|
 |
Warta DPRD: Satelit Pemantau Kerusakan Alam
Satelit Pemantau Kerusakan Alam dprdkutaikartanegara.go.id - 18/05/2006 15:08 WITA
 Direktur BOS- Lestari, Willie Smith ketika memaparkan satelit radar yang dapat memantau kondisi alam (Foto: istimewa) |
| | |
GELOMBANG radar tidak hanya dikenal mampu menangkap sinyal suara, tapi juga dapat menangkap gambar berupa obyek alam yang dipantau dengan menggunakan getaran teknologi berupa satelit radar.
Kecanggihan gelombang radar tersebut yang kini sedang hangat dikampanyekan Borneo Orang Utan Survival (BOS) Samboja Lestari, sebuah yayasan yang bergerak pada pelestarian dan rehabilitasi alam, di Kecamatan Samboja, untuk memantau lingkungan hidup dan alam di Kaltim.
Bekerjasama dengan Badan Antariksa Uni Eropa, BPPT dan LAPAN. BOS-Samboja Lestari rencananya akan mempresentasikan hasil uji coba teknologi baru berupa operasional satelit radar. "Rencananya acara itu akan di hadiri oleh para pakar satelit seluruh dunia pada bulan September nanti," papar Willie Smith, di depan Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Prof DR Syaukani HR MM ketika berkunjung ke area Samboja Lestari, belum lama ini.
Satelit yang dikembangkan yayasan BOS-Samboja Lestari terbilang memiliki kecanggihan teknologi tersendiri. Betapa tidak, rakitan satelit tidak lagi menggunakan sistem foto yang secara konvensional telah banyak dipakai, melainkan dengan memanfaatkan gelombang radar sebagai penangkap obyek data, kondisi riil keseluruhan alam Kalimantan dapat dipantau, termasuk praktek illegal loging. "Termasuk kelebihan sistem satelit tersebut adalah mampu menembus awan dan hujan," terang Willie, yang juga Direktur BOS-Samboja Lestari.
 Kawasan BOS-Samboja Lestari di Kecamatan Samboja, Kutai Kartanegara (Foto: istimewa) | | | |
Melihat kondisi alam Kalimantan yang masih tampak belum terjamah, memang selayaknya untuk terus dipantau, termasuk penebangan hutan dan penambangan liar. Adanya teknologi radar tersebut juga dapat pula digunakan untuk mendapatkan data dan aktivitas yang berkaitan dengan lingkungan hidup dengan cepat.
"Ini adalah teknologi masa depan untuk memantau lingkungan hidup," tutur Willie. Jika menggunakan satelit foto, pengoperasiannya untuk mendetaksi alam tidaklah efektif, apalagi saat cuaca sedang berawan atau hujan, sangat tidak memungkinkan alat untuk bekerja."Bahkan ketika malam sekalipun. Dan biayanya juga cukup mahal" jelasnya.
Pengembangan teknologi "satelit pemantau alam" itu merupakan hasil kerjasama BOS dengan PT Starvision Indonesia. Melibatkan 20 orang ahli satelit yang bekerja untuk meneliti dan membuat terobosan teknologi, disasarkan satelit itu menjadi alat pemantau yang dapat mengetahi kondisi kerusakan lingkungan, serta melacak potensi kakayaan alam yang ada di perut bumi Kalimantan.
 Willie Smith saat bersama Bupati Kukar Prof DR Syaukani HR MM (Foto: istimewa) | | | |
Willie yang memaparkan rencana presentasi uji coba dan kampanye satelit pada bulan September tahun ini, mengharapkan kepada Bupati Kukar yang ketika itu berkesempatan mengunjungi kawasan BOS-Samboja Lestari, untuk dapat membuka presentasi satelit yang rencananya akan dihadiri pakar dari bebarapa negara. "Kami berharap pada acara itu Bupati Kukar dapat membuka acaranya,"ungkap Willie langsung dihadapan Bupati.
(gu2n)
|
|
|
 |
 |
|
 |
|
 |
|
|
 |
|
Pimpinan dan Segenap Anggota DPRD Kukar

Selamat Ulang Tahun Ke 43 AKBP HERI ROSENA SH,. S.I.K,.M.SI Kapolres Kabupaten Kutai Kartanegara |
|
|
|
|
 |
Fotografer: murdian |
|
|
|