DPRD Kutai Kartanegara
Warta DPRD: Usia 42, Bergelar Doktor

Usia 42, Bergelar Doktor




YATIM sejak dilahirkan itu, kini bergelar doktor. Dialah HM Aswin. Begitu dilahirkan 16 Februari 1963 di Samarinda, Bundanya meninggal. Dari sejak bayi, ia diasuh kerabatnya. Bahkan seorang sepupunya rela berkorban berhenti sekolah demi untuk menjaga Aswin yang masih balita, yang pada saat itu jauh dari kemapanan hidup, bahkan boleh dikata kepapaan akrab dalam keluarga.

Si yatim ini kemudian disekolahkan. Ia menamatkan SD (1974) SLTP (1977) kemudian SLTA (1981) semuanya di Samarinda. Mendapat gelar insinyur (S1) pada 1985 di Unmul. Sambil bekerja menjadi pendidik dari pesantren ke pesantren, kemudian di Dinas Pertanian dan berkecimpung di Golkar (sebelum ada larangan PNS berpolitik, Red).
Melanjutkan studi S2. Gelar magister manajemen diraih pada 2001 di Universitas Jenderal Soedirman. Lantas 2002 memulai kuliah pascasarjana di Unibraw malang. Hingga 1 Desember 2005, lulus dengan predikat sangat memuaskan dan berhak bergelar doktor bidang ilmu ekonomi. Jadi gelar itu persis diraih Aswin pada usia 42 tahun.
Apa saja komentar orang yang dialamatkan kepada Aswin. Di bawah ini disajikan hasil wawancara Garda kepada sejumlah pimpinan partai politik dan organisasi kemasyarakatan.


Husaini SE (Ocen)
Wakil Ketua Partai Patriot Kukar.

Aswin memang cerdas. Saya mengenalnya sejak dulu. Ia merupakan konseptor andal dan mampu mempraktikkan konsep-konsepnya dengan baik. Banyak orang bergelar sarjana, namun tampaknya hanya semacam formalitas belaka tanpa memiliki kemampuan yang sesuai dengan gelar kesarjanaannya.
Beda dengan Aswin. Gelar yang ia raih bukan hanya semata formalitas saja. Tetapi juga ia tunjukkan dengan skill yang memuaskan. Sepak terjangnya sangat sesuai dengan gelar-gelar yang ia sandang. Aswin merupakan sosok yang tidak selalu melangkah tergesa-gesak. Ia akan selalu berhitung dan menganalisa buruk baiknya sebuah langkah yang hendak ia jalani. Karena kehati-hatiannya itulah maka ada saja pihak yang keliru menafsirkan, sehingga Aswin dinilai lamban dalam hal mengeluarkan keputusan. Tetapi ia tetap berpendirian.
Saya salut dengan Aswin. Dengan sikap kehati-hatiannya itu, tentu saja ada alasan yang mendasar. Terutama ia tidak ingin terjebak pada kekeliruan dalam melangkah, sehingga ia menganut, biar saja penafsiran orang negatif atas sikapnya, tetapi dengan sikap itu ia bisa menyelamatkan banyak hal agar ia maupun lembaga yang ia pimpin tidak terjerumus pada lubang menganga yang bisa mencelakakan.

Ir HM Yusuf AS MM
Ketua Kerukunan Bubuhan Banjar.

Bujur-bujur semangat Aswin kuketujui. Orang jua katuju melihatnya untuk dijadikan semacam cerminan. Sebagai manusia yang diciptakan Tuhan, diwajibkan menuntut ilmu setinggi-tingginya. Aswin sudah memenuhi kewajiban itu. Aku katuju bila kewajiban ini dituruti oleh nang lain. Artinya, sebagai manusia, sah bernafsu ganal untuk meraih ilmu pengetahuan yang baik. Kemudian kenanya, ilmu itu diamalkan dengan sungguh-sungguh kepada masyarakat.
Sebagai pemimpin, sudah selayaknya berilmu dan bisa mengamalkan ilmunya. Aswin sudah menunjukkan keduanya selama kiprahnya sebagai pejabat negara, yang bertanggung jawab terhadap negara dan masyarakat. Kariernya, insya Allah akan terus naik. Karena dengan ilmu itu akan menjadi pengiring langsung langkah-langkahnya ke depan.
Selamat untuk Aswin yang telah meraih gelar doktor dalam usia muda. Diharapkan dengan kemudaannya itu, lebih kreatif mengamalkan ilmu yang didapat.

