DPRD Kutai Kartanegara
Warta DPRD: Safari Ramadhan, Menjalin Silaturahmi

Safari Ramadhan, Menjalin Silaturahmi


Ramainya safari Ramadhan di Kecamatan (Foto: sahrin)
Memasuki Ramadhan, baik eksekutif maupun legislatif, biasanya melakukan kunjungan ke berbagai pelosok desa, menjalin silaturahmi dengan rakyat. Kegiatan ini biasanya dinamakan Safari Ramadhan.

Bagi pemerintah kesempatan itu biasanya dijadikan sebagai sarana mengetahui kondisi rakyat, sejauh mana pembangunan yang diprogramkan menjangkau pelosok desa. Selain itu juga menjadi media untuk menyampaikan prestasi pemerintah, dan sosialisasi berbagai program yang akan dilaksanakan.



Anggota Komisi I Saiful Aduar SPd Juga Bersafari Ramadhan (Foto: Sahrin)
Demikian pula dengan legislatif, ada silaturahmi tahunan yang dilaksanakan baik secara lembaga maupun secara perorangan. Kembar tapi tak sama, meskipun sama-sama menjalin komunikasi dengan rakyat, namun bagi legislatif, Safari Ramadhan dilaksanakan secara lebih dinamis lagi.

Safari Ramadhan legislatif, biasanya dilakukan dalam suasana dialog yang lebih hangat. Masyarakat lebih berani berbicara kepada wakilnya dibanding dengan pemerintah, apalagi safari dilaksanakan secara perseorangan, sehingga lebih banyak disorot, baik lebih maupun kurangnya perjuangan seorang Anggota Dewan.



Asisten IV H Gufron Yusuf SH Menyerahkan Bantuan Pemkab (Foto: Sahrin)
Hal demikian itu pula yang biasanya menjadikan suasana lebih hidup, silaturahmi yang agak hangat kemudian terjalin, keakraban antan rakyat dan wakilnya. Bagi seorang Anggota Dewan yang benar-benar dipilih rakyat, dengan segala kapasitas ilmu yang dimilikinya, biasanya Safari Ramadhan menjadi event yang dirindu-rindukan.

Ramadhan tidak hanya meningkatkan kadar ibadah seseorang, tetapi juga meningkatkan kualitas silaturahmi. Saling berbagi, saling memberi, dan saling mengerti, rakyat sangat suka diasuh dan diperhatikan, sehingga terkadang menimbulkan keterbukaan yang dalam ketika Safari Ramadhan dilaksanakan.

“Saya selalu menjalin silaturahmi dengan konstituen pada hari-hari biasa, tetapi pada Bulan Ramadhan, silaturahmi itu menjadi istimewa dan berpahala,” kata Faturahman Anggota Dewan dari Zona Muara Badak, Marangkayu, dan Anggana.

Upaya menjalin silaturahmi itu pula yang kemudian menjadikan seorang Faturahman rela menempuh perjalanan jauh, untuk mengunjungi Desa Muara Pantuan yang terletak di tepi Laut Sulawesi. Rakyat memang mesti dibahagiakan, bukan dijauhi karena tidak yang perlu dicemaskan apabila seorang warga masyarakat, menyampaikan aspirasinya.

Hal sama juga dirasakan Saiful Aduar SPd, Anggota Dewan dari Zona Muara Kaman, Sebulu, dan Tenggarong Seberang. Ada kenikmatan ibadah apabila menemui masyarakat di bulan suci, karena pada bulan itu biasanya memiliki keinginan untuk bertatap muka dengan wakilnya.

“Saya bersama-sama teman anggota dari zona tiga, mendapat undangan warga Muara Kaman untuk bersafari, dan ini adalah hal yang saya tunggu guna menjalin komunikasi dengan rakyat,”ungkapnya.

Lantas bagaimana bai seorang wakil rakyat yang muslim, namun tidak menggunakan sedikitpun 30 hari Ramadhan untuk bersilaturahmi dengan warganya? Baik Saiful maupun Faturahman menjawabnya. Karena silaturahmi memang tergantung pada setiap orang mau dilaksanakan atau tidak.

Namun seperti diungkapkan salah seorang Ustad yang menyertai Safari Ramadhan Faturahman Ke Muara Pantuan; silaturahmi adalah salah satu yag mempererat persaudaraan, sesuai Sunah Rasulullah. Dan Rasul sangat benci kepada mereka yang memutuskan silaturahmi. (rin)