DPRD Kutai Kartanegara
Warta DPRD: Program Percepatan Pembangunan Fisik Sekolah

Program Percepatan Pembangunan Fisik Sekolah


Dengar Program Pendidikan Disdik (Foto: yeni)
RAPAT dengar pendapat (hearing) mengenai program pendidikan di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Rabu pagi ini(14/2) , berlangsung di Ruang Panmus Kantor DPRD Kabupaten Kukar. Hearing tersebut menghadirkan sejumlah pejabat dinas intansi terkait Dinas Pendidikan (Disdik) Kukar dan mahasiswa serta eleman masyarakat. Sedangkan dari pihak anggota dewan tampak hadir, Drs HM Irkham, H Salehuddin, Jumarin Tripada dan Sutopo Gasip MPd.

Dalam pembahasan dengar pendapat tersebut, Disdik Kukar memaparkan pelbagai program pendidikan, yang diantaranya percepatan perbaikan fisik sekolah, peningkatan kualitas guru dan pelbagai program penunjang lainnya. “Kita berharap dengan alokasi anggaran pendidikan 20 persen program peningkatan mutu pendidikan di daerah cepat dapat diwujudkan,”papar Drs Achmad Ripai, ketika mempersentasikan program pendidikan.

Hadar, yang saat itu mewakili Kepala Disdik Bahrul yang tidak dapat hadir dalam hearing tersebut, mengatakan, alokasi anggaran pendidikan 20 persen itu telah menjadi komitmen Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kukar. “Drs H Samsuri Aspar MM dalam kesempatannya pernah menyatakan tekadnya untuk mendukung penganggaran dana pendidikan sebesar 20 persen,” ucap Ripai mengutip pernyataan wakil bupati Kukar, itu.



Berharap tidak ada lagi sekolah rusak (Foto: yeni)
Seperti dipresentasikan Ripai, prioritas program pendidikan dengan alokasi anggaran 20 persen adalah perbaikan fisik sekolah dan pembenahan infrastruktur pendidikan lainnya. “Ini akan menjadi program skala prioritas,” ucapnya.

Sementara itu, dari kalangan mahasiswa, menilai, bahwa program pendidikan yang dipaparkan Disdik dan termasuk dinas teknis masih belum menyentuh hal mendasar dari problem pendidikan di daerah ini. Junaidi, Ketua Perhimpunan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Kukar mengatakan, “Hendaknya pihak terkait jangan hanya memfokuskan perbaikan infrastruktur pendidikan diperkotaan saja”.

Dia mengungkapkan, masih banyaknya sekolah mirip kandang sapi diwilayah pedalaman Kukar adalah potret betapa perhatian pemerintah daerah terhadap pendidikan masih minim. “Kita tidak menginginkan program yang muluk-muluk, tapi yang riil saja lah. Kita hanya berharap anggaran sebesar itu tidak ada lagi bangunan fisik sekolah mirip kandang sapi,” ujarnya.

Selain itu, perwakilan mahasiswa lainnya, seperti Efri Novianto, mengatakan, “Tidak saja soal pembenahan fisik sekolah saja yang perlu direhap. Tapi juga yang tidak kalah penting lagi adalah peningkatan kualitas pengajar”. Menurutnya, tenaga pendidik berkualitas jauh lebih penting dari bangunan sekolah yang mengah.



Prioritaskan pembangunan fisik sekolah dan peningkatan kualitas pengajar (Foto: yeni)
Sebenarnya tidak saja soal pembenahan fisik sekolah dan tenaga pengajar yang mendasak untuk dibenahi oleh pemerintah daerah. Tapi juga yang kiranya juga perlu untuk dibenahi pemberian beasiswa kepada setiap mahasiswa di daerah ini. Drs HM Irkham mengusulkan, agar pemberian beasiswa kepada mahasiswa tidak lagi dalam bentuk cash. Tetapi dalam bentuk barang. “Contoh seperti untuk pembayaran SPP, uang beasiswa langsung disalurkan kepihak universitas. Ini sekaligus menghindari penyalahgunaan beasiswa dikalangan mahasiswa,” ujarnya. (gu2n)