DPRD Kutai Kartanegara
Warta DPRD: Strategi Hapus Kemiskinan

Strategi Hapus Kemiskinan


Bupati Kutai Kartanegara Prof Dr H Syaukani HR MM (Foto: hans/dian)
ANGKA kemiskinan di Kukar masih sekitar 12,5 persen dari jumlah penduduk sekitar 600 ribu jiwa. Bahkan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan data angka kemiskinan di Kukar 13,62 persen atau 112.560 jiwa. Ada pun yang sangat miskin 17.674 rumah tangga.

BUPATI Kukar Prof DR H Syaukani HR tidak membantah, di daerahnya masih ada masyarakat yang tergolong miskin. Karena itu ia bertekad menghapus kemiskinan tersebut melalui beberapa program pembangunan. Ia juga kembali mengingatkan aparatur di bawahnya, bahwa dalam menghapus kemiskinan mesti ditangani secara bersama-sama.

“Strategi penghapusan kemiskinan jadi pedoman perencanaan bagi seluruh stake holder pembangunan,” tegas Syaukani dalam beberapakali pertemuan dengan para kepala dinas di Tenggarong baru-baru ini.

Mengoptimalkan penggarapan lahan-lahan kosong yang selama ini tidur, merupakan salah satu langkah untuk mengentaskan kemiskinan. Lahan-lahan tidur di Kukar jauh lebih luas dibanding lahan-lahan yang sudah tergarap. Lahan-lahan tidur ini mesti dibangunkan supaya mendatangkan manfaat bagi rakyat. Kelak melalui pengoptimalisasian lahan tidur, sumber pangan di daerah ini dengan sendirinya bertambah.



(Foto: gu2n)
Kemudian pengembangan pertanian, juga merupakan strategi penghapusan kemiskinan yang mesti dijalankan. Melalui teknologi budidaya dan pengembangan pertanian modern yang berkesinambungan, bisa dipastikan yang namanya kemiskinan bakal angkat kaki dari daerah ini. Ditambah dengan pengembangan sentra produk pertanian, produk perikanan, peternakan, perkebunan dan lainnya, jelas akan sangat membantu mempercepat penghapusan kemiskinan di masyarakat.

“Untuk menciptakan semua itu, seluruh dinas dan lembaga pemerintah mesti saling bahu membahu. Koordinasi dengan baik untuk menjalankan strategi-strategi yang sudah disepakati. Bila hanya berpangku tangan, atau menunggu arahan, bisa dipastikan strategi itu tidak bisa jalan maksimal,” ujar Syaukani mengingatkan. (kon)