Muara Badak, Keluhkan Jalan
Porsi anggaran di 2006, kecamatan Muara Badak sepertinya menerima alokasi pembangunan paling besar dibanding kecamatan lain. Sementara warga ini masih mengeluh keterbatasan infrastruktur jalan.
Sebagai salah satu kecamatan penyumbang devisa terbesar di Kaltim, teryata pembangunan di Muara Badak masih tertingal. Itulah pengakuan beberapa warga yang mengadu ke dewan dan berharap anggaran pembangunan infrastruktur jalan menjadi skala prioritas.
Jalan setapak, becek dan sulit terlewati merupakan kendala sehari-hari masyarakat Muara Badak melakukan aktifitas. Mayoritas mereka adalah petani yang hidupnya berharap dari hasil lahan pertanian, kesulitan kesulitan memasarkan.
Asad Suyuti Alwi, salah seorang warga Muara Badak I, ketika mendatangi Komisi II DPRD mengungkapkan mata pencaharian warga Muara badak di sektor pertanian. Bahkan sebagian besar warga telah memiliki lahan pertanian sendiri. Keterbatasan infrastruktur jalan, warga mengalami kesulitan mengangkut hasil pertaniannya.
“Lahan pertaniannya sudah ada, namun jalannya tidak mendukung,” kata Asad Suyuti.
Keberadaan jalan mulus tidak hanya di butuhan lingkungan para petani. Secara umum warga masyarakat sekitar sangat membutuhkannya.
”Kasihan anak sekolah yang harus melewati jalan becek,” katanya.
Rencana pemerintah memberdayakan lahan pertanian hanya jalan ditempat bila tidak didukung sarana transportasi yang memadai.
Kedatangan beberapa warga ini mendapat respon dari Anggota Komisi II yang duduk satu meja bersama perwakilan Dinas Pekerjaan Umum. Diakuninya, kondisi sarana trasnportasi di Muara Badak memang memprihatinkan. Tidak hanya di beberapa daerah pinggiran, badan jalan di perkotaan juga banyak yang belum tuntas penyelesaian. Sebagai penyumbang devisa terbesar bagi Kukar dan Kaltim, pemerintah dapat memprioritaskan pembangunan di daerah ini.
“Jalan poros juga belum diselesaikan,” kata Anggota Komisi II Gasman Gilir.
Terdapat dua jalan poros yang paling ditunggu-tunggu masyarakat yakni betonisasi dari Badak I menuju Badak Baru (masih dalam tahap pembangunan) dan penyelesaian pengerasan jalan Badak 5 menuju Badak 2.
“Panjang jalan 8 KM yang direncanakan, belum di selesaikan seluruhnya. Sementara wilayah ini banyak petani berharap dari hasil sawah,” katanya.
Sementara Herdianto dari Dinas PU, mengungkapkan akan memprioritaskan penyelesaian pembangunan jalan yang tidak hanya di Muara Badak. Berbagai kendala di hadapi pihaknya, khususnya menegenai mahalnya bahan-bahan yang diperlukan. Sehingga untuk aspirasi baru akan di tampung terlebih dahulu. Namun tidak menutup kemungkinan akan di bangun, apalagi di daerah yang telah memiliki lahan pertanian tentunya akan mendapat prioritas.
“Kita akan menyelesaikan pengerjaan tahun sebelumnya,” kata Herdianto.
Sementara wakil Komisi II Marwan SP menegaskan bahwa pembangunan dilakukan di seluruh kecamatan. Khususnya untuk Muara Badak, mulai dari simpang Bontang sampai dengan Marang Kayu sampai ke Muara Badak. Pemerintah telah mengalokasikan ratusam milyar dari APBD untuk pembangunan infrastruktur di daerah ini.
“Porsi anggaran terbesar ada di Muara Badak,” katanya.
(
Purwati.)