DPRD Kutai Kartanegara
Warta DPRD: Sepi Pembeli di Pasar Ramadan

Sepi Pembeli di Pasar Ramadan


Suasana Pasar Ramadhan tahun ini (Foto: hanaf)
Tidak seperti Ramadan di tahun-tahun sebelumnya, pasar Ramadan tahun ini agak sepi dari pembeli. Minat beli masyarakat kota Tenggarong menurun drastis. Jika pada awal-awal Ramadan masih cukup ramai, namun semakin mendekati akhir Ramadan, suasana pasar menjadi sepi. Padahal, jika dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya, dari awal puasa hingga akhir, pasar Ramadan selalu ramai dengan pembeli.

Hal itu juga dikeluhkan oleh Ali, salah seorang pedagang kue yang merasa Ramadan kali ini jauh berbeda. Ali yang memiliki dua petak untuk menjajakan kue-kue serta gorengan, hanya pasrah dengan kondisi ini. “Satu petak saja kita sewa sebesar 400 ribu rupiah. Jadi, dalam satu bulan kita harus laba lebih dari satu juta untuk biaya sewa dan juga modal membuat kue,” ungkap Ali.



Para Pedagang tengah asyik menunggu dagangannya (Foto: hanaf)
Namun menurutnya lagi, kemungkinan itu bisa disebabkan oleh naiknya harga-harga kue, seiring dengan naiknya harga-harga kebutuhan pokok. Untunglah usahanya kali ini cukup tertolong dengan gorengan yang dibuatnya bersama dengan keluarganya di sana. Dibandingkan dengan kue-kue yang dijajakannya, gorengan ini lebih banyak peminatnya. “Alhamdulillah, mudah-mudahan dengan begitu kita bisa kembali modal,” harapnya. Hanya saja menurutnya kalau untuk mendapatkan untung besar seperti sebelumnya masih sangat jauh. Paling tidak untuk lebaran nanti, ia masih bisa membeli beberapa keperluan untuk keluarga, meskipun harus mengirit-irit.

Salah seorang pengunjung pasar Ramadan, Evi juga mengungkapkan bahwa Ramadan kali ini memang perlu menyederhanakan gaya hidup. “Daripada banyak makanan yang tidak dihabiskan, lebih baik kita membeli yang perlu-perlu saja.



Kue-kue basah kurang diminati pegunjung (Foto: hanaf)
Saat kondisi seperti ini kita harus banyak berhemat,” ungkapnya. Ia dan keluarga biasanya memang lebih menyukai gorengan serta es buah untuk berbuka. Sementara untuk sahur, ia lebih memilih banyak mengonsumsi sayur serta ikan laut. “Ikan sungai mahal, mas. Mau beli ayam juga sedikit was-was,” seru Evi.

(hnf)