Pengalaman Dari Sragen
 Fathur Rachman, Kagum Pada Kemajuan Sragen (Foto: sahrin) |
|
|
|
Ada pengalaman sangat berharga setelah mengadakan kunjungan kerja ke Sragen. Ternyata salah satu kabupaten di Jawa Tengah itu, telah sedemikian majunya, baik bidang pembangunan, sosial kemasyarakatan, hingga pada layanan aparatur terhadap rakyatnya. Semua dilakukan dengan efisien, efektif dan tegas, sehingga tidak ada antrian, ketika mengurus Kartu Tanda Penduduk (KTP), maupun masyarakat yang bersileweran meminta sumbagan di jalan.
“Saya sangat kagum dengan kemajuan mereka, bayangkan, mengurus KTP saja cukup 2 menit selesai, bila dibanding daerah kita, tentu itu sebuah waktu yang sangat singkat,”puji Fathur Rahman, Anggota Komisi I yang baru pulang dari kabupaten itu.
Dengan APBD hanya Rp400 Milyar lebih, Sragen memang melaju pesat di bidang pembangunan. Penerapan teknologi informasi telah dilakukan sedini mungkin, bahkan untuk mengontrol para pegawai, Pemkab kemudian menerapkan sistem telekomfrens, yang terbukti dapat mempersingkat jarak dan waktu.
 Salah Satu Sudut Tenggarong, Dapat Mencontoh Sragen di Bidang Pembangunan (Foto: Hnf) | |
|
|
Meskipun dengan APBD terbatas, namun Pemkab Sragen tetap dapat menjalankan berbagai program yang telah dicanangkan. Hal ini terjadi lantaran sistem pengelolaan keuangan yang baik, serta suksesnya pemerintah setempat dalam mengundang investor untuk melakukan penanaman modal di Sragen.
Tidak seperti di daerah ini, yang pada waktu-waktu tertentu banyak pengemis berkeliaran di jalanan. Di Sragen, keberadaan pengemis sangat dijaga ketat, apabila ada yang masuk maka akan segera diciduk kemudian dipulangkan ke daerah asalnya, dengan diberikan pesangon.
Apabila yang mengemis adalah masyarakatnya sendiri, pemerintah biasanya langsung memberikan penyuluhan, dan pendidikan keterampilan serta modal untuk berusaha. Apabila setelah diadakan penyuluhan, yang bersangkutan masih tetap melakukan kegiatan mengemis, barulah kemudian diberikan sanksi tegas, berupa pengurungan.
 Tenggarong Memilki Banyak Kelebihan, Baik SDA, SDM, Maupun Panorama (Foto: Hnf) | |
|
|
Tidak hanya sampai pada persoalan pengemis, masyarakat Sragen juga diajarkan untuk membiasakan diri hidup bersih dan mencintai lingkunga. Seperti pembuangan sampah rumah tangga, masyarakat diharuskan memilah-milah mana sampah organik dan mana non organik, sehingga memudahkan proses pembuangan tahap akhir.
Melihat keberhasilan kabupaten tersebut, Fathur mengaku kagum dan cukup merasa iri, ia mengaku sangat memimpikan suasana tertib semacam itu, suatu saat nanti akan dirasakan di daerah ini. (
arin)