DPRD Kutai Kartanegara
Warta DPRD: No Problem Lokasi SMA 3 Unggulan

No Problem Lokasi SMA 3 Unggulan


Sekretariat SMA 3 Unggulan yang mengontrak di rumah warga (Foto: Murdian)
POLEMIK relokasi lahan sekolah antara Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Tenggarong dengan SMAN 3 Unggulan Kukar sempat menjadi wacana. Bahkan sempat menjadi perdebatan di Komisi IV DPRD belum lama ini. Terutama “perebutan” lokasi mencuat setelah adanya isu Kasubdin Dinas Pendidikan (Disdik) yang memunculkan wacana lahan SMAN 2 sepenuhnya dijadikan SMAN 3.
Akibatnya munculnya wacana itu, reaksi protes pun berdatangan dari komponen masyarakat sekitar, para alumni, guru, dan siswa SMAN 2. Mereka menilai wacana tersebut hanya akan memunculkan diskriminasi, baik itu ditingkatan sosial maupun pendidikan terutama di lingkungan SMAN 2.
Kebijakan pemerintah ingin meningkatkan mutu pendidikan di daerah ini merupakan terobosan yang sudah seharusnya disikapi semua pihak. Demikian pula ide sekolah unggulan sebagai grand strategy untuk memajukan pendidikan nasional. Hanya saja yang menjadi persoalan, ketika gagasan sekolah unggulan dan aplikasinya memunculkan problematika, seperti rumor “pencaplokan” lahan oleh SMA 3 Unggulan yang siswanya berjumlah 98 itu di lokasi SMAN 2 reguler. Kontan saja SMA 2 yang merasa memiliki lahan, punya hak mempertahankan sekolahnya.
Untung saja “pencaplokan” itu disikapi dengan kepala dingin oleh semua pihak. Artinya mencari jalan keluar bagi penyelesaian antara SMAN 2 dengan SMAN 3 harus segera dituntaskan. Ketua Komisi IV DPRD, HM Ali Hamdi ZA SAg dalam pertemuan dengar pendapat dengan pihak kedua sekolah yang juga melibatkan orang tua murid, Diknas, Pemkab dan PU. Akhirnya memberikan kesimpulan, SMA 3 Unggulan yang pindah ke lokasi lain.


Lab Komputer SMA 3 Unggulan (Foto: Murdian)
Tidak Ada Gesekan
Memang sangat disayangkan, ketika rumor menjadi “bara api” konflik. Kasus SMA 3 Unggulan berawal dari ketidakjelasan persoalan. Informasi yang berkembang bernada “perebutan” lokasi sekolah oleh SMA 3 Unggulan. Dan dampaknya mencuat dengan penilaian telah terjadi gesekan antara SMAN 2 dengan SMA 3 Unggulan.
Wakil Kepala Kurikulum SMA 3, Junianto SPd yang ditemui Garda mengenai adanya ketegangan tersebut membantah.”Sebenarnya tidak benar telah terjadi gesekan antara SMA 3 Unggulan dengan SMAN 2 hanya karena seputar rencana relokasi tersebut. Cuma saya pernah mendengar adanya komplain dari alumni SMAN 2 dan masyarakat, tapi persoalannya tidak jelas. Dan yang pasti kami dari pihak SMA 3 tetap harmonis, bahkan dalam acara olah raga dan kegiatan lainnya, kami selalu bekerjasama dengan SMAN 2. Jadi sekali lagi tidak benar ada ketegangan ini dan itu. Bahkan kalau kita tahu sejarahnya, SMA 3 itu embrionya juga dari SMAN 2 yang dulu memiliki kelas unggulan,” tegasnya.
Tak jauh berbeda dengan Junianto, hal senada pun diungkapkan Drs H Abdul Thalib MM Kepala Sekolah SMAN 2 mengenai adanya gosip “perang dingin” tersebut. Menurut Abdul Thalib itu hanya rumor yang sengaja dihembuskan oleh pihak tertentu yang menginginkan perpecahan.”Itu hanya fitnah, jika ada orang yang mengatakan telah terjadi ketegangan antara SMAN 2 dengan SMA 3, mereka hanya ingin memecah-belah, dan bila ditanggapi isu ini hanya akan merugikan perkembangan pendidikan di Kukar,” bantahnya.


Tampak Depan SMA 2 (Foto: murdian)
Namun Abdul Thalib membenarkan adanya pihak yang tidak setuju rencana pemindahan sekolah SMAN 2 ke lokasi lain.”Jadi rasa keberatan rencana pemindahan sekolah SMAN 2 memang telah memunculkan banyak reaksi. Bahkan sikap keberatan itu didukung dengan lebih seribu tanda tangan yang tidak setuju rencana pemindahan itu. Tapi setelah pertemuan hearing dengan Dewan Komisi IV, Ali Hamdi mengungkapkan SMA 3 positif pindah yang lokasinya rencananya di Tenggarong seberang, ” tuturnya.
Kasus tersebut adalah bagian kecil dari kondisi sekolah unggulan di Kukar. Tapi, jika ditakar nilai kontribusinya, sekolah unggulan seperti SMA 3 tetap harus diperhatikan keberadaanya oleh pihak terkait. Sebab, mengingat untuk kedepannya Kukar sangat membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul. Mungkin tidak berlebihan jika Abdul Thalib sebagai kepala sekolah SMAN 2 mendukung penuh program sekolah unggulan.
“Saya tetap optimis dengan keberadaan sekolah unggulan seperti SMA 3 dan sekolah-sekolah lainnya, asalkan dibina secara sungguh-sungguh, baik itu mengenai kedisiplinan yang unggul, gizi makanan yang unggul, pengawasan yang unggul, motivasi dan teknik belajar yang unggul, dan semuanya unggul,”pesannya. ((gu2n/ab) )