Forkomas Sosialisasikan Unikarta
 Kampus UNIKARTA: Menggapai masa depan (Foto: ab) |
|
|
|
Universitas Kutai Kartenegara (Unikarta) sepi peminat. Univesritas yang cukup ‘memanjakan’ mahasiswanya melalui beasiswa itu perlu dipromosikan. Itulah tudingan dan gagasan Forum Komunikasi Mahasiswa Samboja FORKOMAS.
Unikarta sangat perlu diperkenalkan ke seluruh pelosok daerah Kabupaten Kukar. Meski Forkomas baru berdiri 16 Oktober semusim lalu, namun bukanlah organisasi yang minim intelektualitas. Kemampuan responsifitas terhadap kemajuan Unikarta, juga terhadap sekelumit persoalan sosial yang merebak di daerah, selalu menjadi kajian anggota Forkomas.
 M Jusman, Ketua Umum Forkomas (Foto: ab) | |
|
|
“Forkomas ada dan berdiri karena sadar bahwa segala hal tidak ada yang sempurna. Semua perlu kritik, yang tentunya musti bersifat membangun,” ungkap Jusman selaku Ketua Umum Forkomas.
Forkomas menyadari bahwa pemerintah perlu dikawal serius, terutama dalam aplikasi salah satu tiang penegak Program Gerbang Dayaku disektor peningkatan SDM. Hanya dengan membangun ratusan gedung sekolah apakah lantas pendidikan di daerah dapat terdongkrak secara otomatis. Atau kebijakan pemerintah memberikan beasiswa maupun sekolah gratis lantas pendidak di daerah akan mengalami kemajuan dengan sendirinya? Inilah yang dicoba Forkomas sikapi. Langkah pemerintah berhubungan dengan pendidikan, perlu dikawal dengan serius dan professional.
“Sekarang kurang apa Unikarta itu? Nikmat sekali, posisi rektor dijabat oleh bupati kita sendiri. Entah mengapa gedung yang tampak megah itu jarang peminat”. lanjut pria kelahiran Samboja itu
Jusman yakin dengan Forkomasnya akan dapat memajukan potensi kota Tenggarong dan sekitarnya, terlebih mengingat bahwa pendidikan adalah satu-satunya alat “Peneropong” dunia. Menumbuhkan minat baca dengan buku sebagai “jendela ilmu”, adalah gerakan yang diusung disamping mensosialisasikan kampus ungu mereka.
Akan hambar rasanya, jika Forkomas menyalahi jati dirinya yang bersifat kebangsaan, kemahasiswaan, kekeluargaan, kemasyarakatan, serta independent. Talenta dari segenap aliran darah dan senyum anak-anak Kutai tidak boleh dilupakan, sebab Gerbang Dayaku bakal sukses juga berkat keberadaan mereka.
Rencanaya, komponen yang tergabung satu dalam wadah Forkomas akan melakukan .invasi’, ke daerah asalnya. Mungkin lantaran jarak tempuh Kecamatan Samboja dari Ibukota Tenggarong cukup jauh, menyebabkan penduduknya kurang memperhatikan keberadaan Unikarta sebagai salah satu penyelamat aset bangsa. Kegiatan yang dimaksud akan fokus dalam rangka menggaet calon mahasiswa baru.
“Kami ingin Unikarta juga turut andil dalam menyemarakkan persaingan antar kampus dikancah nasional. Unikarta sudah menjadi yang terbaik di Tenggarong.” tambah Ramlianur, Anggota lain Forkomas
Sekarang adalah waktu yang pas untuk berpikir tentang bagaimana caranya Unikarta memasyarakat. Rencaanya “awak” Forkomas akan singgah di bebara SMA atau SMK dan sederajat,yang bedara di Samboja. Selama kurang lebih satu minggu, para siwa-siswi akan diberikan pilihan yang komplek, soal tempat dan jurusan yang baik guna melanjutkan perjuangan mereka menggapai asa dan cita.
Selain memperkenalkan sejumlah fakultas yang tersedia di Unikarta, warga Samboja ada baiknya juga memandang keberadaan Forkomas. Sebab cikal-bakal Forkomas berasal dari daerah itu. Mustahil organisasi itu ada tanpa dimulai dengan terbentuknya kecamatan Samboja terlebih dahulu.
“Hitung-hitung pulang kampung juga kan. Meskipun namanya Forkomas, kami adalah ornganisasi yang fleksibel, kata sukuisme bukan kalimat yang kami junjung. terang Link, sapaan akrab Ramlianur
Pemuda yang terkenal ramah, pendiam, juga imut itu mempunyai tujuan yang sama dengan semua mahasiswa Unikarta. Kampus Ungu harus segera menghentakkan Indonesia, yang dalam hal ini bertindak sebagai konteks paling luas. Unikarta sesungguhnya mampu dan mempunyai mutu pendidikan yang tidak berbeda jauh dengan universitas lainnya. Kurang serta tidak opnimalnya sosialisasi selama ini, menjadi kambing hitam,” mengapa Unikarta jarang dijadikan hidangan ngerumpi oleh para ibu yang biasanya berkumpul setiap suami berangkat kerja.
 Sudut Unikarta Yang Sedang Direhab (Foto: ab) | |
|
|
alon mahasiswa dan mahasiswi mengaku belum mendapat informasi yang akurat, kalau di Tenggarong juga ada ladang ilmu yang bagus bernama Unikarta. Gedung kuliah itu siap menyalurkan bakat dari element mahasiswa dengan latar belakang yang berbeda pula. Bukti nyata tampak dengan dapat ditemuinya serangkaian proses pembangunan sarana-prsarana demi menyempurnakan wajah Unikarta. Sudut-sudut yang rusak diberlakukan renovasi, sementara yang belum ada serta dianggap perlu, mulai gencar dibangun.
Berbagai organisasi baik intern maupun ekternal kampus, merupakan “mangkok” yang akan menampung minat, mengembangkan kreativitas juga inovasi dari setiap anggotanya. Organisasi juga berfungsi mendidik serta mengarahkan anggota dalam menelusuri cita dan angan-angan yang beragam. Kerap dijumpai mahasiswa yang bingung mengenai kegiatan apa yang baiknya mereka geluti, disamping memperhatikan dosen yang sedang mengajar di ruang perkuliahan. Perolehan 24 SKS setiap tahun namun dangkal kemampun, sama saja bohong. Manusia itu hidup tidak hanya menggunakan teori saja, dan mahasiswa haruslah bisa membuktikan istilah yang disematkan padanya.
“Kegiatan ini sesuai dengan konsolidasi ideologi gerakan Forkomas dalam rangka membangun Kutai Kartanegara. Kami yakin sepenuh hati bahwa Unikarta berpotensi,” tuturnya
(
ab)