DPRD Kutai Kartanegara
Warta DPRD: Pesona Kukar Gaet Tiga Daerah

Pesona Kukar Gaet Tiga Daerah

Kebanggan masyarakat penghuni tanah Kota Raja kian kentara sinarnya. Bagaimana tidak, banyak kalangan wakil rakyat dari luar daerah yang tidak kuasa membungkam rasa kagumnya setelah mendengar selentingan pesona akan Kutai Kartanegara. Ditambah lagi, dengan Kabupaten ini yang masih menduduki record sebagai pencetak Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah (APBD) terbesar se-Indonesia. Masih jelas tercatat hingga hari ini, dan belum terpatahkan oleh kabupaten lain.

Program Gerbang Dayaku yang menjadi urat nadi sekaligus napas pembangunan di Kutai Kartanegara (Kukar), tampaknya juga tidak kalah populer di kancah nasional. Untuk yang kesekian kalinya, wakil rakyat dari berbagai penjuru nusantara berkunjung ke Tenggarong, kota tercinta kita ini. Mereka berduyun-duyun datang demi menyaksikan aplikasi serta implementasi pemerintahan Prof Dr H Syaukani HR MM bersama Samsuri Aspar, melalui program lima tahun yang tengah memasuki fase keduanya.

Bahkan kemarin (4/4), anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dari 3 daerah secara bersamaan melakukan kunjungan ke Kukar. Sungguh menjadi fenomena tersendiri, sebab sangat langka hal itu bisa terulang untuk kali yang kedua. Betapa daya tarik tiga sektor GD mampu memukau jutaan pasang mata, yakni pembangunan infrastruktur, ekonomi berlandaskan kerakyatan, hingga serangkaian kegiatan perihal peningkatan kwalitas Sumber Daya Manusia (SDM).

Rombongan ketiga daerah itu, masing-masing anggota Komisi C dan D DPRD Lombok Barat, Provinsi NTB, anggota Komisi I dan III DPRD Cianjur, Jawa Barat dan anggota Komisi A dan C DPRD Sawahlunto, Sumatra Barat (Sumbar). Para tamu Pemkab Kukar itu, disambut Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Kukar Drs HM Husni Thamrin MM sekaligus di Ruang Serba Guna Kantor Bupati.

Husni Thamrin berkesempatan hadir dengan didampingi sejumlah dinas, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kukar dan sederet instansi-intstansi terkait. Acara memang memakan durasi waktu nyaris genap 3 jam, namun pada intinya menjelaskan seputar prinsip-prinsip Gerbang Dayaku.

Niat utama yang diemban dari kunjungan tiga daerah adalah untuk menimba ilmu dari daerah kita. Begitu pula sebaiknya, pejabat yang duduk diatas ternyata juga memanfaatkannya sebagai sarana bertukar pengalaman. Sungguh tercipta suatu bentuk kerja sama yang tidak “bertepuk sebelah tangan” (simbiosis mutualisme).

“Pengalaman tetaplah menjadi guru yang terbaik, karena dia menyapa tanpa sepatah katapun, namun langsung tertempa dalam lubuk sanubari,” ujar Kahlil Gibran dalam bukunya yang mendunia

Profil Kukar dan potensi-potensi investasi daerah diperdengarkan pemaparannya dengan seksama serta khidmad. Meskipun demikian, nuansa yang diusung bertema serius namun santai, selentingan “guyonan” kerap kali menghadirkan simpul senyum melebar dari kalangan yang hadir. Ini bukti konkrit betapa bahagianya mereka sewaktu memandang, mendengar , juga merasakan Kukar tanpa “tabir” jarak lagi. Secara langsung menghirup segarnya udara yang bergumul dikawasan Tenggarong. Benar-benar sudah didepa mereka, betapa Kukar yang dahulu hanya melayang diruang angan-angan mereka.

Pemkab Kukar melayangkan harapan besar mengenai ajang pertemuan itu. Bahwasanya akan lebih mempererat hubungan dan kerjasama untuk meningkatkan pembangunan masing-masing daerah. Fakta, tanpa kedua faktor itu mustahil Kukar bisa mencapai batas level yang sekarang. Kita sebagai warga yang bernaung diatas tanahnya, hanya tinggal mempertahankannya saja serta senantiasa menjaga berbagai kelestarian yang menjadi pesona tumpah darah bersama ini. Kekayaan daerah dan alam merupakan karunia sekaligus amanah dari Tuhan Yang Maha Esa.

“Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa lepas dari ketergantungannya terhadap pihak lain, mereka saling membutuhkan dan melengkapi,” petikan dari ayat suci Al-Qur’an yang juga dijabarkan oleh buku sosiologi.

Sementara itu Ketua DPRD Lombok Barat H Takdir Mahdi menjelaskan, bahwa mereka berkunjung ke Kukar lantaran termotivasi mendengar daerah ini memiliki APBD hingga Rp3 triliun, bahkan ada kabar yang mengatakan lebih. Paling tidak, kebijakan yang diterapkan pemerintah daerah melalui program Gerbang Dayaku bisa mereka adopsi untuk membangun daerahnya. Jarang sekali daerah setara Kukar mendapat kenikmatan yang begitu besar, seperti yang dia temui sendiri.

“Gerbang berarti pintu, dan Dayaku mempunyai makna kemampuan Kukar untuk berdiri bertopang pada kedua kakinya sendiri,” arti GD secara bahasa oleh Husni Thamrin

Dimana turut pula dikedepankan pembagian anggaran ke dalam tiga sekor yang juga berperan sebagai tiang kokoh GD. Yaitu masing-masing sama 35 persen untuk ekonomi kerakyatan dan pembangunan bidang infrastruktur demi mengarungi bahtera globalisasi juga modernisasi. Sedangkan sisanya yang 30 persen di salurkan khusus untuk memajukan Sumber Daya Manusia (SDM), keseluruhan warga Kutai Kartanegara. Baik dari hal pendidikan yang tidak henti-hentinya digalakkan, maupun dari segi peningkatan pelayanan kesehatan agar tercipta masyarakat yang sehat dan kuat.

Menurut Takdir Mahdi, Kukar dan Lombok Barat terdapat perbedaan mencolok. Terutama dari sistem pembangunan di pedesaan dan peningkatan ekonomi kerakyatan. Di Kukar, anggaran untuk pembangunan pedesaan kini mencapai Rp2 miliar setiap desa atau naik 100 persen dibandingkan semusim yang lampau. Dana tersebut disalurkan dalam bentuk proyek, yang dikenal dengan program Gerbang Dayaku. Sedangkan di Lombok Barat, awalnya hanya dianggarkan sekitar Rp17,5 juta per desa dan kini ditingkatkan menjadi Rp50 juta per desa. Berbahagialah rakyat Kutai dengan bupati juga DPRD nya. Kaning adalah nahkoda yang pas untuk memimpin “kapal Titanic” sebesar Kutai Kartangegara. Dan Kantor Dewan akan selalu membuka pintunya lebar-lebar, menanggapi aspirasi “putih” penduduknya.

"Kebijakan-kebijakan semacam ini ingin kami pelajari. Kami juga ingin belajar mengenai kebijakan disektor pertambangan dan pelayanan kesehatan," kata Takdir.

Rombongan DPRD Cianjur melalui ketuanya, H Suratman juga mengaku “angkat dua jempol” dengan Gerbang Dayaku. Beliau termasuk personil yang mengamati perjuangan GD hingga detik ini. Disebutkan, sektor andalan daerahnya adalah agrobisnis dan pariwisata. Kedua sektor itu dinilai erat kaitannya dengan program prioritas Pemkab Kukar. Dengan penduduk sekitar 2 juta jiwa, sementar PAD hanya sekitar Rp55 miliar dinilai sebagai tantangan tersendiri ke depan. Beliau mengemukakan ajakannya untuk sama-sama menggalang kemajuan khususnya dalam bidang pariwisata.

Tamu adalah raja. Setelah serangkaian runtutan acara di ruang tuntas dilalui, ketiga rombongan tersebut tidak lantas segera beranjak dari “Wadah Etam”. Jadwal kunjungan yang sedikit longgar, dimanfaatkan untuk menjelajahi ruas serta seluk-beluk kota Tenggarong.
(ab)