DPRD Kutai Kartanegara
Warta DPRD: Jangan Pikirkan Monumental, Prioritaskan Jalan

Jangan Pikirkan Monumental, Prioritaskan Jalan


Rombongan Komisi Gabungan Tim III, Memasuki Kecamatan Kenohan (Foto: sahrin)
Selama ini ada konsep pembangunan yang kurang tepat di pedesaan dan kecamatan. Apabila mengajukan permohonan, berupa program pembangunan desa, biasanya yang didahulukan pembangunan fisik monumental, berupa sebuah kantor desa yang megah, atau sebuah fasilitas olah raga yang bergengsi. Tidak salah memang, dan itu perlu, tetapi yang paling diperlukan masyarakat desa adalah infra struktur jalan, untuk membuka akses dan mobilitas ekonomi masyarakat. Celakanya, hal itu pula yang sering tertinggal dalam setiap program pembangunan desa.

Hal ini terungkap dalam kunjungan kerja Komisi Gabungan DPRD Kutai Kartanegara, ke Kecamatan Kenohan dan Muara Muntai. Rombongan dewan yang dipimpin Drs HM Irkham (Komisi III), dan terdiri atas H Fahtur Rachman (Komisi I), Sudarto BA (Komisi IV), Yayuk Sehati (Komisi IV), H Abdul Sani (Komisi IV), H Jabbar Bukran (Komisi II) dan Suwaji (Komisi ). Melakukan berbagai peninjauan di lapangan serta mengadakan tatap muka dan dialog dengan masyarakat masing-masing kecamatan.



Anggota Dewan Bertatap Muka Dengan Masayarakat (Foto: Sahrin)
Dalam kesempatan berdialog dengan masyarakat di dua kecamatan tersebut, para wakil rakyat mengingatkan, agar mereka kritis dalam memperhatikan pelaksanaan pembangunan di wilayahnya. Apabila melihat sebuah proyek, warga hendaknya mengerti proyek apa yang dilihatnya dan untuk apa dilaksanakan. Selain itu mereka juga diminta untuk menuliskan, atau menyampaikan pada dewan, apabila ada penyimpangan aau masalah, pada proyek pembangunan di desanya masing-masing.

Berkaitan dengan pembangunan pedesaan, H Abdul Sani Anggota Komisi IV menegaskan, prioritas pembangunan pedesaan, hendaknya dititik beratkan pada pembangunan jalan. Pihak desa jangan dahulu memikirkan sebuah bangunan kantor yang megah, atau fasilitas olah raga yang besar, karena apapun programnya dan apapun bangunannya, apabila tidak ada akses jalan, perkenomian masyarakat, tentu tidak akan meningkat.

“Buat apa kita membangun fasilitas yang megah-megah, kalau ingin ke luar desa saja susah, lantaran akses jalan yang tidak memadai? Apalagi kami sering menemukan, beberapa desa, meskipun kantornya megah kadesnya jarang turun, hal inikan mubazir,” tandas Sani.



Rakyat Serius Berdialog Dengan Wakilnya, Jangan Hanya Monumental, Jalan Perlu (Foto: Sahrin)
Salah satu yang menghambat kemajuan pembangunan desa di luar ibu kota kabupaten, memang terkait kurangnya akses jalan. Seperti masyarakat Kenohan, Muara Muntai. Kenohan, Kembang Janggut dan Kecamatan Tabang, potensi ekonomi yang besar di wilayah tersebut, tidak berhasil mengangkat taraf ekonomi masyarakat, karena ketiadaan jalan darat yang memadai dan baik.

Sejalan dengan pemikiran para wakil rakyat tersebut, baik masyarakat Kenohan maupun Muara Muntai, dalam sesi dialog yang memita kepada para wakil rakyat untuk memperjuangkan sarana jalan bagi kecamatan masing-masing. Mereka juga meminta agar legislatif dapat memperjuangkan peningkatan sarana pendidikan, air minum dan penerangan listrik.

Khusus untuk pendidikan, Warga Kecamatan Kenohan meminta dibangunkan sebuah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA ) Negeri, yang sampai sekarang belum dimiliki. Selama ini di kecamatan tersebut hanya terdapat tiga Sekolah Dasar (SD) Negeri, Satu Sekolah Lanjuta Tingkat Pertama (SLTP) Negeri, dan Sebuah Sekolah Menengah Umum (SMU) Swasta. (arin)