DPRD Kutai Kartanegara
Warta DPRD: Sempekat Keroan Kutai Bantu Korban KBU

Sempekat Keroan Kutai Bantu Korban KBU


Humas SKK, Nurhayati Touristiany, Ketika Menyerahkan Bantuan Kepada Korban (Foto: murdiansyah)
Musibah kebakaran yang melanda warga RT 10, Desa Kota Bangun Ulu (KBU), pada Kamis malam (4/5) lalu, direspon dengan cepat oleh “bubuhan urang Kutai” yang tergabung dalam Sempekat Keroan Kutai (SKK). Bahkan mereka menjadi organisasi pertama, yang menyerahkan bantuannya kepada para korban, dan meninjau langsung lokasi bencana.

Humas SKK, Nurhayati Touristiany Ssos (Ninis), yang turun langsung ke lokasi kejadian menjelaskan, apa yang mereka lakukan tersebut, merupakan bagian dari kepedulian terhadap penderitaan masyarakat. Kebakaran yang menghanguskan 44 rumah, dan menyebabkan 141 jiwa terpaksa mengungsi, serta kerugian ratusan juta rupiah itu, adalah sebuah insiden yang tidak dapat dikatakan kecil.

Sebagai organisasi yang bergerak di bidang sosial kemasyarakatan, SKK memang dituntut untuk bergerak cepat, dan sigap dalam merespon kejadian aktual di daerah. Seperti bencana kebakaran di KBU, bubuhan urang kutai tersebut, mampu mengumpulkan berbagai barang kebutuhan pokok, dalam waktu singkat. Seperti beras, mie instan, gula, teh, air bersih, dan minyak makan, untuk disumbangkan kepada para korban, pasca musibah.



Edy Mulawarman dan Nurhayati Touristiany, Ketika Meninjau Lokasi Kebakaran (Foto: Murdiansyah)
Salah seorang fungsionaris SKK, Edy Mulawarman yang turut menyerahkan bantuan kepada para korban, mengatakan, respon cepat dari pihaknya, adalah sebuah hal biasa dan memang harus dilakukan. Dan dalam memberikan bantuan tersebuyt, pihaknya tidak membutuhkan formalitas apapun. Hal itulah yang menjadi nilai lebih organisasinya dalam merespon, penderitaan masyarakat.

Edy juga sempat melontarkan kritik kepada para pejabat, yang terlihat lamban merespon penderitaan masyarakat, pasca kebakaran. Padahal di saat-saat seperti itu, kehadiran pejabat kabupaten sangat besar artinya, tidak hanya untuk memberikan bantuan materi, tetapi moril dan semangat juga sangat dibutuhkan para korban.

Mengenai penanganan warga pasca kebakaran, baik Edy maupun Ninis melihat, pentingnya pembangunan posko, sebagai tempat penampungan yang layak, agar korban tidak terlalu menderita ketika menempati lokasi penampungan. Untuk menjamin hak-hak dan kebutuhan para korban, apabila ada bantuan, pihaknya menyarankan untuk segera dilakukan pendataanm dan diadakan relokasi, pada lokasi yang lebih baik.



Besarnya Petaka, Membutuhkan Perhatian Serius Dari Pemerintah dan Elemen Daerah Lainnya (Foto: murdiansyah)
Menyinggung relokasi, hal itu perlu dilakukan guna menangkal musibah serupa yang selama akhir-akhir sering kali terjadi, dan penyebabnya sebagian besar lantaran padatnya lokasi pemukiman itu sendiri. Pemukiman dengan model rumah-rumah yang berdempetan, menyebabkan sulitnya pihak petugas pemadam, dalam menjinakkan api, belum lagi lokasi kebakaran memang jauh dari markas PMK yang hanya ada di kecamatan.

Berkaitan dengan faktor jauhnya markas pemadam dari kecamatan, Baik Ninis maupun Edy Mulawarman sama-sama menyarankan, agar Pemkab membangun sebuah unit pemadam di tiapo kecamatan. Maksudnya agar bahaya api dapat direspon lebih dini oleh petugas, sehingga tidak sampai menimbulkan bencana yang lebih besar. (rin)