DPRD Kutai Kartanegara
Warta DPRD: Tak Semua Desa Rp2 M

Tak Semua Desa Rp2 M


Ketua DPRD Kutai Kartanegara, Drs.Bahtiar Effendi (Foto: ist)
Lima tahun sudah program Gerbang Dayaku GD diluncurkan Pemkab Kukar. Lantas bagaimana hasilnya? Sudahkah rakyat menikmati kucuran anggaran pembangunan GD Rp2 miliar per desa? Sementara, desa yang ada di daerah ber-APBD besar ini sudah 215 termasuk kelurahan dengan jumlah penduduk sekitar 600 ribu jiwa menghuni 18 wilayah kecamatan. Untuk mengetahui hasil program GD lima tahun pertama, berikut petikan hasil wawancara Darkoni dari Garda Rakyat dengan Ketua DPRD H Bachtiar Effendi, melalui hubungan seluler, Jumat pekan lalu..

Sebagai wakil rakyat dan memimpin lembaga legislatif. Apakah Pak Bachtiar sudah melihat adanya hasil program Gerbang Dayaku yang dinikmati rakyat?

Jelas hasilnya sudah terlihat dan sebagian sudah dinikmati rakyat. Lihat saja, jalan-jalan desa yang tadinya teresolir, kini terbuka dan bisa menghubungkan jalur darat dari kecamatan dengan kecamatan lainnya. Begitu juga sudah dirasakan rakyat kenyamanan jalan-jalan gang dan desa yang mendapatkan semenisasi. Begitu juga pembuatan jembatan-jembatan permanen untuk memperpendek jarak tempuh antara desa yang satu dengan lainnya. Semua itu dikerjakan melalui anggaran Gerbang Dayaku. Demikian juga pembangunan fisik lainnya, baik pada sarana pendidikan dan kesehatan.
Juga di bidang pembangunan pendidikan. Sudah sebagian gedung-gedung sekolah direhab dan ditambah. Saat ini sudah seluruh kecamatan memiliki SLTP. Padahal lima tahun sebelum Gerbang Dayaku dijalankan, ada sejumlah kecamatan di Kukar belum memiliki kelengkapan sarana pendidikan. Kini dari SD sampai SLTA sudah tersedia.
Juga Gerbang Dayaku menyediakan sarana-sarana pertanian, termasuk pembukaan lahan baru dihampir tiap kecamatan. Melalui Gerbang Dayaku dalam 5 tahun terakhir ini, lahan-lahan pertanian milik masyarakat bertambah luas karena penggarapannya banyak dibantu oleh sarana modern, seperti traktor, mesin perontok padi, pompa air dan lainnya.

Saat ini masih ada masyarakat yang kurang mengerti soal penyaluran anggaran Gerbang Dayaku, apa bisa dijelaskan?

Anggaran Gerbang Dayaku itu bukan diberikan kepada rakyat dalam bentuk dana segar. Memang masih ada yang belum mengerti soal ini. Jadi perlu dijelaskan, bahwa anggaran atau dana Gerbang Dayaku Rp2 miliar perdesa diberikan melalui program pembangunan, bukan dana segar yang dibagi-bagikan seperti pengertian sebagian masyarakat saat ini.
Selain itu tidak semua desa mendapatkan Rp2 miliar (M). Dilihat dari keberadaan desanya dan kebutuhan pembangunannya. Bila kebutuhan membangunannya memang besar dan prioritas, kucuran anggaran Gerbang Dayaku Rp2 M tersebut layak diberikan. Tetapi bila kebutuhan pembangunannya kecil, maka anggaran yang diberikan kemungkinan dibawah dari Rp2 M. Dalam memberikan anggaran Gerbang Dayaku ini juga dilihat dari jumlah penduduk desa bersangkutan.

Lantas mengenai dana bergulir?

Dana yang diberikan kepada rakyat melalui Gerbang Dayaku memang ada, namanya dana bergulir, artinya dana itu mesti dikembalikan untuk digulirkan kepada warga yanfg belum mendapatkannya. Dana ini diberikan Rp500 juta per desa. Maksudnya tak lain untuk memberi modal usaha kepada masyarakat yang memang memiliki kemauan untuk berusaha. Dana bergulir ini wajib dikembalikan secara kredit tanpa bunga. Pengaturan kreditnya di atur dan diawasi oleh desa-desa setempat. Sedangkan pencairan dananya dilakukan melalui BPD.

Disinyalir, banyak oknum pejabat yang tidak memiliki semangat Gerbang Dayaku, bagaimana Pak Bachtiar melihatnya?

Memang, tidak semua program Gerbang Dayaku berhasil 100 persen. Ini lantaran kurang ketatnya pengawasan. Selain itu ada oknum aparatur yang belum memahami semangat Gerbang Dayaku, yakni semangat memandirikan rakyat. Akibat ulah beberapa oknum inilah, program Gerbang Dayaku ada yang belum menyentuh kepentingan rakyat. Padahal jelas, tujuan utama Gerbang Dayaku untuk memandirikan rakyat dalam hidup yang sejahtera.

Dengan masih adanya oknum-oknum yang menyimpangkan semangat Gerbang Dayaku, lantas apa harapan Pak Bachtiar.

Harapan saya, lakukan pengawasan terhadap pelaksana Gerbang Dayaku di lapangan. Bila memang ada yang terbukti melakukan penyimpangan, ambil tindakan. Oknum-oknum yang tidak membawa semangat Gerbang Dayaku ini memang sangat perlu diberantas.

Menurut Pak Bachtiar, apakah Gerbang Dayaku ini layak diteruskan?

Sangat layak. Masih banyak ketertinggalan pembangunan yang perlu dikejar. Cara mengejar dan merealisasikannya, ya salah satunya melalui program Gerbang Dayaku. Hanya saja seperti yang saya katakan tadi, pengawasan terhadap pelaksananya di lapangan jangan lemah. Pengawasan mesti super ketat dan terkoordinasi dengan baik.

Apa saja ketertinggalan daerah ini yang harus mendapat prioritas dikejar dengan Gerbang Dayaku?

Yang paling utama pembangunan bidang pendidikan. Bidang ini masih tertinggal. Kualitas pendidikan kita masih jauh tertinggal dibanding daerah lain. Program Gerbang Dayaku lima tahun pertama sudah membenahi bidang pendidikan. Kini lima tahun ke depan tinggal meneruskan. Prioritas lainnya, bidang kesehatan dan sarana fisik lainnya yang bersentuhan langsung dengan kepentingan rakyat.



(kon)