DPRD Kutai Kartanegara
Warta DPRD: Diperlukan Mata Lain Menilai Kukar

Diperlukan Mata Lain Menilai Kukar


(Foto: )
DENGAN arif, Bupati Kukar Prof DR H Syaukani HR minta agar program yang dijalankan oleh pemerintahannya dikritisi. Ia mengutip pendapat seorang Filsuf Islam, Ahmad Bin Muhammad “Diperlukan mata lain untuk memandang diri kita, untuk menilai kita.”

Menurut Syaukani, apa pun hasil yang telah dicapai. Program yang bagaimana pun telah diwujudkan, maupun yang tengah dilaksanakan, tentunya tak dapat berjalan apabila tanpa pengawasan dari semua lapisan masyarakat. Karena itu pemerintah daerah memerlukan dukungan semua lapisan masyarakat. Saling mengisi, bahu membahu dan kompak dalam mewujudkan masyarakat berkualitas, maju, mandiri dan sejahtera. Berikut wawancara H Darkoni dari Garda Rakyat dengan Bupati H Syaukani HR, dua hari setelah penyampaian Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) 2005, pekan lalu.


Bila Kukar masih memerlukan mata lain. Itu artinya perlu orang-orang kritis untuk mengkritisi pembangunan di daerah ini. Lantas, apakah tidak gerah bila sering didemo oleh pihak yang kritis?



(Foto: )
Sejak periode pertama saya jadi bupati. Saya tak pernah alergi dikritik atau pun didemo. Itu artinya saya membuka diri dikiritisi oleh siapa pun. Bahkan bila ada pejabat (staf, Red) yang alergi atau gerah dikritik, saya langsung tegur pejabat bersangkutan. Bahkan tidak jarang saya mutasi ketempat tugas lain.




Kalau kritiknya bersifat tendensius?

Kami pasti tak akan layani. Anda tahu sendirikan, tak ada gunanya melayani yang tendensius yang sifatnya hanya memojokkan, hanya akan membuang energi. Yang kami butuhkan kritik membangun. Kritik yang sesuai dengan fakta di lapangan.
Saya sangat butuh kritik. Ini tak lain untuk memperbaiki yang bengkok-bengkok. Bila yang bengkok dibiarkan, tentunya akan merusak tatanan pembangunan yang lainnya untuk daerah ini. Karena itulah saya selalu terbuka menerima kritik, asal saja kritik yang tidak tendensius.

Bahkan kami menempatkan kotak-kotak merah di tiap kecamatan. Ini supaya masyarakat di desa-desa atau siapa saja bisa dengan mudah menyampaikan kritik atau pun pengaduan tentang pelaksanaan pembangunan yang bengkok. Tiap kritik, pengaduan selalu kami sikapi, kami tindaklanjuti. Itulah perlunya mata lain menilai kinerja aparatur pemerintah.

Jadi pengkritik di daerah ini sangat mendapat tempat, ya?

Itu jelas dan pasti. Adakah selama ini saya mempermasalahkan atau melaporkan para pengkritik ke jalur hukum. Selama ini saya selalu lapang dada menerima pengkritik. Bahkan sekali lagi saya tegaskan, saya sebagai bupati sangat membutuhkan orang-orang kritis yang memiliki kritik. Baik itu mahasiswa, LSM, ormas, masyarakat umum dan siapa saja. Orang-orang inilah yang saya maksudkan sebagai mata lain itu.



(Foto: )
Perlu mata lain untuk melihat, apakah mata aparatur sendiri kurang tajam?

Cukup tajam, tapi yang namanya banyak orang, ada saja mata yang tajam dari aparatur tadi disimpangkan ketajamannya. Karena itu, untuk mencegah menyimpangan, diperlukan mata lain sebagai pengawas, sebagai penilai.

Adakah aparatur yang telah terbukti menyalahgunakan ketajaman mata dalam menyimpangan keuangan misalnya?

Ada. Pelakunya sudah disidik. Bahkan sudah ada yang ditetapkan sebagai tersangka dan diadili di pengadilan. Ini ampuhnya mata lain yang menjadi penilai dan pengawas, ia tak pandang bulu dalam melakukan penilaian dan pengawasannya.
Kami bahkan dalam memerlukan mata lain ini, bekerjasama dengan sejumlah pihak yang profesional untuk melakukan pengawasan. Sedikitnya ada dua lembaga konsultan yang kami jadikan mata guna melakukan penghematan dan penyelamatan anggaran pembangunan. (dar)