Akibat Eksploitasi Alam Berlebihan
 Keadaan Desa Purwajaya usai banjir (Foto: dian) |
|
|
|
MASYARAKAT Desa Purwajaya sebelumnya tak pernah menyangka. Jika hujan yang reda sekitar pukul 18.00 sore itu kemudian berakhir dengan luapan banjir.
Memang tidak ada korban jiwa dalam musibah itu. Tapi tidak sedikit pula kerugian materi yang dialami penduduk setempat. Namun trauma tidak dapat dilepaskan begitu saja dibenak masyarakat. Perlu ada penyikapan dan penanggulangan terhadap banjir di desa tersebut dan beberapa daerah lainnya yang kerap menjadi langganan banjir.
Bencana alam memang sukar untuk diprediksikan. Dan bahkan datangnya pun tiba-tiba. Demikian halnya dengan musibah banjir di Desa Purwajaya. Sebelumnya kita pun tidak pernah menyangkanya. Desa yang terletak di Kecamatan Loa Janan tersebut kemudian terendam air bah banjir.
 Banjir "mendadak" juga kadang datang dipinggiran Kota Tenggarong (Foto: istimewa) | |
|
|
“Melihat kejadian yang menimpa Desa Purwajaya, kita hendaknya dapat mengambil hikmah dari bencana yang terjadi. Dan yang terpenting lagi, pemerintah dan masyarakat dapat menjadikannya sebagai pelajaran berharga untuk mengantisipasi musibah yang sama dimasa mendatang”,ujar Drs H Syamsuri Aspar, Wakil Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) dalam kesempatannya.
Dan agar tidak terulang lagi, Syamsuri berharap, kedepannya kita harus selalu tanggap dan mempelajari pelbagi hukum alam yang bila dieksploitasi secara berlebihan, akan berdampak buruk pada kehidupan manusia itu sendiri.
Tak jauh berbeda, harapan senada pun pernah dilontarkan Anggota Komisi III DPRD Kukar, H Zainuddinsyam. Menurutnya, bencana alam yang terjadi didaerah ini pada dasarnya tidak dapat dilepaskan begitu saja dari kerusakan hutan. Untuk itu, diantara penanggulangannya, kurangi praktek illegal logging yang dilakukan para oknum yang tidak bertanggungjawab. “Penebangan hutan secara liar akan berdampak pada naiknya debet air, terutama diwilayah hulu Sungai Mahakam”,jelasnya. (
gu2n/dian)