HM Ali Hamdi S Ag
Ketua Partai Keadilan Sejahtera.

Aparatur pemerintah maupun masyarakat umum bisa menjadikan semacam sampel terhadap Aswin. Pendidikan itu sangatlah penting. Nabi Besar Muhammad SAW, bersabda, tuntutlah ilmu dari buaian hinga ke liang lahat. Ini mencerminkan bahwa yang namanya menjalani pendidikan itu tidak ada batasnya. Dan Aswin sudah menunjukkan itu, karenanya aparatur pemerintah di daerah ini maupun masyarakat pada umumnya sangatlah patut menjadikan semangat Aswin dalam menuntut ilmu menjadi contoh langsung.
Ilmu yang dimiliki, tentunya dengan ilmu tersebut bisa merubah nasib. Tanpa ilmu, sudah bisa dipastikan tergilas oleh perkembangan zaman. Tentukan masa depan dengan ilmu. Harta yang diwariskan bisa habis, sedangkan ilmu yang diwariskan tentu tak akan pernah habis, bahkan akan selalu bertambah. (kon)
Mengapa manusia bisa lebih dalam dan lebih jauh menyelam dan berenang di lautan dalam dibanding ikan yang punya insang? Mengapa manusia bisa lebih tinggi dan lebih lama terbang di angkasa dibanding burung yang memiliki sayap? Jawabnya hanya satu kata, ILMU. Dengan ilmulah manusia bisa melebihi ikan dan burung. Khusus kepada Aswin, saya salut, dalam usia masih muda, ia sudah menuntaskan pendidikan tertinggi. Kini tinggal kiprahnya dalam mewariskan ilmu tersebut agar meluas dan terus bertambah. Karena dengan ilmu, seseorang bisa meraih masa depan yang cemerlang. (kon)

Dedi Sudarya
Ketua Angkatan Muda Partai Golkar

Ilmu yang kini dikuasai Aswin, merupakan paspor karier ke depan. Dalam usia tergolong muda, masa-masa kreatifnya masih sangat panjang. Dengan ilmu yang kini ada dalam diri Aswin, sudah pasti ilmu yang mencerminkan secara langsung sepak terjang positif itu menjadi semacam paspor untuk meraih karier yang lebih gemilang ke depannya nanti.
Saya bangga kepada Bung Aswin, yang bukan saja sebagai teman juga sebagai kakak yang mana saya termasuk binaan doktor ilmu ekonomi ini. Kiprah saya di dunia politik, banyak belajar dengan Bung Aswin, yang tentu saja mendapat tularan keandalan politik melalui guru poliknya H Syaukani.
Saya berharap kelak, Bung Aswin mengamalkan seoptimal mungkin ilmu-ilmunya kepada masyarakat. Kiprahnya betul-betul ditunggu untuk bersama-sama penggerak roda pembangunan di daerah ini supaya tujuan utama pemerintah daerah mewujudkan kesejahteraan rakyat bisa tercapai.


Drs H Eddy Maulana
Masyarakat Kukar

Ada pendapat orang tua: Manusia bodoh dimakan manusia pintar. Setelah saya jalani hidup ini hingga usia kepala empat, saya memahami pendapat itu, bahwa manusia yang kosong dengan ilmu tentu tak akan berguna atau tersingkir dari persaingan hidup dan digilas keadaan. Karena manusia diberi Tuhan nafsu dan akal, maka dengan keduanya itulah manusia memiliki peradaban dan kemajuan diberbagai bidang.
Tuhan tidak menginginkan hambanya tidak berilmu. Karena itu Tuhan mewajibkan kepada manusia untuk menuntut ilmu setinggi-tingginya guna diamalkan. Kini Aswin menyeleswaikan pendidikan tertinggi di dunia. Bahkan dalam usia masih muda. Tentunya dengan kemudaannya itu, ilmu yang ia meroleh akan bisa lebih diperluas lagi sebagai jihad, sebagai ibadah. Karena dengan ilmu yang diamalkan, tentunya akan mendapatkan balasan pahala yang besar. Bahkan ilmu yang diamalkan bisa menjadi amal jariah. Masyarakat berharap, ilmu yang kini dimiliki Aswin, bisa ditularkan kepada masyarakat agar masyarakat ikut tertular ilmu yang bermanfaat. (kon)