanggaan warga. Namun, seiring meningkatnya kebutuhan mobilitas dan pertumbuhan kota, diperlukan solusi infrastruktur yang lebih modern untuk menampung volume kendaraan yang terus meningkat. Oleh karena itu, pembangunan jembatan pendamping menjadi sebuah solusi nyata. Di sinilah letak kearifan dan kebijaksanaan kita sebagai masyarakat Tenggarong," ujarnya.

Sementara itu, Junadi selaku Plt. Ketua DPRD Kukar mengungkapkan apresiasinya terhadap pelaksanaan acara Doa Selamat dan Tempong Tawar ini. Ia menilai bahwa langkah yang diambil pemerintah sangat menghargai nilai sejarah dan budaya.

"Pemerintah kita tidak melupakan arah sejarah dan tidak mengabaikan nilai budaya yang melekat pada Jembatan Besi. Justru sebaliknya, pemerintah telah berupaya mencari jalan tengah secara adil dan bijaksana setelah menerima berbagai masukan dari masyarakat. Jembatan Besi nantinya tidak dibongkar, tetapi akan difungsikan sebagai jalur khusus pejalan kaki dan olahraga sepeda. Ini adalah bentuk pelestarian warisan leluhur sekaligus langkah maju dalam pengembangan pariwisata di Kota Raja Tenggarong," jelas Junadi.

Pembangunan jembatan pendamping ini diharapkan dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat, baik dari segi mobilitas, ekonomi, hingga pelestarian budaya dan peningkatan daya tarik pariwisata Tenggarong.
(mur/rby/iwn)