DPRD Kutai Kartanegara
Warta DPRD: Jelajahi Aspirasi Di Marangkayu

Jelajahi Aspirasi Di Marangkayu


Mengisi buku tamu di SLTPN 2 Marangkayu (Foto: Sahrin)
Terkait dengan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005, Tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah, DPRD Kutai Kartanegara membentuk empat tim Komisi Gabungan, yang terjun langsung ke berbagai kecamatan untuk menyerap aspirasi. Salah satu tim yang dinamai Tim 4, bahkan menjelajahi separuh dari Kecamatan Marangkayu.

Seperti dikatakan Koordinator Lapangan Tim 4, HM Irkham yang juga Wakil Ketua Komisi III, Sabtu (9/12). Pihaknya tidak menyia-nyiakan waktu yang singkat ini. Ketika mendapatkan tugas, pihaknya langsung saja bertekad untuk menyerap aspirasi sebanyak mungkin, di kecamatan pesisir itu, guna disampaikan pada panitia anggaran yang tengah bekerja keras menyiapkan Rancangan Pengeluaran dan Belanja Daerah (RAPBD) 2007.



Mengunjungi Masjid At Taqwa Desa Kersik Marangkayu (Foto: Sahrin)
Tercatat ada 4 desa yang dikunjungi tim, yakni Desa Sebuntal, Desa Bunga Putih, Desa Semangko, dan Desa Kersik. Dari keseluruhan pertemuan yang ada akhirnya tercatat beberapa aspirasi, yang memang selalu mendengung dan menjadi persoalan sehari-hari di tengah masyarakat.

Aspirasi-aspirasi primer masyarakat setempat, adalah persoalan yang berkisar dari masalah listrik yang hanya mengalir pada malam hari, sarana air bersih yang tidak kunjung optimal. Sampai kepada persoalan pendidikan, di mana ada sekolah yang lumayan maju kurikulumnya, tetapi kekurangan pasokan listrik, dan tidak memiliki meja kursi untuk guru secara lengkap.

Ada pula desa yang cukup maju dengan komoditi karetnya hingga menghasilkan omzet Rp700 juta perbulan, dan memberikan pendapatan bersih perkeluarga Rp1,5 juta perbulan. Tetapi dilanda kebingungan akan status kepemilikan, dan pembinaan mereka yang saat ini tidak berjalan.



Memeriksa Fasilitas Pendidikan di Marangkayu (Foto: Sahrin)
Untuk status kepimilikan, sertifikat lahan masih ada di Bank Mandiri, merupakan warisan BTPN, dan Bank Exim yang dahulu mengelola usaha mereka. Saat ini rata-rata jumlah setoran warga kepada bank, hanya berkisar Rp2juta. Namun kepastian kepemilikan belum didapat petani.

Selain itu, optimalisasi bantuan bagi rumah ibadah juga mengemuka, sebagai aspirasi utama bidang kerohanian. Seperti perbaikan Masjid At Taqwa yang berada di Desa Kersik, meskipun telah mendapatkan bantuan Dana Gerbang Dayaku Rp70 Juta dan Bansos Rp15 juta, namun perbaikan belum selesai, terutama pada bagian atap.

Untuk berbagai aspirasi yang telah disampaikan tersebut, HM Irkham menegaskan, pihaknya akan menyampaikan pada Panitia Anggaran, dan berusaha sedapat mungkin untuk memperjuangkannya. Namun pihaknya tidak dapat memastikan apakah berbagai aspirasi yang diserap akan berhasil diperjuangkan atau tidak. (sahrin)