Relokasi Tidak Jadi, Kebakaran Bangun Lagi
 Anggota DPRD Kukar asal Kecamatan Muara Badak, Fathur Rachman (Foto: Sahrin) |
|
|
|
Warga Kecamatan Muara Badak, khususnya yang bermukim di sekitar lokalisasi Badak IV, mulai dilanda kesal. Pasalnya rencana relokasi bisnis arena bisnis cinta sesaat itu seperti beku dihujani salju, tidak ada langkah nyata baik dari kecamatan maupun Pemerintah Daerah untuk memindahnya sesuai kesepakatan antara warga dan para pimpinan lokalisasi.
Seperti dikatakan H Fathur Rachman Anggota Komisi II dari Kecamatan Muara Badak, pasca kebakaran besar yang menghanguskan hampir seluruh wisma dan beberapa rumah warga beberapa pekan lalu, relokasi ternyata hanya menjadi bahan pembicaraan pada tingkat rakyat.
Bukan hanya relokasi yang tidak pernah menjadi kenyataan, pasca kebakaran beberapa pemilik wisma kini telah mendirikan bangunan baru di lokasi yang sama. Hal itu menjadi sebuah cerminan lemahnya tingkat sensitivitas pemerintah terhadap kepentingan rakyat, sekaligus menjadi bukti tidak seriusnya niat para pebisnis lokalisasi untuk pindah pada lokasi baru yang telah diberikan salah seorang warga secara cuma-cuma.
Beberapa waktu lalu ketika pembicaraan untuk relokasi masih dilakukan, para pemilik wisma mengaku siap pindah ke lokasi baru, asalkan mereka dibangunan wisma oleh pemerintah daerah. Alasannya karena mereka tidak memiliki dana yang cukup untuk membangun wisma baru.
 Anggota komisi IV DPRD Kukar, Jumarin Thripada (Foto: Sahrin) | |
|
|
Namun kemudian rencana dan kesepakatan antara warga dan pemilik wisma tidak menjadi kenyataan. Bahkan respon positif Komisi IV yang membuahkan rekomendasi dewan kepada Bupati untuk merelokasi Badak IV akhirnya beku ditengah jalan. Padahal lokasi baru yang jauhnya kurang lebih 11 Km dari perkampungan itu telah di land clearing oleh Vico.
Kebakaran besar kemudian membuktikan tiadanya niat para pemilik wisma untuk pindah ke lokasi baru. Buktinya mereka kemudian membangun kembali di loaksi baru pasca kebakaran. Jika memang ingin pindah tentunya setelah kebakaran itulah saatanya untuk membangun di tempat baru.
Mengenai tidak konsistennya para pemilik wisma dan lambannya respon pihak berwenang terhadap persoalan ini, Fatur Rachman juga menegaskan, pihaknya sangat menyayangkan kelemahan pemerintah dalam menangkap moment kali ini.
Padahal dirinya telah mendapatkan banyak masukan masyarakat yang ingin penutupan lokalisasi pasca kebakaran. Bahkan banyak aspirasi yang menginginkan eks lokalisasi itu untuk diubah sebagai pasar saja, sehingga warga memiliki pusat ekonomi baru.
Berkaitan dengan aspirasi yang disampaikan Fathur itu, Ketua Komisi IV H Ali Hamdi ZA SAg, menegaskan pihaknya telah merespon secara maksimal aspirasi warga mengenai Badak IV. Terbukti dengan telah dilayangkannya surat resmi dewan kepada Pemkab guna meminta percepatan relokasi beberapa waktu. “Namun bila akhirnya terjadi kelambanan atau tiada realisasi di lapangan, itu memang bukan kuasa kami lagi,” kata Ali.
Anggota Komisi IV lainnya, Jumarin Thripada menanggapi persoalan itu mengatakan, secara pribadi dan sebagai Anggota Komisi dirinya prihatin dengan lambannya berbagai pihak menanggapi persoalan ini.
Anggota Dewan dar Partai Amanat Nasional (PAN) ini mengaku sangat mendukung ide masyarakat setempat untuk menutup lokalisasi dan mendirikan pasar di atasnya. Karena hal itu merupakan sebuah langkah maju dan menyehatkan moral warga setempat. Selama ini anak-anak mereka selalu diberikan visualisasi pergaulan yang tidak etis secara moral maupun agama. (
rin)