DPRD Kutai Kartanegara
Warta DPRD: "Kukar Seperti Brunei Darussalam", Pemkab Gunung Mas Kalsel Belajar ke Tenggarong

"Kukar Seperti Brunei Darussalam", Pemkab Gunung Mas Kalsel Belajar ke Tenggarong

Sebagai daerah yang baru dimekarkan, Kabupaten Gunung Mas Kalimantan Selatan (Kalsel) tampaknya harus banyak belajar dari kabupaten lain. Dan pilihan mereka ternyata tepat, karena rombongan Pemkab Gunung Mas belajar ke Kutai Kartanegara (Kukar).

Kemarin, dipimpin langsung Wakil Bupati Hambit Bintih beserta Muspikab lainnya, rombongan ini berkunjung ke Tenggarong, diterima Wakil Bupati Kukar Drs Samsuri Aspar di Pendopo Odah Etam.

Dalam kunker itu terungkap, Kabupaten Gunung Mas yang baru saja dimekarkan tahun 2002 lalu serta menjalankan roda pemerintahan selama 2 tahun, rupanya bakal menghadapi hambatan cukup luar biasa. Pasalnya, apabila daerah tersebut belum bisa mandiri dengan sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM), maka bakal kembali menjadi kecamatan.

"Inilah yang membuat kami harus belajar banyak dari Kutai Kartanegara yang memiliki pembangunan cukup maju. Apa gunanya belajar ke Jakarta atau luar negeri sekalipun kalau masih ada daerah seperti Kukar," kata Hambit memuji geliat pembangunan 5 tahun terakhir yang dipimpin Bupati Syaukani.

Masalah demi masalah pun dibeberkan Hambit. Mulai dari fasilitas jalan poros Kota Gunung Mas sepanjang 700 Km yang sama sekali belum teraspal, hingga habisnya kekayaan SDA berupa hutan digasak oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Sedangkan SDA berupa tambang batubara dan uranium dan lainnya belum jelas kapan akan bisa dilakukan penambangan dan hasilnya dinikmati masyarakat.

Akibatnya, kabupaten yang jumlah pendudukanya sekitar 83 ribu jiwa, terpaksa bersabar menunggu terobosan-terobosan baru dari kepemimpinan Pemkab Gunugn Mas yang mulai berkembang ini. "Sesuai dengan ketentuan UU nomor 5 tahun 2002 tentang ketentuan daerah kabupaten pemekaran, diberikan kesempatan 3 tahun untuk berkembang. Tapi kalau tidak bisa, maka akan kembali dijadikan kecamatan. Berarti, kesempatan kami tinggal 1 tahun lagi untuk membangun, inilah tantangan besar yang kami hadapi," paparnya.

Dengan luas kawasan 10.800 Km2 dan pendapaan asli daerah (PAD) setiap tahunnya kurang dari Rp2 miliar, membuat aparatur daerah yang terdiri dari Pemkab dan DPRD Gunung Mas harus bekerja keras memikirkan masalah tersebut. "Kukar bagaikan Brunai Darusaalam-nya Indonesia yang kaya dengan sumber daya alam dan manusianya. Kami mau dijadikan 'anak angkat' dan belajar lebih banyak dari kabupaten terkaya dan mungkin akan terjadi bantuan dalam bentuk subsidi silang," harap Hambit.

Samsuri Aspar yang mendengar semua itu mengatakan, pihaknya siap memberi bantaun terhadap kabupaten yang masih berumur balita itu. "Kami siap melakukan koordinasi dan memfasilitasi perusahaan-perusahan dan menggaet investor untuk perkembangan daerah itu. Kami siap kok memberikan masukan dan bantuan," kata Samsuri singkat sembari masuk ke mobil dinasnya. (*/zwf)
(www.kaltimpost.web.id 11-11-04)