Potensi Terpendam dari Samboja
 (Foto: pwt) |
|
|
|
Secara bersamaan Komisi II dan III DPRD pekan lalu melakukan kunjungan kerja ke Yayasan Samboja Lestari di Kecamatan Samboja. Samboja Lestari merupakan suatu LSM yang bergerak pada upaya pelestarian hutan, reboisasi, rehabilitasi orang hutan dan beruang madu.
Beroperasi di kecamatan Samboja dengan luas wilayah kerja sekitar 2ribu Hektar. Terdiri dari penghijauan hutan dengan penanaman kembali pohon-pohon di daerah-daerah yang gundul serta penangkaran orang utan dan beruang madu sebagai upaya penyelamatan. Sebagian besar pengelola wilayah ini berkebangsaan Belanda dan merupakan pakar dari lingkungan hidup, baik kehutanan maupun marga satwa lainnya. Secara efektif Samboja Lestari baru beroperasi sekitar tahun 2003 berawal dari keinginan untuk memanfaatkan hutan bagi kepentingan masyarakat, khususnya di Kalimanan Timur. Sebelumnya daerah ini merupakan daerah yang gundul dan tandus, kebakaran seringkali terjadi didaerah ini, namun bila musim hujan menimbulkan banjir dan genangan air di wilayah Samboja dan sekitarnya. Namun dengan upaya yang telah dilakukan oleh Samboja Lestari dampak negatif tersebut bisa diminimalisasi, dengan ditanaminya kembali hutan tersebut, maka dapat menyerap air sehingga kebakaran hutan dan banjir sangat jarang terjadi.
 (Foto: pwt) | |
|
|
“Sebelumnya kita tidak pernah mengetahui ada tempat seperti ini,” ungkap Marwan SP saat meninjau lokasi Samboja Lestari yang memang tertata dan terorganisir dengan baik. Pusat perkantoran terletak ditengah hutan dengan fasilitas yang terbilang lebgkap. Melihat potensi yang terdapat pada areal Samboja Lestari memberikan pandangan baru bagi dewan bahwa keberadaan lingkungan hidup merupakan potensi yang harus dijaga dan terus dilestarikan. Selain dampak sosial, dampak ekonomi juga dirasakan masyarakat dengan adanya kelestarian lingkungan hidup.
Hal senada diungkapkan Suwaji, yang merupakan anggota dewan yang berasal dari Samboja, bahwa keberadaan Samboja Lestari banyak menimbulkan dampak positif masyarakat sekitarnya bahkan untuk Kutai Kartanegara secara keseluruhan. Masyarakat Samboja yang berada dibawah garis kemiskinan kini mulai terangkat, dengan tersedianya lapangan pekerjaan yang memberdayakan masyarakat melalui lingkungan hidup, juga telah tersedia layanan kesehatan bagi masyarakat sekitar. “Merupakan aset bagi daerah kita, areal ini bisa menyamai kebun raya Bogor,” papar Suwaji.
Lebih lanjut dikatakan bahwa potensi yang ada dikawasan Samboja Lestari merupakan aset bagi daerah kita, perlu untuk lebih dikembangkan. Melihat PAD daerah kita yang masih terlalu minim, sementara asset serta potensi yang dimiliki daerah ini sangat banyak. Sehingga perlu upaya ekstra memaksimalkan potensi daerah tersebut, tidak hanya mengembangkan dalam bidang agrobisnis, namun juga dibidang agrowisata, keberadaan Samboja Lestari yang telah menerapkan wanausaha dan wanawisata perlu mendapat perhatian dari Pemerintah Daerah dengan melibatkan berbagai instansi, seperti Dinas Kehutanan, Dinas Pertanahan, Dinas Pariwisata dan instansi terkait lainnya untuk lebih mengembangkannya. Dengan demikian tidak hanya dapat menjaga kelestarian lingkungan hidup namun juga dapat mendatangkan wisatawan dan akhirnya dapat mendongkrak PAD.
 (Foto: pwt) | |
|
|
Willie Smits Direktur Yayasan BOS yang langsung menerima rombongan mengungkapkan bahwa kelestarian lingkungan hidup merupakan modal utama bagi kelangsungan hidup kita dimasa akan datang, sehingga perlu diketahui oleh berbagai pihak dampak dan kegunaannya. Atas upaya yang telah dilakukan Samboja Lestari ini telah banyak menarik berbagai pihak yang peduli dengan masalah lingkungan hidup.
Keberadaan Samboja Lestari telah banyak menarik para ilmuwan untuk melakukan observasi, terbukti dengan lahirnya tiga orang Doktor atau S (III) yang melakukan penelitian disini, bahkan dari 300 pekerjanya saat ini ada yang tengah dan akan melanjutkan pendidikannya Doktornya di Belanda. Dalam setiap minggunya Samboja Lestari juga menerima kunjungan dari berbagai Universitas Mancanegara dan Indonesia seperti Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Gajah Mada Universitas Mulawarman dan sebagainya, yang mengadakan riset disini.
“Pemerintah Daerah hendaknya dapat mengeluarkan suatu Perda untuk melindungi kawasan hutan serta adanya sangsi yang tegas bagi pihak-pihak yang ingin melakukan perusakan ataupun perambahan hutan,” ungkap Abu Bakar HAS, wakil ketua Komisi III.
Didalam area ini juga menyimpan kandungan air yang cukup melimpah dan bila dirawat dengan tepat memiliki persediaan yang banyak dan bertahan lama. Saat ini Pemkot Balikpapan tengah menjajaki kerjasama untuk penyediaan air bersih. Seperti diketahui wilayah Balikpapan saat ini memiliki masalah kekurangan air bersih yang cukup meresahkan. Dengan jumlah penduduk yang tinggi, sementara persediaan air bersih sangat terbatas. PDAM sebagai penyedia air bersih merasa kesulitan untuk menyuplai air bagi masyarakat yang teris bertambah. Sehingga memerlukan upaya untuk dapat mencari penyediaan air bersih yang sehat.
Sehingga menarik minat Pemkot Balikpapan untuk menjalin kerjasama dalam bidang penyediaan air bersih, dalam hal ini Pemerintah Daerah dapat memfasilitasi kerjasama tersebut melalui Perusahaan Air Minum (PDAM) dapat dilakukan pengaturan sistem kerja, termasuk pengaturan retribusi dari pengambilan air bersih tersebut. (
pwt)