PDAM Oh… PDAM
PT ALTRA yang dipercaya membangun instalasi PDAM Tirta Mahakam sebagai upaya memberikan pelayanan maksimal kepada pelanggan, menuai ‘badai’. Ditengah-tengah jeritan pelanggan air sering macet dan keruh, pekerjaaan PT ALTRA belum juga terlihat hasilnya. Lupakan PT ALTRA, hanya buang-buang energi dan waktu. Itulah pernyataan tegas Direktur Utama PDAM Ir Awang Yacoub.
Angin tuntutan pelanggan untuk mendapatkan pelayanan maksimal dari PDAM, saat ini semakin kencang berhembus. Kondisi ini tentunya membuat manajemen perusahan berusaha sepenuh tenaga berbenah diri. Berbagai unit kerja intern PDAM di rombak, dengan harapan supaya kebutuhan masyarakat akan air bersih lekas terpenuhi.
Sebelumnya PDAM telah berharap kepada PT ALTRA agar instalasi air bersih yang dibangun dapat segera merentaskan keluhan pelanggan. Rupanya keinginan itu hanya mimpi, sebab sampai sekarang pekerjaan PT ALTRA belum terlihat hasilnya. Terkesan kinerja yang amburadul dan serba tak terselesaikan. Sementara para pelanggan terus menjerit, keluhan-keluhan selalu dialamatkan ke kantor PDAM. Tekad untuk mandiri bulat sudah. PDAM memutuskan hubungan dengan PT Altra karena diniali pekerjaannya semakin “buram”. Sebelum kepercayaan publik kian pupus, langkah tersebut wajib di tempuh.
Awang Yacaob mengaku PDAM sudah berulang kali melakukan koordinasi dengan PT ALTRA, selaku kontraktor pelaksana pembangunan instalasi air bersih daerah . Demikian pula dengan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kukar, selaku pengawas teknis di lapangan. Tetapi koordinasi yang diharapkan dapat berjalan baik, tidak digubris sama sekali.
“Kami sudah sering menyampaikan masukan, tapi tak pernah didengar PT ALTRA. Semakin ngomong semakin pura-pura tak mendengar. Diajak berkomunikasi, jangankan menanggapi, malah mata mereka semakin terpejam. Makanya lupakan saja PT ALTRA, daripada buang-buang energi dan waktu, “ kata Awang Yacaob
Tapaknya Awang sudah memperhitungkan secara matang mengenai keputusannya itu. Sebagai solusi, maka pihaknya akan berupaya memperbaiki beberapa WTP PDAM supaya perannya dapat dimaksimalkan.
“Batas kesabaran PDAM Kukar terhadap PT ALTRA sudah habis. Desember tahun lalu, ALTRA sempat di kartu kuning oleh Dinas PU karena pekerjaannya tak karuan, kemudian sempat membaik. Naasnya, itu terjadi hnya sesaat saja,” tambah Awang.
TARIF ANYAR
“Sebelum kami dapat memberikan pelayanan secara semestinya, kami berjanji tidak akan menaikkan tariff,” tegas Awang
Terkait dengan upaya peningkatan terhadap pelanggan, PDAM Kukar telah melakukan serangkaian pelatihan bagi kasir dan hubungan pelanggan. Tentus saja tujuannya untuk mendukung pelayanan maksimal PDAM yang tersebar di sejumlah kecamatan se-kukar.
Kenaikan tarif dasar air minum sebenarnya tak bisa dihindari, mengingat tarif yang berlaku saat ini tidak kuasa lagi menutup biaya produksi sebagai dampak kenaikan BBM.Belum lagi menyusul adanya rencana kenaikan tarif dasar listrik. Masalah satu belum genap selesai, siap menerpa “ombak” yang baru.
Awal PDAM mematok tarif ideal yang diberlakukan adalah Rp2.000 perm m3 atau naik sebesar 100% dari tarif semula. Meskipun tarif tidak jadi dinaikkan, sepanjang ada subsidi sekitar Rp4,5 miliar pertahun dari pemkab Kukar, tidak jadi persoalan yang terlampau rumit.
“Memang tidak memungkinkan jika nekad menaikkan tarif di Kota Raja ini, namun untuk beberapa tempat tertentu saya rasa tidak akan ada masalah,” terangnya
Tempat-tempat yang ia maksudkan adalah kawasan yang sejauh ini penyaluran air bersihn dan lancar-lancar saja.
Setelah tiga pihak dipertemukan dalam ruang panmus, yakni PDAM, Pemkab, dan pihak Dewan Perwakilan Rakyat Daer ah (PDAM), diputuslah satu kebijaksanaan. Presentase kenaikan rencana 100% dipangkas menjadi separonya. Jumlah sisa 50% yang dimaksud adalah dana segar pinjaman dari pemerintah daerah. Akan tetapi dana subsidi pemerintah yang didapat PDAMini bukanlah cuma-cuma alias gratis. Pemkab hanya bersifat memberikan pinjaman penyertaan modal, jadi pada waktu yang telah disepakati PDAM wajib melunasi janjinya.
(
ab)