DPRD Kutai Kartanegara
Warta DPRD: Jalan Kelekat - Tabang Segera di Bangun

Jalan Kelekat - Tabang Segera di Bangun

Pemerintah Daerah Kutai Kartanegara berencana akan membangun jalan sepanjang 70 Km. Akses jalan ini nantinya akan menghubungkan dua kecamatan paling pinggir didaerah ini, yaitu Kecamatan Kembang Janggut dan Tabang. Pembahasan perencanaannya cukup alot, masalah besarnya anggaran akibat beratnya medan yang akan dilalui menjadi pemicu.

Pembangunan jalan diharapkan akan dapat terselesaikan pada 2009 mendatang. Termasuk dalam pembiayaannya. Dari presentasi yang digelar Dinas Pekerjaan Umum (PU) dihadapan anggota DPRD, di tawarkan tiga desain alternatif pembangunan jalan. Alternatif pertama menelan biaya sebesar Rp 330.085.531.000,-. Sedangkan untuk alternatif kedua ditawarkan via jalan logging sebesar Rp 298.966.428.000,- dan via samping jalan logging menelan biaya Rp 321.614.664.000,-.

Diungkapkan, besarnya anggaran ini dengan mempertimbangkan berbagai aspek, dengan adanya desain alternatif ini agar dapat melakukan penekanan anggaran yang dibutuhkan. Secara garis besar kepentingan yang terkait dengan tata ruang yang komperehensif.
“Kita tawarkan beberapa desain alternatif, sehingga dapat dilaksanakan secara optimal sesuai dengan pendanaan yang ada,” ungkap Ir Herdianto A, wakil dari Dinas PU.

Dalam perencanaan ini, jalan Kelekat-Tabang menggunakan kelas jalan II. Sesuai peraturan Bina Marga 038/T/BM/1997 dengan karateristik, lebar jalan 7 m (2arah-2lajur), bahu jalan 2m, untuk beban maximum kendaraan 10 T, daerah milik jalan (DAMIJA) 15 m dan asumsi LHR (Lalu Lintas Harian Rata-rata) pada akhir umur rencana 10.001-25.000.

Perencanaan desain jalan, diupayakan untuk mengembangkan situasi yang aman, nyaman dan tepat sasaran. Selain itu dapat dipergunakan dan berdaya tahan lama dan panjang. Beberapa hal yang mendapat perhatian dalam pembangunan jalan ini, kondisi wilayahnya yang sebagian besar harus melewati sungai-sungai. Alternatif yang ditawarkan adalah membuat jembatan yang disesuaikan dengan lokasi.

Siklus banjir tahunan yang melanda kedua wilayah ini, merupakan perhatian penting dalam perencanaan. Nantinya jalan yang dibangun akan mubajir apabila masih terendam air. Diketahui banjir didaerah ini bisa mencapai atap rumah dan berjangka waktu lama. Diharapkan pemilihan desain jalan dan alternatifnya dapat dipilih dengan tepat, sesuia kondisi alam yang ada. Selain itu curah hujan dan intensitasnya yang cukup tinggi didaerah ini, memerlukan perhatian tersendiri dari pihak teknis untuk menyikapinya.

Selama ini untuk dapat mencapai kedua daerah ini masih mengandalkan transportasi sungai. Minimnya trasportasi jalan membuat keduanya terisolasi dari daerah lain. Dengan terbangunnya prasarana jalan maka diharapkan tingkat ekonomi masyarakat dapat lebih terangkat. Selain pemerataan pembangunan, komoditi masyarakat sekitar dapat dikembangkan, baik itu sektor pertanian, perkebunan dan hasil hutan. “Pembangunan jalan antara Kelekat-Tabang, telah disepakati,” ungkap H Bachtiar Effendi.

Dikatakan, Secara tehnis dipahami banyak kendala dilapangan yang akan dihadapi. Namun pihaknya berharap agar koordinasi dengan berbagai instansi terkait dapat dilakukan secara intens. Sehingga pembangunan jalan ini tidak akan menemui permasalahan dibelakang hari. “Kita mengharapkan agar pembangunan jalan ini tidak terkesan mubajir, sehingga perencanaan yang matang perlu dilakukan terlebih dahulu,” paparnya.

Hal senada diungkapkan Ketua Komisi II H Setia Budi, harapan pembangunan jalan yang tepat guna dan tepat sasaran diharapkan semua pihak. Pihaknya akan melakukan cek dan ricek dilapangan. Dengan demikian dapat diketahui kondisi alam yang sebenarnya yang ada disana. “Pentingnya melihat secara langsung dilapangan sehingga dapat diketahui angka riil sesuai kondisi yang ada,“ ungkap Setia Budi.

Himbauan agar Dinas teknis dapat menyiapkan perencanaan yang matang dikemukan semua anggota dewan. Ketidaksiapan Dinas PU menyampaian presentasi nampak terlihat ketika beberapa anggota melontarkan pertannyaan dan tidak mendaptakan jawaban yang memuaskan. Keterbatasan waktu dan tidak adanya anggaran dianggap sebagai penghalang. Namun besar harapan bagi kita agar pembangunan jalan ini seperti pembangunan proyek lain, yang hanya dapat bertahan beberapa waktu setelah itu tidak berfungsi. Sementara anggaran yang dipergunakan mencapai miliaran, akibat tidak adanya perencanaan yang matang. (pwt)