Komisi IV Kunjungi Puskesmas di Separe Besar Tenggarong Seberang (Foto: dian)
Pelaksanaan Gerbang Dayaku bukan tanpa catatan “merah”. Dana operasional yang diharapkan meringankan keseharian kerja Puskesmas melayani kesehatan pasien, tersendat. Kepala Puskesmas Rapang Mahang-Tenggarong Dr Efraim Manginte Mph juga menyayangkan perbedaan penghasilan yang diterima tenaga medis yang berada di masing-masing Puskesmas, kendati statusnya sama
Program Gerbang Dayaku bawaan pemerintahan Prof Dr Syaukani HR MM, selalu mendapat puja-puji hingga ke berbagai daerah luar Kaltim. Aplikasi dan implementasinya jelas dan betu-betul diupayakan semaksimalnya. Sektor peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) –pendidikan- juga kesehatan masih menjadi sorotan. Tentunya dengan tidak meninggalkan dua hal lain, yakni memajukan ekonomi berbasis kerakyatan serta pembangunan infrastruktur yang semakin gencar digalakkan.
“Saya rasakan sejauh ini Gerbang Dayaku bagus dan oke-oke saja. Orientasinya sangat membantu mengembangkan di daerah ini. Namun masih ada beberapa catatan yang perlu dibenahi terkhusus di bidang kesehatan ini,” kata Dr Efraim
Penyaluran dana operasional kesehatan melewati tangan Dinas Kesehatan yang terlambat membuat pengembangan program puskesmas, semisal pelatihan kader menemui hambatan. Efraim mencontohkan bila manusia menutup mata dan mencoba membayangkan ketika telah bekerja keras namun tanpa bayaran selembar rupiah pun? Pasti tidak mau. Itu wajar dan bagian dari sifat yang manusiawi. Tersendatnya aliran dana tidak membuat etos kerja para medis melemah, justru berfungsi menjadi cambuk. Kegiatan tersebut dikenalkan dengan sebutan “basic six”. Termasuk didalamnya adalah penyuluhan dan pelatihan kader dengan merangkul tenaga dari luar.
Tenaga medis tetap memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Posyandu dan perbaikan gizi terus di laksanakan secara berkelanjuta, terus berjalan. Mereka sadar bahwa Gerbang Dayaku bukanlah program yang tanpa perencanaan matang dan buta arah. Pada prisnsipnya Efraim merasa senang, serta setuju dengan bergulirnya program jangka lima tahun tersebut sampai detik ini.
Puskesmas Rapak Mahang membawahi empat kecamatan, yaitu Jahab, Bukit Biru, Melayu, juga Timbau -jika dananya sudah turun- Efraim berserta seluruh jajarannya berjanji akan membantu empat kecamatan tersebut akan kebutuhan perihal kesehatan. Tinggal menunggu dan disesuaikan dengan intruksi para camat saja. Menurut data yang sumbernya pasti, minimal setiap wilayah kecamatan bakal kebagian dana penunjang kesehatan sekitar Rp10 juta.
“Saya yakin Pak Kaning pasti punya arahan lewat Gerbang Dayaku-nya. Apalagi sekarang kan tengah berjalan fase yang kedua. Tetapi jangan salah sangka lho, kalau uang itu di comot dari anggaran Gerbang Dayaku untuk kesehatan yang diperkirakan senilai 2 miliar,” tandas dokter itu
Efraim juga mengaku muncul kendala lain yang tengah dihadapi. Masalah pembedaan penghasilan yang diterima masing-masing dokter meski berstatus sama. Efraim menyampaikan keinginannya supaya semua dokter dapat diangkat soal penghasilannya. Sehingga kemungkinan terjadinya kecemburuan sosial seperti yang dia khawatirkan, mampu ditepis sejak dini.
Untuk menengahi sekelumit persoalan semacam itu, maka dibentuklan Forum Puskesmas. Forum ini menjembatani aspirasi anggotanya dengan harapan dapat membantu Program Gerbang Dayaku II, mendulang kesuksesan sesuai tujuannya seperti tertuang dalam perencanaan.
(ab)